Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.
***
Typo Bertebaran
***
HAPPY READING
***
Selama tiga hari berturut-turut sudah banyak sekali yang berguguran dari pertandingan tersebut.
Kini bersisa 300 calon murid yang akan menyisihkan 200 orang untuk menjadi murid dari kedua akademi.
"Xia, akademi mana yang akan kau pilih?" tanya Fei Wei tiba-tiba.
"Tentu saja aku akan masuk ke akademi Qi Li, aku akan menjadi ahli obat terbaik sepertimu," jawabnya dengan penuh semangat.
Fei Wei yang melihat itu ikut bahagia, ia senang kini Xio Xia bisa santai dan menganggapnya teman bukan nona.
"Baiklah, mari kita melawan mereka!" semangat Fei Wei yang di angguki oleh Xio Xia.
Mereka berkumpul di lapangan yang cukup luas. Di depan mereka terdapat beberapa pendiri dan guru dari kedua akademi tersebut.
"Kini yang tersisa di antara kalian ada 300 orang, itu artinya 100 orang harus di singkirkan. Kalian akan dipisahkan terlebih dahulu sesuai dengan academi yang kalian pilih untuk melihat sisa orang yang harus disingkirkan," ucap pembawa acara.
Mereka dipisahkan sesuai dengan academi mana yang mereka minati.
"Ayo Fei kita kesana," ucap Xio Xia sambil menunjuk ke arah rombongan calon murid academi Qi Li.
"Tidak Xia, aku tidak ingin masuk ke akademi itu,"
Ucapan Fei Wei membuat Xio Xia terdiam, "Kenapa? Aku pikir kau akan memilih akademi itu melihat kemampuanmu dalam bidang pengobatan."
Fei Wei mendekati Xio Xia dan memeluknya.
"Masuklah ke akademi itu jika kau ingin. Kita tetap bisa bertemu sekali-kali meskipun berbeda akademi,"
"Tapi, aku tak ingin meninggalkanmu," mata Xio Xia mulai berkaca-kaca.
"Tak apa, mungkin ini saatnya kau harus meningkatkan kekuatanmu sendiri. Lagi pula kita msih terhubung satu sama lain, dan jangan lupa rencana kita,"
Xio Xia mengangguk, "Aku berjanji akan menjadi ahli alkemis setidaknya setara denganmu suatu hari nanti," ucapnya semangat.
Fei Wei hanya tersenyum dan mengangguk berharap ucapan Xio Xia bisa menjadi kenyataan.
Mereka berjalan berlawanan menuju ke rombongan setiap academi yang mereka minati, begitupun dengan calon murid yang lain.
Di akademi Ba Xian terdapat 165 calon murid, sedangkan di akademi Qi Li terdapat 135 calon murid.
Dari kejauhan, Xio Xia dan Fei Wei saling menguatkan. Meski tahu bahwa masing-masing dari mereka akan lulus, namun tetap saja mereka masih saling mengkhawatirlan satu sama lain.
Tanpa sengaja mata Fei Wei tertuju pada Rei yang sedang duduk bersama dengan para pendiri kedua akademi.
Karena ingin tahu, ia bertanya pada Li Miu yang berdiri di dekatnya.
"Kak Li, kenapa Rei malah duduk bersama orang tua itu? Dia kan juga peserta seperti kita?" tanya Fei Wei pelan.
"Mana mungkin sang putra mahkota menjadi salah satu peserta seperti kita ini Fei'er. Di ysianya yang masih muda ia telah menjadi orang yang sangat penting terlepas dari kenyataan bahwa ia adalah seorang putra mahkota dari kerajaan kita,"
"Dia merupakan salah satu pendiri yang mengumpulkan beberapa guru hebat di kedua akademi ini. Namun karena ia dari dulu tak ingin ikut campur, makanya jarang orang yang tahu tentang hal itu," lanjut Huan Zu yang memang sedari tadi memperhatikan kedua adiknya itu.
"Bagaimana mungkin ia menjadi pendiri akademi ini, bukannya akademi ini sudah ada berpuluh tahun yang lalu?"
"Benar, akademi ini telah ada berpuluh tahun lalu, namun sekitar 6 tahun yang lalu terjadi sesuatu yang menggemparkan kedua akademi ini, itulah salah satu alasan kenama dua tahun ini kedua academi tidak di buka dahulu," jelas Huan Zu.
Fei Wei memperhatikan putra mahkota yang sesekali menanggapi celoteh dari beberapa guru yang duduk di dekatnya dengan wajah dinginnya.
Tanpa Fei Wei sadari sedari tadi Rei juga sedang memperhatikannya dari kejauhan.
.
.
.
Akhirnya kini murid yang tersisa di masing-masing academi resmi menjadi murid dari academi yang mereka pilih.Banyak murid yang terluka akibat pertandingan yang mereka lakukan.
Berbeda dengan Fei Wei, Xio Xia, Li Mou, dan Huan Zu yang nampak baik-baik saja tanpa adanya luka sedikitpun.
"Selamat kepada para murid baru yang telah terpilih, kalian akan diberi masing-masign token sebagai tanda pengenal kalians ebhai murid dari akademi Ba Xian dan Qi Li,"
"Dengan token ini kalian akan bebas keluar masuk dari kerajaan ini,"
Ucap sang pembawa acara sambil menunjukkan token berwarna biru berukiran emas.
Seluruh murid baru mendapatkan token yang sama dengan pembawa acara, namun di bagain ujung kirinya terdapat identitas bahwa mereka berasal dari akademi mana.
"Sudah ku katakan kan bahwa kita akan berhasil," ucap Li Mou semangat sambil menyeringai ke arah Huan Zu.
Huan Zu hanya diam tidak menanggapi adiknya yang satu itu, sedangkan Fei Wei fokus memperhatikan sekelilingnya.
Ia melihat begitu banyak wajah-wajah baru yang mungkin akan ia temui nantinya selama berada di akademi itu.
Matanya tertuju pada seorang gadis yang sempat ia lihat tadi bersama Xio Xia.
"Sepertinya kehidupanku disini akan penuh drama, menarik," ucap Fei Wei menyeringai.
.
.
.
Tbc......Sorry guys aku beberapa minggu ini gak up karena lagi sibuk KKN hehehe
Semoga aja aku bisa bikin beberapa part dalam mingg ini untuk menebus jadwal up ku kemarin kemarin
Sekali lagi maaf untuk kalian yang menunggu cerita ini
Selamat membaca..... :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi
FantasyFollow dulu baru baca Jangan lupa kasih vote oke Cerita ini adalah karangan asli yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku. Cerita yang sangat umum di jumpai dengan tema yang sama. ***** Sejak kecil Lu Fei Wei anak dari Jendral Lu selalu ditindas o...