🐻Bab: 5 || Pingsan

798 66 2
                                    

Hallo gan🙌🏻

><

Hari sudah siang seorang gadis masih ingin berguling guling dikasurnya. Malas sekali rasanya untuk berpisah dengan kasur. Cahaya matahari yang masuk melalui celah dari tirai kamarnya.

Drettt... Dretttt...

"Huaaa" menguap dengan lebar.

"Siapa sih yang telpon pagi pagi" menggaruk kepalanya.

Masih dengan mata terpejam, tangan meraba mencari sumber suara.

"Hallo, telpon pagi buta waras nggak sih" ucapnya dengan suara khas bangun tidur, menekan tombol hijau tanpa melihat sama sang penelfon.

"Anna, lo waras? Pagi buta lo bilang? ini udah jam enam lewat empat puluh menit" Ucap cewek di seberang sana.


Anna langsung membulatkan matanya melihat jam weker dinakas. Anna loncat dari kasur menuju kamar mandi, mandi bebek kunci dari semuanya. Dandan kekenanya, buru buru merapikan buku yang akan dia bawa. Anna berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu.

"Anjing, sebentar lagi masuk ya Allah kenapa mobil nya harus mogok sial!" menendang ban mobil.

Membuka handphonenya, menelepon seseorang disebrang sana.

"Hallo pak mobil saya mogok nanti pak sapam ambil ya, saya lari soalnya hampir telat" setelah mendapat jawaban dari penelfon, Anna mau tak mau harus lari.

Saat sampai gerbang sekolah tertutup rapat, dia hanya bisa mengeluh.

"Haii Pak satpam ganteng, bukain gerbangnya Anna kasih duid warna pink?" mencoba merayu pak satpam.

"Tidak lebih baik neng duduk saja sambil menunggu Bu Fitri" ucap satpam itu.

"Ehh lu telat?" tanya lelaki yang lebih tinggi darinya.

"Iya kenapa!" jawab Anna galak.

'Mendingan lewat gerbang belakang' bisik Farel ditelinga Anna.

Iya lelaki itu Farel siapa lagi, dia paling ahli dibidang ini entahlah mungkin kali ini jalan terbaik karna fisik Anna tidak fit karna kehujanan semalam.

Setelah sampai di gerbang belakang Anna melongo melihat pembatasan didepannya, bagaimana tidak? Gerbang sangatlah tinggi Anna sangat ragu jika naik keatas sana.

"Gila lo? Tinggi gila sih, mending dihukum dari pada badan gue sakit" ucap nya jutek.

"Lo naik kepunggung gue" membungkukkan badannya sedikit.

"Nggak, lo ngambil kesempatan dalam kesempatankan?" Anna sekarang mulai was was kepada Farel.

"Otak mesum" gumam Anna, yang masih bisa didengar oleh Farel.

"Sembarangan, nanti gue merem dahh... dari pada lo di hukum cepetan" Anna mau nggak mau harus naik, kini Anna sudah di atas bahu Farel.

"Lo pegangan tembok terus kaki lo naikin biar hadap kedalam" Farel menjelaskan.

"Merem nggak!" Farel menutup matanya.

Anna's Secret [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang