Jum'at berkah

53 32 48
                                    

Hari Jum'at adalah hari yang paling spesial dari hari mana pun. Suasana selalu tampak berbeda dari biasanya. Udara yang terasa sejuk, damai, tenang, juga hangat membuat seakan semesta memang menyukai hari ini.

Suara saling menyahut memenuhi ruangan kelas. Hari ini juga tentu disukai oleh semua murid karena jadwal sekolah yang hanya setengah hari. Para guru juga jarang sekali mengajar atau hanya sekedar berkeliling melihat situasi.

Suara kursi yang saling bertubrukan terdengar disegala sisi. Entah apa yang mereka buat hingga kelas tampak hancur. Suara petikan senar gitar akhirnya terdengar di setiap telinga. Berbagai melodi sudah dikeluarkan, membuat siapa saja terhanyut dalam setiap note nya.

Terimalah lagu ini...
Dari orang biasa.
Tapi cintaku padamu luar biasa....

Aku tak punya bunga...
Aku tak punya harta...
Yang kupunya hanyalah hati yang setia....
Tulus padamu.

Suara tepuk tangan memenuhi ruangan kelas. "Uwow, Tegar nyanyi!" Sigit menepuk tangannya heboh sambil berteriak-teriak tidak jelas.

"Nice, bro! Nice!" Tegar yang dipuji hanya tersenyum bangga.

"Naufan! Awas gitar gue rusak," sahut suara perempuan.

"Tenang, Ti! Sama gue mah dijaga." Naufan menepuk dadanya bangga.

Tia mendengus. Hatinya seakan ragu. Dia tidak bisa percaya, tapi Naufan tidak mungkin merusaknya. Suara petikan gitar kembali terdengar. Lagi-lagi mereka menyanyikan sebuah lagu dengan saling merangkul satu sama lain. Meskipun para cowok itu terkenal nakal, tapi jangan salah sangka bahwa pertemanan mereka lebih kuat dari apapun. Mereka tampak saling menyayangi tapi tidak ditunjukkan langsung. Menurut mereka, sesuatu yang ditunjukkan itu selalu munafik dan mereka tidak menyukai itu.

"BALONKU ADA LIMA... RUPA-RUPA WARNANYA... HIJAU KUNING KELABU... MERAH MUDA DAN BIRU... MELETUS BALON HIJAU DARR! HATIKU SANGAT KACAU... BALONKU TINGGAL EMPAT... KUPEGANG ERAT-ERAT...." Mereka yang mendengar itu seketika terlonjak. Bagaimana tidak, mereka sedang menghayati setiap lagu yang dinyanyikan dan tiba-tiba sekumpulan laki-laki itu berganti genre lagu menjadi balonku dengan volume yang tidak bisa dianggap biasa.

"Awas senar gitar gue putus, woy!" Tia berteriak, membuat Naufan menyengir.

"Aman, Ti, aman."

Tia melanjutkan kembali acara gibahnya daripada membalas perkataan Naufan. Percuma saja jika diladeni karena suaranya kalah besar dari suara riuh kaum Adam. Mana nih yang punya temen kayak gini!

Brak!

Suara pintu dibanting menjadi perhatian mereka. Di ambang pintu bisa terlihat jelas bahwa ada beberapa Kakel yang sudah berdiri dengan tubuh jangkungnya. "Woylah gak ngajak-ngajak kalau mau konser!"

"Bubar-bubar," ucap Naufan dengan berdiri dari duduknya. Beberapa Kakel itu tampak mendengus sebal. Sampai akhirnya, satu Kakel maju dan mengapit leher Naufan di ketiaknya. Gitar yang dipegang Naufan, dia genggam lebih erat karena takut gitar itu jatuh. Naufan cukup tahu dengan perjanjiannya, yaitu tidak akan membuat gitar rusak. Dia harus bisa menepati janji itu.

"Eh, eh itu gitar gue!" Tia berteriak, "siniin, ah." Tia merebut gitar itu dari tangan Naufan. Sedangkan Naufan yang masih diapit oleh Kakak kelas itu hanya bisa menghela napas sabar. Karena acara konser para cogan jomblo sudah selesai, mereka memilih keluar dengan Naufan yang tidak lupa mereka bawa. "Woylah! Gue mau dibawa kemana ini!" Sayangnya, teman-teman Naufan tidak ada yang membantunya.

Sedangkan di dalam kelas, Tia sudah memposisikan dirinya dengan nyaman. Gitarnya sudah dia pangku di kedua kakinya. Tangannya sibuk memilih note yang pas untuk dimainkan. Teman-teman perempuannya tampak berkumpul untuk melihat aksinya. Tidak terkecuali Putri dan kelima sahabatnya.

Lumpiah [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang