Welkam semuaaa yuhuu...
kabar kalian bagaimana?
Sehat dungg.
thor kenapa Anna doyan pingsan.
mungkin Anna lemah fisiknya sama batinnya.
pada kepo nggak sama kelanjutan cerita kemaren?
kalau gitu...
Happy reading:)
><
Anna terbangun dari tidur, tersadar dengan keadaan Anna berbaring di uks dengan Farel yang sedang duduk bersender. Tidak menyadari jika Anna sudah bangun dari pingsannya.
"Rell? Kok gue disini?" tanya Anna.
Farel buru buru menoleh pada Anna melihat keadaannya. Pucat diwajah manisnya memudar, bibir yang tadinya pucat berubah menjadi pink lagi seperti semula. Anna duduk dibantu dengan Farel, bucin sekali si Farel gue aja nggak pernah digituin.
"Lo keras kepala jadi gini kan" ucap Farel kesal melihat betapa keras kepalanya si Anna.
"Kenapa? Gue dah nggak papa" ucapnya biasa saja seperti tidak ada kejadian apapun.
Farel menghela nafas "Lo pingsan Ann? Lo kira gue nggak khawatir sama lo?"
"Iya tau"
"Udah gitu doang? Gini ya gue tuh khawa-"
Anna memeluk Farel.
Anna melepaskan pelukannya "Udah udah gue nggak papa, ayok ke kantin gue laper"
Anna meninggalkan Farel.
"Kok gue ditinggal" tanya Farel pada dirinya sendiri.
"Weh Ann tunggu" panggil Farel.
"Buron gue laper" teriak Anna dari kejauhan.
Sesampainya dikantin Anna memesan berbagai makanan karna ditraktir oleh Farel tentunya hihi.
"Bude... Nasi goreng tanpa sayur pedes, roti coklat nya satu sama susu strawberry minuman nya emm teh anget" Anna memesan.
"Saya nasi goreng juga sama teh anget" pesan Farel.
"Ann gue mau nanya?" Anna menatap Farel.
"Tanya aja, muka lo kayak serius banget?"
Farel menatap kalung Anna "Kalung dari siapa?"
"Dari seseorang" ucap Anna.
"Cowo?" Anna mengangguk.
"Nggak usah cemburu dia sahabat gue" Anna meyakinkan.
"Nando?"
Deggg...
Anna menatap manik mata Farel, meminta penjelasan mengapa Farel mengenali Nando sahabatnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna's Secret [END]
Fiksi Remaja-PROSES REVISI WARNING⚠️ [SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW AKUN DAN IG AUTOR YANG TELAH DISEDIAKAN DI BIO] *** Seseorang wanita paruh baya memberikan hadiah cambukan pada anaknya yang melakukan kesalahan sangat kecil, namun dimatanya kesalahan itu terlamp...