Perayaan hari ulang tahun sederhana dirayakan oleh segelintir orang-orang istimewa, menjadikan acara lebih meriah meski sebenarnya tidak seceria itu.
Gubuk polos milik keluarga kecil Beomgyu dibisingkan oleh banyaknya mulut yang bercengkerama, ikut meramaikan hari bertambahnya usia sang putra.
"Habisin kuenya Beom." Yuna.
"Ho'oh tuh, atau gak gua yang borong juga gak apa-apa." Hueningkai.
"Iya, nanti gua habisin." Beomgyu.
"Enak di lu dong Kai." Yuna.
"Bwahahaha, ribut mulu lu, dari dulu kagak berubah." Yeonjun.
"Tau nih, udah tunangan masih aja ribut." Soobin.
"ANJIR, APA-APAAN? KAWIN?" Yeonjun.
"Gua tau dari Ryujin sama Hyunjin sih, waktu itu sempet video call, katanya Yuna sama Hueningkai mau nikah." Soobin.
"WOE YUN, KAI. Bener mau kawin?" Yeonjun.
"Iya, gara-gara kalian gua jadi cinta sama betina cerewet ini." Hueningkai.
"Diem Kai, kasian Ibu lu Dokter tapi anaknya sakit jiwa." Yuna.
"Hahahaha." Soobin.
"Oh ya, btw si Hyunjin sama Ryujin kapan balik ke sini?" Hueningkai.
"Gak tau dah, katanya sih nunggu libur semester genap, ya gak Bin?" Yeonjun.
"Yoi." Soobin.
"Emang dasar, resiko merantau keluar Jakarta ya gitu." Yuna.
"Ryujin kuliahnya ngikut Hyunjin, katanya biar sampe pelaminan selalu bersama." Hueningkai.
"HUANJAAAY KECEEE."
Seramainya suara bersaut-sautan, Beomgyu hanya menyimak, menunggu langit mengurangi teriknya sinar untuk mengambil waktu yang tepat, pergi berziarah.
Dalam rangka ingin ikut merayakan hari ulang tahun Seomgyu, meski konyol dan Beomgyu tau bodoh, tak akan bertambah umur gadis kembarnya itu.
"Beom." Seru putri lainnya selain Yuna, menghampiri bersama langkah girang.
"Iya Rae?"
"Selamat ulang tahun." Raehyun sumringah, menampaki wajah manis yang indah dipandang dari sudut Beomgyu.
"Iya makasih Rae." Beomgyu terkekeh, tak lama kembali berkutik.
"Oh iya, bentar lagi kita ke Seomgyu yuk?"
"Hm..., ayo!" Ajak Raehyun lantang tanpa meragu, menyeru semua teman Beomgyu yang hadir disana.
Lekas lima pemuda—Beomgyu, Taehyun, Hueningkai, Yeonjun, Soobin—dan dua gadis—Yuna dan Raehyun.
Mereka pergi bersama menemui Seomgyu dimakam.
"Seom, selamat ulang tahun ya." Beomgyu mengelus nisan Seomgyu setibanya disana, dikawani seekor capung yang baru hinggap sendirian diatas nisan.
Keenam insan lain ikut mengerumuni kuburan Seomgyu, memanjatkan do'a dan pengucapan sepenggal kalimat rindu.
Keheningan setelahnya bersenandung, diiringi suara khas dari rerumputan liar yang menari terombang-ambing oleh semilir angin.
Selama waktu tenang berdo'a, Raehyun menarik sudut pandangan.
Menangkap tatapan sebelah pihak kepada paras Beomgyu yang tengah tertunduk dihadapannya.
Raehyun yakini perasaan itu bukan sebuah kekeliruan, buktinya ia rasakan adanya ketenangan dalam raga ketika Beomgyu berada didekatnya.
Raehyun mulai cinta kepada sang pemuda yang menjadi oknum penempatan janji Seomgyu yang belum terbalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEOMGYU
Fanfiction[Longstory] [Selesai] [Baru direvisi sampai chapter 3] Karena pecandu dan barang kecil yang memabukan. Mendatangkan yang semestinya tidak bertemu dan memisahkan yang sebenarnya terikat. Sedang cinta ikut tumbuh dengan arti dan alasan yang tidak waja...