6. Kamu nggak sendirian

116 31 8
                                    

"Beomgyu??"



Beomgyu memperhatikan wajah manis Tara yang sekarang udah basah karena air mata dan hujan yang sama-sama membanjiri pipinya. Image Tara yang kemarin ceria di mata Beomgyu otomatis hilang ketika melihat gadis di depannya ini terus menangis terisak dibawah hujan yang cukup deras.

Tanpa mempedulikan Beomgyu yang masih berdiri memayunginya, Tara terus menangis mengeluarkan sedihnya yang daritadi dia tahan. Dia pikir nggak akan ada yang terlalu memperhatikannya kalau dia menangis dibawah hujan. Ya, dia benci kalau orang lain melihatnya menangis karena dia udah terbiasa menangis sendirian. Tapi sial, kenapa cowok ganteng ini harus ada disini sekarang dan melihat sisi tersedih dalam diri Tara??

Tara menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang juga basah karena hujan. Meskipun Beomgyu tau dia lagi menangis, setidaknya dia nggak melihat wajah Tara saat menangis. Ya meskipun itu telat.

Itu dia alasannya buru-buru turun dari bus, karena dia melihat Tara menangis. Setelah beberapa lama membiarkan Tara menangis, Beomgyu-pun coba bertanya.

"Kenapa nangis?" tanya Beomgyu

Tara masih nggak menjawab dan masih setia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Noona gamau aku liat lagi nangis?" tanya Beomgyu lagi

Dan sekarang Tara menjawabnya dengan satu anggukan kecil yang langsung dimengerti oleh Beomgyu.

Hujan masih deras. Beomgyu mulai merasa punggungnya udah basah kuyup karena bagian punggungnya tidak terlindungi oleh payung yang dia bawa karena dia full memayungi tubuh Tara.

Tara menurunkan tangannya yang sudah memutih karena kedinginan. Tubuhnya pun bergetar hebat. Tangan yang tadi dia pakai buat menutup wajahnya sekarang dia pakai untuk memeluk tubuhnya sendiri yang sudah mulai kaku. Beomgyu yang melihat wajah Tara berubah pucat pun langsung panik.

"Noona? Kamu baik-baik aja?" tanya Beomgyu

Tara mengerjapkan kedua matanya dan memeluk tubuhnya semakin kuat. Bibirnya bergetar menahan rasa dingin yang semakin menusuk seluruh tubuhnya. Akhirnya Beomgyu duduk di sebelah Tara dan memperhatikan Tara yang jelas lagi tidak baik-baik aja.

Tara menengok ke arah Beomgyu yang duduk di sebelahnya. Seketika dia memejamkan matanya dan akhirnya kesadarannya pun hilang. Beomgyu dengan sigap menangkap tubuh ringan Tara yang tiba-tiba jatuh ke arahnya.

"Noona???????"





•••


Tara duduk di sofa sambil menekuk dan memeluk lututnya. Pandangannya lurus ke arah jendela apartemennya sambil melihat pemandangan diluar yang tidak terlalu jelas karena hujan yang masih mengguyur deras. Dia sudah berhenti menangis dan matanya yang sembab dia tutupi dengan handuk yang masih menutup kepalanya.

"Noona, minum dulu tehnya"

Beomgyu menaruh segelas teh lemon hangat di meja untuk Tara lalu duduk di sebelah Tara yang saat ini membelakanginya. Melihat teh hangat yang wanginya semerbak, Tara langsung menyambar gelasnya dan menyeruputnya pelan.

"Makasih, Beomgyu" kata Tara, "Maaf, aku selalu ngerepotin kamu setiap kita ketemu"

Beomgyu masih diam sambil memperhatikan Tara, lebih tepatnya memperhatikan senyumnya. Tara nggak sengaja melihat rambut Beomgyu yang sedikit basah. Dia memakai kaos oblong warna putih yang tadi dia lapis jaket parasut yang sekarang lagi dijemur karena basah. Celananya juga basah tapi udah lumayan kering.

Ini semua karena tadi waktu Tara pingsan, Beomgyu harus memapah tubuh Tara meneduh di halte bus terdekat untuk menyadarkan Tara dari pingsannya. Syukurlah gak memakan waktu lama dan akhirnya Tara sadar. Karena haltenya tidak jauh dari apartemen Tara, Beomgyu memutuskan untuk mengantar gadis itu pulang karena saat ini Tara dalam keadaan hati yang kacau.

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang