Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.
***
Typo Bertebaran
***
HAPPY READING
***
Misi hari ini akhirnya berakhir juga. Satu persatu murid yang lolos keluar dari hutan buatan, sedangkan yang tereliminasi sudah menunggu sedari tadi di aula.
"Kemana Fei Wei? Dia tidak terlihat dimanapun?" tanya Dian khawatir.
"Ia, jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk padanya," tambah Han.
"Kalian jangan seperti itu, Fei Wei tidak mungkin celaka, dia itu lebih kuat dari pada kita," ucap Di percaya bahwa Fei Wei akan baik-baik saja.
Saat mereka sedang berdebat, sang empuh akhirnya tiba dengan keadaan yang sudah membaik seakan tidak pernah terjadi apa-apa.
Salah satu diantara mereka mengeryit kening meski kemudian mengubah mimik wajahnya kembali.
"Bagaimana ia bisa baik-baik saja?" ucapnya di dalam hati.
"Akhirnya kau datang Fei, kami kira terjadi sesuatu padamu," ucap Han tulus.
"Aku tidak apa-apa, hanya sedikit tersesat tadi di dalam hutan. Oh iya bagaimana dengan rumput pelangi? Apa kalian mendapatkan banyak?"
"Aku hanya mendapatkan 10 saja, susah sekali menemukan rumput pelangi itu,"
"Benar kata Dian, aku juga nya bisa mengumpulkan 12 rumput saja," tambah Han membenarkan perkataan Dian.
"Bagaimana denganmu Di? Berapa banyak yang kau dapatkan?"
"Aku hanya mendapatkan 5 saja, setalah berpisah denganmu, kami berpencar sendiri-sendiri. Jadi aku takut untuk sembarang memegang rumput pelangi itu," jelas Di lada Fei Wei.
"Semua memang harus ada resikonya kan, jika kita tidak mencoba bagaimana kita bisa tahu bahwa itu akan baik untuk kita?" Fei Wei menatap Di lekat.
"Tapi, kita juga tidak boleh sembarangan melangkah bukan. Jika salah langkah sedikitpun, maka akan berakibat fatal untuk kita," balas Di yang di tatap seperti itu oleh Fei Wei.
Fei Wei tersenyum licik, ia akan lihat bagaimana sang pengkhianat akan melawannya.
.....
"Untuk misi kali ini ada 3 pemenang yang akan diumumkan. Pemenang ketiga Lu Fei Wei yang berhasil mengumpulkan 25 rumput pelangi dan akan mendapatkan 400.000 tael emas. Pemenang kedua adalah Wei Li Mou yang berhasil mengumpulkan 32 rumput pelangi dan akan mendapatkan 600.000 tael emas. Dan yang menjadi pemenang pertama adalah Wei Huan Zu yang berhasil mengumpulkan 45 rumput pelangi dan berhak mendapatkan 1.000.000 tael emas. Selamat kepada para pemenang,"
"Prok prok prok"
"Prok prok prok"
"Wah mereka keren sekali,"
"Mereka bertiga memang tidak ada tandingannya,"
"Kita tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka,"
Begitulah ucapan dari beberapa murid yang memuji mereka. Yang membuat mereka semakin terkejut adalah Lu Fei Wei yang dahulu terkenal tidak bisa berkultivasi tiba-tiba saja bisa sekuat ini.
"Baiklah untuk semua murid silahkan kembali ke kediaman masing-masing,"
Mereka berhamburan ada yang langsung ke kediaman, ada pula yang menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah sedari tadi meronta-ronta.
"Ayo kita ke kantin untuk makan," ajak Huan kepada ketiga temannya.
"Aku tidak lapar Huan, aku akan langsung ke kediaman saja, Di ikut denganku. Ada yang ingin ku bicarakan,"
Di mengikuti Fei Wei menuju ke kediaman, sedangkan Huan dan Dian pergi ke kantin.
.....
Pagi-pagi sekali Fei Wei mengirimkan surat kepada A Rong untuk membuat 3 cabang toko Qi di tiga kota yang ada di kerajaan Ra Quan.
Ia meminta A Rong untuk mencari tempat yang strategis dan beberapa orang untuk mengelolah toko itu nantinya.
Disetiap toko akan ada satu yang memegang AK sebagai alat transaksi mereka nantinya. Tentu mereka juga akan mendapatkan tanda S dipergelangan tangan mereka agar tidak ada yang berkhianat nantinya.
"Meskipun sekarang uangku sedikit, tapi pasti aku akan mendapatkan uang yang banyak dari toko-toko itu. Aku akan menjadi orang kaya hahahaha," ucap Fei Wei pada dirinya sendiri.
"Fu kau bisa mendengarku?"
Fu sudah lama tidak bersama Fei Wei karena ia harus melakukan sesuatu di tempat lain.
"Aku bisa mendengarnya Fei,"
"Baguslah kalau begitu, bagaimana keadaannya sekarang?"
"Sebentar lagi semuanya akan selesai, mungkin besok,"
"Bagus, setelah semuanya selesai, datanglah kesini dan bawa aku kesana,"
"Baiklah,"
Fei Wei mengakhiri telepatinya bersama Fu, bukan hanya Fu saja yang ada disana, Boo dan Doo juga sedang bersama dengan Fu. Kalian akan tahu apa yang sedang mereka kerjakan nanti, tunggu saja.
Tiba-tiba sebuah suara mencurigakan terdengar dari luar kediaman Fei.
"Siapa disana!"
Tak ada balasan dari siapapun. Karena penasaran, Fei Wei berjalana keluar untuk melihat siapa yang datang sepagi ini ketempatnya.
Namun saat ia diluar, tidak ada siapapun.
"Apa aku salah dengar?"
Baru saja ia ingin masuk kembali, tiba-tiba ada yang membekapnya dari belakang.
"Mmmm"
"Sttt diamlah,"
Suara itu, Fei Wei tau persis siapa pemilik suara itu, ditambah wangi tubuhnya yang sedari awal sudah membuatnya entahlah, nyaman mungkin.
"Apa yang kau lakukan pagi-pagi buta disini?" tanya Fei Wei dengan suara pelan hampir berbisik.
"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja,"
"Aku baik-baik saja Rei, aku tidak selemah yang kau pikirkan,"
"Hmm, aku tahu. Tapi tetap saja kau harus berhati-hati," ucap Rei mengusap lembut pipi mulus Fei Wei.
"Sepertinya yang harus ku waspadai itu dirimu putra mahkota yang terhormat, kau bahkan tahu setiap pergerakanku,"
"Hmm, karena kau calon permaisuriku maka aku harus selalu menjagamu," ucapan Rei membuat wajah Fei Wei memerah. Ia bahkan langsung menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Rei.
"Dasar gombal," ucap Fei Wei meskipun Rei tidak mengerti apa arti dari ucapan itu, ia tetap mengeles lembut rambut panjang Fei Wei.
.
.
.
Tbc....Pagi-pagi aja mereka udah mesra-mesraan, hmmmm
Jiwa jombloku meronta-rontaaaaaa
Stop. Sesuai janjiku, hari ini langsung up 2 hehehe
Besok kita ketemu lgi guys bye
See you baga bashi
Jangan lupa follow yaaaa
~~Rabu, 2 Maret 2022~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi
FantasyFollow dulu baru baca Jangan lupa kasih vote oke Cerita ini adalah karangan asli yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku. Cerita yang sangat umum di jumpai dengan tema yang sama. ***** Sejak kecil Lu Fei Wei anak dari Jendral Lu selalu ditindas o...