[Chapter 45] Wasiat.

165 34 28
                                    

"Karena kondisi Seomgyu yang menurun, proses farmakoterapi yang sudah direncanakan otomatis tidak bisa berjalan, kita sudah terlambat..."

"...sekitar lima belas menit yang lalu Seomgyu telah pulang mendahului kita..."

"...kemarin malam NAS menyerang seluruh organ tubuh Seomgyu hingga terjadi penurunan fungsi tubuh sampai mengalami kerusakan pada saraf..."

"...semua orang memang telah memiliki jalannya masing masing, dan mungkin ini jalan yang terbaik untuk Seomgyu"

Semua telinga mendengar Dokter Mina menyampaikan pesan. Mereka mendengar, memahami dan menyaksikan.

Semua mata dari semua telinga yang mendengar memanjatkan do'a didalam benak yang keluh dalam kepedihan.

Adanya kabar duka, menyimpang hasrat mereka 'tuk harus menolak ataupun harus menerima.

Beomgyu melepas rengkuhan sang Ayah, serasa lemah untuk menangisi keadaan yang bertambah kejam tapi rasa ingin menjerit berkelana.

Beomgyu melesat masuk kedalam ROI tanpa permisi, menyingkirkan Dokter Mina dan Hueningkai diambang pintu, ia berlari meski berjarak pendek 'tuk menemui Seomgyu.

Netranya mengelebur sesaat, menemui satu ranjang yang menampung tubuh Seomgyu disana.

Beomgyu kelu tak percaya, memeluk raga tak bernyawa dengan ringisan tandus yang menyesakan.

"Seomgyu" lirihnya begitu serak, dipandang pilu oleh beberapa perawat yang kelelahan disana.

Beomgyu menyentuh tubuh Seomgyu yang dingin, merengkuhnya seakan ingin menghangatkan jiwa yang telah menjadi benda mati.

Pikiran dalam lamunan turut berduka, memutar ingatan bersama Seomgyu satu kejadian dalam sekilas.

Beomgyu teringat dengan janji dan keinginan mereka berdua.

Pertama, janji Seomgyu yang dibuat beberapa minggu yang lalu.

Janji dimana gadis itu akan memberikan sebuah hadiah di hari ulang tahun mereka untuk Beomgyu.

Yang kedua.

Hari ini, tanggal dua belas Maret pukul 16.25 Seomgyu memberikan kejutan, menepati keinginan Beomgyu dengan cara sendiri.

Keinginan Beomgyu yang ingin Seomgyu sembuh total.

Tak lagi merasakan sakit.

Tak lagi lelah pulang pergi dari rumah ke Rumah sakit.

Seomgyu telah mengabuli permintaan Beomgyu dihari ini dan selamanya akan terpenuhi.

Namun tidak untuk janji.

Beomgyu menggelengkan kepalanya, menyadari alur pikiran lalu mengutuk keinginan sendiri yang tlah salah diartikan makna.

Salah paham secara tak langsung.

Yang Beomgyu inginkan ialah Seomgyu sehat, ingin penyakitnya hilang namun tidak dengan kehidupannya.

Bukan ini yang Beomgyu mau meski keinginannya terpenuhi juga.

"S-Seomgyu udah janjikan un-untuk ngasih hadiah ulang tahun buat Beomgyu? Mana Seom, mana hadianya?"

Beomgyu berdalih sendirian, menatap wajah tenang Seomgyu setelah melepas pelukan.

Beomgyu memundurkan langkah, kesedihan hebat yang melanda suasana hati menimbulkan keresahan.

"AAAAARGHHH!!!!"

Beomgyu berteriak didalam ruangan, mengusak usakan kepalanya yang membuat rambut berantakan.

Mata Beomgyu nyalang melihat kesuatu benda didekatnya, mengambil lalu melempari asal beberapa benda.

SEOMGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang