Hari dilaksanakannya classmeeting pun dimulai. Setiap kelas kini sedang memilih siapa saja yang akan mengikuti lomba yang sudah disediakan panitia OSIS. Seperti sekarang, kelas VIII-F sedang berdebat siapa saja yang akan mengikuti tanding basket.
"Siapa aja?" tanya Vio. Dia sedari tadi menggenggam kertas berisi data-data perlombaan.
"Vio sama Maya. Kalian kan ikut eskul basket tuh," usul Ghea. Mereka semua yang mendengar tampak setuju. Lagi pula, kemampuan mereka dalam basket lumayan juga.
"Tiga lagi siapa?" Mereka kembali saling pandang. Jujur, keputusan memilih adalah sesuatu yang paling susah. Tapi sekarang mereka malah diharuskan untuk melakukan itu.
"Naufan!" Vio berseru membuat Naufan menunjuk dirinya sendiri. Vio mengangguk ke arah Naufan.
"A-ah oke lah." Naufan menepuk dadanya dengan tangan yang terkepal.
"Siapa lagi?"
"Devan! Lo ikut ya." Naufan menghampiri Devan yang sedari tadi hanya diam dibangkunya. Disaat orang lain sibuk memilih pertandingan, Devan hanya diam memperhatikan teman-temannya.
Devan menggelengkan kepalanya. "Gue ikut futsal."
Naufan berdecak. "Terus siapa lagi member selanjutnya?"
"Gue!" teriak seseorang membuat mereka menutup telinganya.
"Berisik, Sigit!" Sigit hanya menyengir tanpa dosa.
"Jadi, Sigit nih?" tanya Vio memastikan. Mereka tampak bingung. Tidak ada yang membuka suara sama sekali.
Sigit mendengus. "Ceileh, gini-gini juga gue mah bisa basket." Karena tidak ada lagi yang mau, mereka akhirnya setuju. Tidak salah juga jika Sigit ikut serta.
"Satu lagi," ujar Vio dengan tangan yang sudah mencatat nama-nama mereka.
"Ya udahlah gue aja," seru suara berat membuat mereka tersenyum.
"Heyyow! Riza ikut guys!" teriak Sigit dengan tangan yang merangkul pundak Riza. Tapi tangannya tidak sampai. Dia harus berjinjit karena tubuh Riza yang terbilang tinggi.
Vio mengangguk dan segera mencatat nama Riza. Matanya memeriksa kembali kertas itu, takut-takut ada yang terlewat. "Pemaian cadangan?"
"Ah, banyak di sini mah," seru Naufan membuat Vio mengangguk.
"Okey, semua lomba udah diisi. Gue bakal ngumpulin ini kertas." Vio melangkah ke arah luar kelas diikuti yang lain.
"8 FANTASTIC! LET'S GO!" teriak Naufan dengan tangan yang meninju udara. Mereka yang mendengar itu mengangguk dan segera mengikuti apa yang Naufan perbuat.
"8 FANTASTIC! BOBROK SQUAD!" Tapi satu kalimat yang mereka keluarkan sangat berbeda dengan Naufan. Itu membuat Naufan tertegun di tempat.
"Bobrok? Lo aja kali, gue mah enggak," ujar Naufan.
Pertandingan basket pun akan segera dimulai. Semua siswa yang tidak ikut serta, tampak menyaksikan disepanjang koridor. Kini, kelas VIII-F melawan kelas VIII-A. Anggota disetiap kelas memang campur. Perempuan dan laki-laki digabung dalam satu tim yang sama.
Meli menyikut bahu Putri. "Si Angga main noh."
Putri menatap ke arah Angga yang sudah berdiri dengan teman sekelasnya. Pandangan mereka akhirnya bertemu, membuat Putri dengan segera memalingkan wajahnya. Tapi Putri masih curi-curi pandang sedikit.
Gavin selaku ketua eskul basket, kini dia sudah berada di antara tim keduanya dengan membawa bola basket. Tidak lupa dengan satu peluit yang sudah menggantung di lehernya. "Perwakilan masing-masing tim, maju," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lumpiah [TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit] Masa SMP itu masa yang nggak bisa dilupain gitu aja. Awal-awal kenal orang baru, karakter baru, kehidupan baru, kisah cinta monyet, dan pembelajaran yang lebih sulit dari sebelumnya. Masa SMP juga adalah masa dimana kita masih labil d...