[Chapter 14] Fever lies.

184 62 67
                                    

"...demam"

Beomgyu mengerutkan alisnya sedikit, memajukan tubuh yang semula bersandar pada kursi mobil ke arah depan, Beomgyu menyimpan ujung dagunya pada pundak kursi yang di duduki Jihyo.

"Demam?"

Tanya Beomgyu kembali walaupun ia sudah mendengar jelas jawaban Jihyo.

Beomgyu sudah beberapa kali melihat keadaan Seomgyu seperti malam yang lalu, namun baru kali ini keadaan itu datang secara tiba tiba.

Padahal kemarin si kembar baru saja menghabiskan waktu mereka dengan bermain bersama Taehyun, seharusnya suasana menyenangkan itu masih membekas sampai hari ini.

Tapi seketika hilang saat Seomgyu mendadak demam.

"I-iya mungkin demam, udah tenang aja ya sebentar lagi kita sampai kok" ekspresinya dibuat paksa, tersenyum hanya demi sang anak agar percaya pada perkataannya.

Tidak ada Taeyong disini membuat Jihyo semakin cemas, tidak ada yang bisa menjawab beberapa pertanyaan si kembar yang selalu ingin tahu.

Beomgyu hanya mengangguk ketika mendengar ucapan Jihyo, ia kembali pada posisinya, menyandarkan punggung pada kursi yang ia duduki.

"Coba inget inget, kemarin kalian ngapain aja sampai Seomgyu sakit?" Selang beberapa menit Jihyo membuka suara lagi.

"Hm..." tanggap Beomgyu, ia berfikir memutar kejadian hari kemarin.

"Kemarin Beomgyu sama Seomgyu makan mie instan di Sekolah sama di rumah Taehyun"

"Mie instan dua kali sehari?"

"Hehehe iya Mah, tapi waktu di rumah Taehyun cuma Seomgyu aja yang makan mie instan, Beomgyu enggak"

Jihyo menggelengkan kepala sebanyak tiga kali di akhiri decakan pelan, apa yang di katakan Beomgyu bisa menjadi ajang alasannya saat ini.

"Nah, mungkin karena itu. Seomgyu sakit karena makan mie instan terlalu banyak, lain kali jangan begitu lagi ya Nak" Beomgyu menyengir sekilas kala mendengar nasihat Mamahnya.

Berita bagus bagi Jihyo jika Seomgyu sakit hanya karena memakan mie instan sekaligus dua kali dalam sehari, bukan karena alasan lain.

Kejadian tadi malam yang di anggap demam biasa yang di alami Seomgyu secara tiba tiba, sampai dirinya kejang kejang dan menghasilkan suara yang amat sangat tinggi dan melengking.

Perkiraannya, itu semua di sebabkan oleh mie instan, semoga sesuai ekspetasi saat konsultasi bersama Dokter Mina.

"Seomgyu, jawab tuh! Mamah ngomong kok diem?" Jeda dua menit tak ada tanggapan dari Seomgyu setelah Jihyo menasihati, akhirnya Beomgyu bersuara seraya menolehkan kepalanya kearah Seomgyu.

Rambut yang di ikat karet kain yang membentuk ekor kuda menjulur hingga melewati pundak, kepala Seomgyu mengarah pada jendela mobil sehingga membuat Beomgyu tidak bisa melihat wajahnya dari depan.

"Seom? Seomgyu..." masih tak ada reflek mulut Seomgyu membuka suara, Beomgyu menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Seomgyu.

Perlahan ia memperhatikan Seomgyu, ia menepuk pundak gadis kembarnya perlahan hingga beberapa menit kemudian Seomgyu menggerakan kepalanya.

"Hmmm..." tanpa membuka kedua matanya, Seomgyu menolehkan kepala kearah Beomgyu, masih dengan posisinya yang bersandar.

Beomgyu tersenyum sekilas kala melihat Seomgyu menanggapi dirinya walaupun hanya deheman kecil.

Rupanya gadis kembar Beomgyu tertidur selama perjalanan ke Rumah Sakit.

"Mah, Seomgyu lagi tidur. Masih jauh Rumah Sakitnya?" Beomgyu menoleh kearah Jihyo, membuka suara dengan volume yang lebih kecil dari yang sebelumnya.

SEOMGYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang