30. Ayah

101 19 0
                                    

"Iyaa ini gue udah jalan balik kok. Gue juga udah beli bahan makanan kesukaan kalian. Yaudah jangan lama-lama ya, gue tunggu, see u!"

Tara memutus sambungan telponnya dengan Rafael. Malam ini Rafael dan Dohyun rencananya akan menginap di apartemennya karena udah lama banget semenjak mereka lulus kuliah S2, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing.

Dengan senyum lebar di wajahnya, dia berjalan menaiki lift menuju unit apartemennya sambil menenteng 2 kantong plastik besar berisi bahan bahan makanan untuk pijama party malam ini dengan kedua sahabatnya.

Langkahnya terhenti saat dia melihat seseorang duduk di bangku yang ada di depan pintu apartemennya. Dari jauh dia mengira itu Beomgyu, karena walaupun anak itu udah tau password pintu apartemen Tara, dia kadang lebih suka .enunggu di luar sampai Tara datang. Biar manis aja katanya.

"Bu-bukan, itu bukan Beomgyu.."

Dia memelankan langkahnya menuju pintu apartemennya. Seorang laki-laki paruh baya yang memakai topi, kacamata, dan mantel yang lumayan tebal. Laki-laki itu fokus dengan ponselnya, seperti lagi nelpon seseorang.

"Maaf, anda siapa?"

Laki-laki itu menengok ke belakang. Ketika laki-laki itu melihat sosok Tara, dia membuka topi dan kacamatanya.

"Tara.."

Brakk!!

Dua kantong plastik besar yang tadi masih di genggaman Tara jatuh tiba-tiba ketika Tara melihat siapa sosok yang ada di depannya sekarang. Dia adalah salah satu orang yang membuat dia pergi dari Indonesia dan nggak ada sedikitpun niat untuk kembali kesana.

"A-ayah"


°°°


"Diminum dulu"

Tara membuat segelas teh hangat yang dia taruh di meja yang ada di depan ayahnya. Karena diluar dingin dan melihat ayahnya menggigil, Tara akhirnya mengajak ayahnya masuk dan membuat teh hangat setelah sebelumnya dia berniat mau mengusir ayahnya dari sini. Tapi bagaimanapun juga, hati nurani seorang anak masih ada di dalam dirinya.

"Makasih ya nak. Ayah minum ya"

Tara duduk di depan ayahnya, tapi dia sama sekali nggak mengarahkan pandangannya ke arah ayahnya. Dia cuma fokus pada acara TV yang sengaja dia setel agar ruangan jadi nggak terlalu sepi.

"Tar, kamu apa kabar?" tanya ayahnya

"Ayah liat kan? Tara baik dan bakal selalu baik-baik aja selama disini"

Ayahnya cuma tersenyum memperhatikan Tara yang sekarang memang keliatannya sangat baik. Sementara ruangan itu jadi kembali hening dan cuma ada suara TV.

"Ayah ada urusan apa ke Korea?"

"Ya mau ketemu kamu dong"

"Terus ayah tau darimana alamat aku?"

"Dari tante kamu. Dari siapa lagi"

Tara pun udah mengira dari mana lagi ayahnya tau alamatnya kalau bukan dari tante Rina. Tara juga udah menduga tante Rina pasti udah tau kalo ayahnya mau dateng ke Korea tapi sengaja nggak memberi tau Tara. Kalau Tara tau udah pasti dia bakal nolak mentah-mentah kedatangan ayahnya.

"Kamu udah lulus kan?"

See, anaknya udah wisuda aja dia nggak tau...

"Aku kira ayah nggak tau"

"Tar, mana mungkin ayah nggak tau"

"Kalo ayah tau kenapa ayah nggak dateng ke sini?"

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang