Libur kenaikan kelas sudah mulai menipis membuat para siswa-siswi sedikit kecewa. Tapi hatinya tidak bisa berbohong bahwa mereka sudah sangat merindukan suasana yang selalu tidak terduga bersama teman-temannya.
Satu buah motor ninja terlihat melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Jalanan cukup sepi membuat dia seberani itu. Hembusan angin yang kencang selalu membuatnya tersenyum penuh arti. Ah, ternyata pemuda itu melihat seorang pemuda lainnya yang sedang berjalan sendirian membelakangi dirinya.
Dia sontak menunjukkan smirk di sudut bibirnya, apalagi ketika melihat suasana jalan yang sepi. Tanpa membuang waktu, dia segera mempercepat lajunya menuju orang itu. Sampai pada akhirnya, suara mengerikan terdengar.
Brak!
Orang yang sedang berjalan itu terjatuh dengan kaki yang sudah ia pegang. Tampaknya, kakinya terkilir akibat tabrakan itu. Untung saja hanya kaki kanannya yang terluka. Orang itu melihat ke arah motor yang baru saja menabraknya. Tapi sayangnya, dia tidak bisa melihat wajah pemuda itu karena tertutupi helm.
Sedangkan si pengendara motor itu, dia sudah kembali melajukan motornya setelah berhenti sejenak melihat orang yang baru saja dia tabrak. Ini bukan ketidaksengajaan, melainkan kesengajaan. Maka dari itu, dia meninggalkan orang itu tanpa minat membantunya. Mungkin, karena libur sekolah yang lumayan panjang membuat dirinya sedikit melenceng.
Orang itu merintih kesakitan. Pergelangan kakinya sudah membiru, tapi tidak ada satupun orang yang melewati jalan ini. Dirinya hanya bisa pasrah dengan keringat membanjiri pelipisnya.
"Bang! Kenapa lo ada di sini?" Orang itu mendongak tatkala melihat sebuah bayangan berada di depannya. Terpampanglah wajah Naufan yang terlihat khawatir karena baru menyadari lebam biru di kaki orang di depannya.
Sebelum mendapatkan jawaban, Naufan sudah berjongkok untuk memeriksa lebam itu. "Kaki lo keseleo?" tanyanya lagi.
Karena merasa diabaikan, Naufan menatap tajam ke arahnya. "Jawab gue, Bang Andra!" Satu kenyataan yang terbongkar bahwa orang itu adalah seorang senior Naufan di SMP Gempita yang kini sudah menjadi alumni.
"Ada motor yang nabrak gue," jawab Andra akhirnya.
Naufan mengangkat satu alisnya. "Siapa?"
Andra menggeleng tidak tahu karena wajah sipelaku tertutupi oleh helm full face berwarna hitam. "Intinya, dia pakai motor ninja."
Seketika nafas Naufan tercekat. Ternyata tebakan Naufan benar bahwa orang itulah yang sudah membuat Andra celaka. Sumpah, Naufan sangat benci satu kenyataan ini.
"Hey, lah! Bawa gue pulang anjir. Udah gak tahan gue!" Seketika Naufan terlonjak dan mengingat sesuatu bahwa satu seniornya sedang membutuhkan bantuan.
"Sorry, gue lupa." Andra mendengus mendengar itu. Akhirnya, Naufan pun menggendong Andra di punggungnya. Tidak peduli bahwa sedari tadi Andra sudah mengumpatinya karena tidak terima. Tentu saja Andra malu!
• • • •
Pintu minimarket itu terbuka menampilkan seorang wanita dengan rambut yang diikat satu. Ditangannya terdapat sebuah kresek berwarna putih dia genggam erat-erat.
Wanita itu kini sudah menaiki sepeda motornya yang terparkir rapih dengan kendaraan lainnya. Tapi sebelum menancapkan kuncinya, dia menatap sesuatu yang sudah menarik perhatiannya. Ya, mesin pencapit boneka.
Dia kembali turun dan menuju ke mesin mainan itu. Boneka-boneka di dalamnya mampu membuat matanya berbinar. Tanpa tanggung-tanggung, kini dia sudah mengahabiskan lima koin hanya untuk bermain itu. Tapi tidak ada satupun boneka yang tercapit.
"Ish, masa seorang Ghea bisa kalah." Ghea memukul-mukul mesin itu.
Karena sudah terlalu gemas, dia kembali memasukkan satu koin berharap kali ini akan berhasil. Tangannya sibuk mengarahkan tuasnya ke sana ke mari untuk mendapatkan sebuah boneka yang dia inginkan. Akhirnya, satu boneka panda berhasil dia capit. "Akhirnya," ucapnya. Pencapit itu kini membawa boneka panda itu menuju sebuah lubang yang terdapat di pojok. Naas, boneka panda itu terjatuh sebelum waktunya, membuat Ghea menghela nafas panjang.
"Au, ah. Kesel!" Ghea mencak-mencak di tempat. Untung terlihat sepi di sini, kalau tidak Ghea pasti sudah malu.
Dengan sedikit kesal, dia kembali ke arah motornya dan segera pergi begitu saja. Tanpa dia sadari bahwa dirinya sudah mengabaikan dua orang yang sedang mengistirahatkan tubuhnya karena lelah dan membutuhkan bantuan.
• • • •
"Siapa yang udah bikin lo kayak gini?" Ruangan yang tidak terlalu luas dan bau obat-obatan sudah tercium begitu menyengat, kini sudah dipenuhi oleh beberapa orang membuatnya sedikit sesak.
Beberapa anak laki-laki datang bergerombol karena mengetahui satu temannya yang masuk rumah sakit. Siapa yang berani melakukan itu? Jika mereka tahu, tidak akan segan-segan mereka habisi sekarang juga.
"Fan! Lo tau siapa yang udah bikin si Andra kayak gini?" tanya salah-satu cowok yang diyakini teman Andra. Naufan hanya bisa menggeleng. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Lidahnya seakan kelu, memohon agar tidak memberitahu apapun itu.
"Hadeuhhh kaki lo menyedihkan," sahut suara seseorang. Orang itu menyenderkan punggungnya di dinding rumah sakit tempat ruangan Andra saat ini. Ya, akhirnya Naufan memutuskan untuk membawa Andra ke rumah sakit daripada pulang ke rumahnya. Saat itu, kondisi Andra sudah begitu mengkhawatirkan membuat Naufan segera mengambil motornya yang terletak disebuah warung tempatnya jajan. Beruntung jarak tempat dirinya membawa Andra tidak terlalu jauh dari motornya.
"Cari gara-gara dia," seru seseorang, membuat Andra menggeleng.
"Katanya kaki lo baru bisa dipake jalan lagi setelah sebulan." Andra hanya bisa menghela nafas lesu ketika mendengar perkataan Davin.
"Berarti lo gak bisa ngurus eskul lo itu di Gempita," timpal Keinan.
"Gue gak pa-pa." Teman-temannya yang mendengar itu hanya bisa pasrah. Andra itu termasuk ke dalam golongan orang yang keras kepala, membuat mereka memaklumi itu.
Salah-satu dari mereka menghampiri ranjang Andra. "Lo harus istirahat. Urusan eskul, ada Angga yang urus. Dia bisa dipercaya." Orang itu berucap dengan tatapan tajamnya.
Oke, kali ini Andra pasrah. Dia hanya bisa mengangguk karena kakinya kembali terasa berdenyut nyeri.
Tbc
Hay dikit ya? Hehe aku kira pas nulis itu udh panjang, tapi waktu disalin di wp kok cuma 800san. Jadi ya gitu.Ya udh yuk vote dan komen. Yang belum follow, hayu follow biar gak ketinggalan apa-apa.
>Di rl sih mereka sampe baku hantam di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lumpiah [TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit] Masa SMP itu masa yang nggak bisa dilupain gitu aja. Awal-awal kenal orang baru, karakter baru, kehidupan baru, kisah cinta monyet, dan pembelajaran yang lebih sulit dari sebelumnya. Masa SMP juga adalah masa dimana kita masih labil d...