Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.
***
Typo Bertebaran
***
HAPPY READING
***
"Yang ingin ayah beri tahukan adalah, raja dan permaisuri sepakat ingin menikahkanmu dengan putra mahkota seperti yang putra mahkota katakan 9 tahun yang lalu,"
"Apa!"
Fei Wei berteriak sangking kagetnya mendengar apa yang ayahnya katakan.
"Tidak apa jika kau menolak, semua tergantung pilihanmu, lagi pula yang menjalaninya adalah dirimu dan ayah akan selalu mendukung setiap keputusanmu itu," ucap jendral Lu meyakinkan Fei Wei.
Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing untuk beberapa saat.
"Aku akan memikirkannya terlebih dulu yah malam ini. Besok akan ku berikan jawabanku kepada permaisuri,"
Jendral Lu tersenyum mendengar perkataan anaknya tersebut. Ia merasa anaknya telah berubah menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.
Mereka kembali ke perjamuan. Baru saja Fei Wei duduk, ia telah diserbu seribu pertanyaan oleh ketiga temannya itu.
"Fei, ternyata kau adalah anak jendral Lu,"
"Tapi bagaimana bisa?"
"Mengapa kau tak memberi tahu kami?"
"Pantas saja kau memanggil kak kepada kedua tuan Wei,"
"Aduuuh kalian ini membuatku bingung saja, mana bisa aku menjawab semua pertanyaan kalian itu secara bersamaan," geram Fei Wei.
Ia menarik napasnya lalu menjelaskan semuanya kepada mereka.
Malam itu, Fei Wei tiada hentinya dipusingkan oleh semua pertanyaan-pertanyaan dari ketiga temannya tersebut.
.....
Fei Wei terbangun di saat matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya.
Sebenarnya ia baru bisa tidur ketika ketiga temannya tersebut ketiduran dan itu hampir subuh. Untungnya Fei Wei berinisiatif untuk masuk ke dalam gelang ruang dan tidur disana. Ia bahkan memiliki banyak waktu untuk memikirkan tentang rencana perjodohannya dengan Rei.
Dipikir-pikir tidak ada salahnya untuk menerima perjodohan tersebut. Toh wajah Rei tidaklah buruk bahkan sangat tampan, plus ia memiliki tingkat kultivasi yang sangat tinggi di usianya yang terbilang muda.
Ia memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap. Setelah 20 menit, ia kini telah siap dengan hanfu berwarna biru dengan motif bunga-bunga kecil yang nampak manis serta cadarnya yang senada.
Ia memilih untuk keluar sekedar menghirup udara pagi yang sangat segar dan menjernihkan pikirannya.
Keadaan sekitar masih sangat sepi, namun itu tidak mengurungkan niat Fei Wei.
Setelah beberapa menit, ia memilih untuk duduk di gazebo dekat danau kecil yang cukup indah.
"Sedang apa kau disini pagi-pagi?"
Sebuah suara menyadarkan Fei Wei dari lamunannya. Ketika ia melihat siapa orang tersebut, ia kembali menatap danau yang terlihat jernih itu.
"Tidak apa, aku hanya ingin duduk saja disini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi
FantasyFollow dulu baru baca Jangan lupa kasih vote oke Cerita ini adalah karangan asli yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku. Cerita yang sangat umum di jumpai dengan tema yang sama. ***** Sejak kecil Lu Fei Wei anak dari Jendral Lu selalu ditindas o...