7. Ayo bertemu lagi

105 30 2
                                    

Tara membuka matanya perlahan. Dia bangun dari tidurnya yang dia sendiri nggak tahu, kenapa dia bisa ketiduran? Bahkan dia udah ada di tempat tidurnya dan ada sapu tangan yang basah dan dingin di keningnya. Dia berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum dia ketiduran.

Dia langsung membulatkan matanya mengingat kejadian sebelum dia ketiduran. Dia baru aja cerita semua masalahnya pada Beomgyu. Pipinya langsung panas dan memerah mengingat kembali kalau dia dan Beomgyu sempat berpelukan untuk waktu yang lama.

Saat dia bangun, dia kaget melihat ada sosok laki-laki lagi tidur di sofanya. Tangan kanannya dia jadikan bantalnya dan posisi tidurnya pun sangat tidak nyaman.

Tara turun dari tempat tidurnya perlahan dan menghampiri Beomgyu yang masih tidur nyenyak. Dia memperhatikan wajah Beomgyu yang menurutnya, tampan? Bahkan waktu dia lagi tidur. Ah, pantas aja dia diterima jadi trainee di sebuah agensi besar. Wajahnya sangat menjual.

Waktu dia lagi asik memandang wajah Beomgyu, dia langsung menggelengkan kepalanya dan berusaha membuang jauh-jauh pikirannya. Lagi pula laki-laki ini lebih cocok jadi adiknya.

Beomgyu tiba-tiba membuka matanya perlahan dan bangun dari tidurnya. Dia kaget melihat Tara yang udah duduk di sebelahnya. Gadis itu lagi menahan malu karena tadi dia ketahuan Beomgyu lagi memperhatikan wajahnya.

"Udah bangun?"

Beomgyu berusaha bangun dari posisinya sambil mengucek-ucek matanya. Ketika melihat Tara yang udah duduk manis di sebelahnya, Beomgyu otomatis menempelkan lagi punggung tangannya pada kening Tara. Kali ini gantian, Tara yang merasa pipinya panas.

"Oh udah turun panasnya. Bagus deh"

Beomgyu sebenernya belum sadar penuh karena baru banget bangun tidur. Jadi tentu saja dia nggak sadar udah menempelkan lagi punggung tangannya pada kening Tara.

"Jadi sebenernya aku kenapa, Gyu?" tanya Tara

"Kenapa gimana?"

"Kenapa aku tiba-tiba tidur dan bangun-bangun udah di tempat tidur?"

"Oh itu. Tadi Noona-"

Beomgyu tidak melanjutkan kata-katanya. Tiba-tiba terlintas di kepalanya bayangan dia yang tadi langsung memeluk Tara. Jelas banget kalau dia lakuin itu dengan sadar karena dia nggak tega melihat Tara sesedih itu. Pipinya langsung merah mengingat perlakuan manisnya pada Tara. Dia sendiri nggak pernah memeluk seorang wanita kecuali ibunya..


¤Flsbck¤

Beomgyu masih mengelus-elus lembut rambut Tara yang saat ini masih menangis. Setelah kurang lebih 10 menit Tara memeluknya, tiba-tiba suara isakan tangisnya berhenti dan Tara mengendorkan tangannya yang tadi memeluk pinggang Beomgyu.

Merasa ada yang nggak beres, Beomgyu pun melepas pelukannya dan ternyata Tara udah memejamkan matanya. Wajahnya pucat dan suhu tubuhnya tinggi.

"Noona?? Noona bangun!"

Beomgyu menepuk-nepuk pipi Tara pelan berharap Tara bangun dan menunjukan kalau dia baik-baik saja. Dan benar, dengan mata yang masih tertutup ternyata Tara cuma mendengkur pelan.

"Oh ketiduran. Apa karna demamnya tinggi ya?"

Sambil menahan tubuh Tara yang masih bersandar, Beomgyu memutar otak dan mencari tau cara menurunkan panas. Dia mengambil ponselnya dan mulai mencari cara paling mudah untuk menurunkan panas. Dan dia ingat waktu dia masih tinggal dengan orang tuanya, ibunya selalu mengompres keningnya kalau dia demam tinggi.

Tanpa pikir panjang, dia menggendong Tara yang menurutnya nggak terlalu berat itu dan menaruhnya perlahan di atas tempat tidurnya. Setelah itu dia pergi ke dapur untuk mencari mangkuk dan es batu. Tidak susah untuk mencari peralatan dapurnya karena dapur Tara sangat tertata rapih.

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang