Srak srak
Bunyi kertas bergulir memenuhi ruangan OSIS. Tidak ada suara lain selain kertas dan pulpen yang sedari tadi beradu. Bibir salah satu orang tampak berkomat kamit membaca setiap tulisan yang tertera. Raut wajahnya tampak kusut, seperti menahan kesal yang teramat dalam.
"Kak Ilham! Kenapa gak suruh Naya aja, sih? Kan dia seksi absensi."
"Vio! Naya lagi sibuk, biasalah kelas unggulan. Jadi, gue minta lo yang ngecek itu."
Vio mendengus sebal. Maunya apa sih ini ketos satu?, batinnya kesal.
"Siapa yang jarang ikut kumpul?" Ilham bertanya dengan tangan yang masih sibuk menulis tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun.
"Banyak! Terutama Adkel." Ilham manggut-manggut mendengar jawaban Vio.
"Catat nama dan kelasnya," titah Ilham. Vio mengangguk dan segera mencatat nama-nama siapa saja yang selama ini hanya numpang nama di OSIS. Jujur nih, Vio itu tidak suka dengan orang-orang yang seperti itu. Numpang nama karena takut tidak dapat nilai dan dimarahi Pak Nana karena tidak mengikuti satupun kegiatan. Tidak masalah jika nanti misalnya tidak akan serius dalam menghadapi tugas, yang terpenting hadir saja dulu. Maka dari itu, Vio sering tidak suka dengan sikap salah satu sahabatnya itu. Ya, seorang Putri yang sangat malas sekali mengikuti kegiatan apapun. Sikapnya itu berbanding terbalik dengan namanya.
Pasti, satu kata yang terlintas dipikiran kalian ketika mendengar kata 'Putri', yaitu gadis cantik, anggun, juga rajin. Tapi itu tidak berlaku untuk Putri yang satu ini. Dia memang cantik, tapi tidak ada anggun-anggun nya, dia kalau duduk seperti cowok, dia suka memakai hoodie atau sweater karena dia lebih suka pakain seperti itu daripada kebanyakan pakaian wanita. Setiap dibelikan baju wanita, pasti dia akan berkata seperti ini, 'itu mah cewek banget! Gak mau, ah. Udah hoodie aja'. Capek? Sama kok. Tapi Vio sangat sabar menghadapinya. Bagaimanapun, mencari teman seperti mereka itu susah.
"Udah, Kak! Gue pergi, yah." Vio yang hendak berdiri dicekal tangannya oleh Ilham. "Kenapa lagi sih, Kak Ilham?" Vio menatap malas Ilham.
"Temenin gue." Satu kalimat itu mampu membuat Vio terdiam. Dia memilih menatap benda-benda yang ada di ruangan ini, daripada harus beradu pandang dengan Ilham. Meskipun Vio selalu kesal terhadap Ilham, tapi Vio juga sama seperti kebanyakan wanita yang di mana selalu baper hanya karena ucapan seorang pria.
"Duduk." Seperti terhipnotis, Vio menurut saja. Dia membali duduk dengan perasaan aneh yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Tapi Vio segera menggeleng kuat. Gak! Mana mungkin gue suka, Kak Ilham! batinnya.
Ilham yang melihat Vio menuruti ucapannya, lantas menyunggingkan senyumnya. Meskipun Ilham seorang fanboy, tapi dia selalu ingat dengan sebuah kenyataan yang di mana tidak mungkin dia bisa bersatu dengan idolanya. Jadi, mulai hari ini dan seterusnya, Ilham akan mendapatkan hati seseorang yang dia suka. Gak dapet hati Yerin gapapalah, yang penting bisa dapet hati dia, batinnya.
"Kenapa liatin gue kayak gitu?" Ilham lantas mengerjapkan matanya dan langsung kembali menulis dengan rasa gugupnya. Vio yang melihat itu mengangkat bahu acuh. Dia tidak mau berpikiran yang aneh-aneh dulu. Karena malu rasanya jika realita tidak semanis ekspetasi.
Tett... Tett....
Bel istirahat akhirnya berbunyi, membuat Vio bernapas lega. Seorang Naya yang tadi mereka perbincangkan akhirnya muncul juga. Vio lantas berdiri dari duduknya. "Kak Ilham! Gue pergi, ya! Naya nya udah ada tuh! Bye!" Ilham yang hendak mencegahnya tidak jadi karena Vio sudah berlari keluar. Lantas, dia hanya bisa membuang napas kasar.
"Ekhem!" Ilham menoleh ke arah sumber suara. Dan terlihatlah sosok Naya yang sedang tersenyum jahil ke arahnya. "Suka Vio, ya?" Ilham yang mendengar itu otomatis menatap tajam ke arahnya, membuat Naya tertawa kencang. "Demi apa seorang Ilham, si bucin akut Yerin Gfriend bisa suka sama cewek lain. Hahaha!"
![](https://img.wattpad.com/cover/262414397-288-k135927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lumpiah [TERBIT]
Novela Juvenil[Sudah terbit] Masa SMP itu masa yang nggak bisa dilupain gitu aja. Awal-awal kenal orang baru, karakter baru, kehidupan baru, kisah cinta monyet, dan pembelajaran yang lebih sulit dari sebelumnya. Masa SMP juga adalah masa dimana kita masih labil d...