30

2.2K 300 6
                                    

Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.

***

Typo Bertebaran

***

HAPPY READING

***

Hirup piruk keramaian kota terdengar begitu jelas.

Karena di pusat kerajaan ini memang tidak pernah mati bahkan pada saat malam hari.

Bangunannya yang tertata rapih dan jalanannya yang tidak terlalu sempit sehingga para pejalan kak masih bisa lewat ketika ada kendaraan.

Rombongan mereka telah sampai di kota Qian, pusat kerajaan Ra Quan.

Sebelum menjalankan misi, mereka terlebih dahulu mendatangi kerajaan.

Semua murid yang baru datang kesini tercengan melihat begitu megah dan luasnya bangunan kerajaan tersebut.

Bahkan Fei Wei juga ikut terkagum-kagum.

"Wah Fei, kerajaan ini sungguh indah dan luas, apakah kau sering kesini?" tanya Di yang tidak bisa melepaskan pandangannya dari indahnya bangunan tersebut.

"Entahlah Di, aku juga tak tahu. Mungkin dulu aku pernah kesini," ucap Fei Wei sekedarnya. Ia tak memiliki memori apapun tentang kerajaan ini.

Rei membawa mereka menuju aula yang dikhususkan untuk menjamu para tamu.

Disana sudah tersedia beberapa meja untuk mereka dan berbagai jenis makanan yang sepertinya lezat-lezat.

Terlihat sang raja dan permaisuri serta beberapa jendral yang Fei Wei ketahui. Bahkan ayah dan pamannya juga turut hadir menyambut mereka.

"Wah aku merasa menjadi orang yang sangat penting bisa di sambut oleh petinggi di kerajaan ini," ucap Di kembali.

"Aku juga Di, bahkan jendral-jendral terkenal berkumpul untuk menyambut kita," sambung Han.

Fei Wei hanya diam dan memperhatikan sekitarnya.

Mereka diizinkan untuk mengambil tempat yang telah disiapkan.

"Selamat datang kepada semua murid dan petinggi dari akademi Ba Xian. Kami sangat senang akan kehadiran kalian ke kerajaan kami. Tidak banyak yang ingin kami sampaikan, semoga kalian senang selama berada disini, silahkan dinikmati hidangannya," ucap sang raja menyambut kedatangan mereka.

Mereka menikmati hidangan dengan hikmat sambil berbincang.

"Fei'er bisa ikut ayah sebentar?"

Jendral Lu menghampiri Fei Wei yang sedang asyik mengobrol dengan teman-temannya. Sontak ketiga temannya terkejut mendengar jendral yang sangat terkenal akan ketegasan dan kekejamannya itu memanggil dirinya ayah.

"Iya ayah," ucap Fei Wei lalu mengikuti jendral Lu meninggalkan ketiga temannya dengan penuh tanda tanya.

Jendral Lu membawa Fei Wei menuju ke taman belakang dekat aula perjamuan. Disana terlihat sepi namun indah dimalam hari.

Jendral Lu memeluk anaknya itu dengan lembut. Ia sangat merindukannya dan merasa kehilangan.

Biasanya ketika ia pulang, ia akan mengunjungi anaknya tersebut secara diam-diam di tengah malam, namun kemarin sungguh berbeda karena ia tidak menemukan sosok anaknya tersebut.

Anaknya yang dahulu disebut-sebut sebagai anak yang tidak berguna, lemah, dan tidak bisa berkultivasi, justru kini menjadi salah satu murid dari akademi impian semua orang.

Ia tahu bahwa orang-orang selalu menjauhi bahkan menghinanya. Dan diam-diam ia memberikan balasan kepada setiap orang yang menghina putrinya itu.

"Apakah kau betah berada di akademi itu Fei'er? Bilang kepada ayah jika ada yang menyakitimu," ucap jendral Lu.

"Tidak ayah, aku baik-baik saja. Disana aku mendapat teman baru dan juga ada kak Li Mou dan kak Huan Zu yang menjagaku,"

"Syukurlah kalau begitu, karena Xio Xia sudah tidak bersamamu, ayah menjadi lebih khawatir,"

"Aku tidak apa ayah, lagi pula aku bukan Lu Fei Wei yang dulu lagi. Sekarang aku bisa melawan siapapun yang berani padaku," ucap Fei Wei meyakinkan ayahnya.

"Fei'er kau tahu, raja Sung adalah sahabat ayah sejak kecil dan permaisuri adalah sahabat mendiang ibumu,"

"Dulu ketika ibumu tiada, permaisuri membantu ayah untuk mengurusmu. Kau sangat senang setiap kita berkunjung ke istana dan putra mahkota yang masih kecil juga ikut menjagamu sebelum ayah menikah lagi saat usiamu 2 tahun,"

"Ayah ingat saat itu kita sudah jarang mengunjungi istana karena ibumu harus menjagamu dan Yan Xi. Lucunya adalah saat kau berusia 3 tahun, putra mahkota yang masih berusia 6 tahun meminta kepada raja agar menikahkan kalian,"

"Namun saat itu kau masih terikat kontrak pernikahan. Lalu seiring berjalannya waktu, kau tumbuh menjadi anak yang pendiam dan selalu menyendiri. Ayah bahkan tidak tahu harus bagaimana karena ayah juga jarang sekali pulang dan tidak tahu apa yang kau suka,"

"Lalu wajahmu perlahan berubah dan kau selalu memakai cadar untuk menutupinya. Meskipun ayah sudah lama sekali tidak melihat wajahmu, tetapi dimata ayah kau adalah putri ayah yang paling cantik," ucap jendral Lu mengusap wajah anak kesayangannya tersebut.

"Sebenarnya beberapa bulan ini aku sering keluar bersama Xio Xia secara sembunyi-sembunyi ayah. Aku menemukan beberapa bahan obat yang bisa menyembuhkan wajahku dan sekarang wajahku sudah tidak apa-apa,"

"Aku juga sadar bahwa dulu aku sangat menyedihkan dan membuat ayah khawatir setiap hari padaku, padahal ayah harus fokus di medan perang. Maka dari itu, aku membiasakan diri berbaur kepada masyarakat di pasar dan sedikit berlatih kultivasi,"

"Seorang ahli alkemis memberikanku sebuah pil sehingga aku dapat berkultivasi seperti yang lain. Sejak saat itu, aku lebih sering melatih diriku bersama Xio Xia. Xio Xia bahkan berkata ingin menjadi ahli alkemis suatu hari nanti, maka dari itu sekarang kami harua terpisah," jelas Fei Wei dengan sedikit kebohongan, tidak mungkin ia menceritakan hal sebenarnya kepada ayahnya itu.

"Siapa tuan yang baik hati itu, ayah sangat berterima kasih kepadanya karena telah menolongmu,"

"Ia tidak ingin jati dirinya diketahui oleh siapapun ayah. Yang ku tahu, ia berasal dari sekte Qi yang mendirikan toko Qi di pinggir hutan keramat,"

"Ayah sepertinya pernah mendengar tentang toko itu, banyak orang telah membuktikan khasiat dari pil yang toko itu jual,"

"Benar ayah, aku bahkan mengenal beberapa orang dari toko itu. Oh iya, ada apa ayah memanggilku?"

"Tidak, ayah hanya ingin berbincang denganmu dan memberikanmu beberapa uang agar kau gunakan nantinya," ucap jendral lu memberikan cincin ruang kepada Fei Wei.

Ia memasukkan isi cincin tersebut ke dalam cincin ruangnya dan mengembalikan cincin tersebut kepada ayahnya. Ada sekitar 50 tael emas yamg diberikan oleh jendral Lu.

"Sebenarnya ada satu hal lagi yang ingin ayah beri tahukan kepadamu Fei'er. Tetapi ayah tidak akan memaksa dan menerima semua keputusanmu. Semua terserah dirimu, ayah hanya ingin kau bahagia,"

Fei Wei yamg mendengar ucapan tersebut nampak bingung tidak mengerti.

"Apa yang ingin ayah katakan kepadaku?"

"Sebelum aku datang kesini, ayah telah terlebih dahulu berbincang dengan raja dan permaisuri. Mereka sangat merindukanmu, terlebih permaisuri karena kau tidak pernah lagi datang ke istana,"

"Besok permaisuri mengajakmu untuk bertemu dan ingin berbincang denganmu. Permaisuri sangat baik nak, ia sangat menyayangimu terlebih kau adalah anak dari mendiang sahabatnya.,"

"Yang ingin ayah beri tahukan adalah, raja dan permaisuri sepakat ingin menikahkanmu dengan putra mahkota seperti yang putra mahkota katakan 9 tahun yang lalu,"
.
.
.
Tbc.....

Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang