Seomgyu meremat jaket tebal berwarna merah muda yang ia gunakan.
Berjalan beriringan bersama Beomgyu menuju kelas dengan langkah yang tidak terlalu cepat.
Selagi kedua kakinya bekerja, gadis itu meringis tipis menahan rasa gatal di sekitar hidungnya yang merona.
Sesekali ia bersin mendadak membuat kedua tangannya sibuk menutupi mulutnya.
Terkadang pula Seomgyu mengalihkan kepala saat hembusan penuh tekanan itu datang lagi agar tidak menganggu Beomgyu didekatnya.
Udara pagi Ibu Kota kali ini sangat dingin bagi Seomgyu walaupun kenyataannya biasa saja.
Di tambah lagi ada beberapa partikel debu yang kerap masuk kedalam lubang pernafasannya tanpa bisa Seomgyu mengendalikan.
Hatcuuuww...
"Udah dibilangin sama Beomgyu, gak usah Sekolah! Kenapa sih gak nurut? Bersin bersin jadinya"
Beomgyu berdecak sebal, sekilas menengok saat mendengar suara bersin dari gadis saudara angkatnya yang kesekian kali.
Sejujurnya Beomgyu tak tega untuk memarahi, tapi ini kesalahan Seomgyu sendiri yang tetap ingin berangkat bersamanya.
Lagipula Beomgyu sudah lelah melihat Seomgyu yang selalu merengek, belagak seperti balita yang baru bisa berlari.
Jadi terpaksa Beomgyu mengiyakan mau Seomgyu untuk Sekolah.
"Beomgyu berisik! Kan udah Seomgyu bilang, Seomgyu gak mau ketinggalan pelajaran"
"Tapi, kan Seomgyu tau kalau Seomgyu baru pulang dari Rumah sakit"
Beomgyu berucap tak mau kalah, melirik sekilas pada Seomgyu kembali yang berwajah suram.
"Beomgyu juga tau, kan? Kalau Seomgyu emang sering sakit, jadi buat apa istirahat dirumah kalau ujung ujungnya sakit--"
Beomgyu mengerutkan alisnya spontan, menutup mulut Seomgyu dengan sebelah telapaknya.
Pemuda itu menggelengkan kepalanya cepat saat Seomgyu menatapnya penuh pertanyaan atas tingkah yang ia perbuat.
Lantas hal ini membuat langkah kedua anak muda tersebut tertunda.
"Seom, inget gak Papah suka bilang apa? Omongan itu do'a" tegurnya masih menutup mulut bersalah itu.
"Seomgyu jangan ngomong kayak gitu lagi, gak baik tau! Intinya gak boleh sakit sakitan lagi" lanjutnya lebih tegas dari yang tadi.
Beomgyu menghela nafasnya rungsang, lagi lagi ia menghadapi segala bualan Seomgyu yang sangat tidak patut disetujui.
Gadis kembar Beom-- ralat, maksudnya saudara angkat Beomgyu menyingkirkan tangan Beomgyu yang menutupi mulutnya dengan agresif.
Tak lama kemudian ia berkata.
"Tapi tetep aja, mau Seomgyu berdo'a biar gak sakit sakitan lagi juga nanti bakalan sakit. Semuanya percuma!"
Kali ini Seomgyu menghentakan kedua kakinya pada permukaan tanah.
Air wajah Seomgyu mulai menguap, ia berjalan cepat memasuki kelas dengan langkah yang besar penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEOMGYU
Fanfiction[Longstory] [Selesai] [Baru direvisi sampai chapter 3] Karena pecandu dan barang kecil yang memabukan. Mendatangkan yang semestinya tidak bertemu dan memisahkan yang sebenarnya terikat. Sedang cinta ikut tumbuh dengan arti dan alasan yang tidak waja...