21. Daegu!

68 23 0
                                    

Tara berdiri di depan pintu masuk stasiun kereta. Pandangannya nggak berhenti mencari sosok yang daritadi dia tunggu. Hampir satu tahun dia tinggal di Korea, ini pertama kalinya dia pergi keluar kota Seoul tempatnya meneruskan program magisternya. Sambil sesekali mengecek ponselnya, pandangannya tetap fokus mencari Beomgyu.

"Halo, kamu tersesat?"

Suara berat seorang laki-laki berdialek Satoori mengagetkan Tara dan membuat koper kecil disampingnya jatuh.

"Astaga Beomgyu paboya! Jangan kagetin aku kayak gitu dong!"

Tara kesal ketika dia tau siapa orang yang udah membuat dia kaget setengah mati. Dia memukul-mukul pelan pundak Beomgyu yang sekarang lagi tertawa tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

"Maaf maaf. Dari jauh aku liat kamu kayak anak ilang yang gatau jalan pulang. Persis seperti waktu pertama kali kita ketemu" kata Beomgyu

Tara kesel sendiri. Walaupun dia udah hampir satu tahun di negri orang, tetep aja dia masih parno kalo ditinggal sendirian. Dia nggak menghiraukan Beomgyu yang sekarang masih asik ketawa sambil mandangin raut mukanya Tara yang udah bete banget.

"Maaf maaf. Yaudah yuk berangkat"

Beomgyu menggenggam tangan kiri Tara dan membawanya masuk ke dalam stasiun. Cuma dengan perlakuan kecil yang manis dari Beomgyu bisa bikin hati dan moodnya jadi bagus kembali.


°°°

"Berapa lama perjalanan ke Daegu?" tanya Tara

"Hmm mungkin 3 sampai 4 jam?" jawab Beomgyu sambil mengangkat koper kecilnya ke laci yang ada di atas tempat duduknya

Tara memperhatikan seisi kereta yang saat ini nggak terlalu ramai. Keretanya bersih dan besar. Dia jadi ingat waktu di Indonesia, dia juga bolak balik Malang - Jakarta naik kereta.

Beomgyu kembali duduk di samping Tara yang masih celingak-celinguk memperhatikan seisi kereta.

"Ngeliatin apa sih?" tanya Beomgyu

"Oh nggak. Aku jadi inget waktu aku di Indonesia, aku kuliah di luar kota. Aku selalu naik kereta kalo mau pulang ke rumah. Yaaa walaupun aku cuma pulang setahun sekali" jawab Tara

Jelas dia pulang cuma setahun sekali, buat apa juga dia pulang. Dia kuliah keluar kota kan tujuannya untuk menghindar dari orang tuanya.

Pandangannya berpindah ke luar jendela. Kereta yang mereka tumpangi baru aja berangkat sekitar 2 menit yang lalu. Pemandangannya pun masih pemandangan kota Seoul.

"Nanti pemandangannya bagus banget loh. Makanya aku suka naik kereta"

Daritadi Beomgyu memang memperhatikan Tara yang fokus ke luar jendela. Tiba-tiba air mata Tara keluar sedikit membasahi pipinya. Sebelum Beomgyu melihat, Tara buru-buru menghapus air matanya. Tapi telat, karena Beomgyu daritadi mandangin Tara, bukan pemandangan luar jendela.

"Kenapa? Kok nangis?" tanya Beomgyu

Tara tetap menghapus air matanya sambil tersenyum tipis.

"Kenapa sih aku jadi cengeng banget deket kamu.." kata Tara

"Gapapa Noona, keluarin aja kalo memang mau nangis. Nih, nyender disini"

Beomgyu menepuk-nepuk pundaknya menyuruh Tara untuk menyandarkan kepala di pundaknya. Tara menurut, dia merebahkan kepalanya di pundak Beomgyu sambil tetap memandang pemandangan di luar jendela.

"Jadi kenapa kamu nangis?" tanya Beomgyu lagi

"Aku kangen rumah, Gyu. Aku kangen Indonesia" kata Tara sambil mengenang kembali masa-masa di Indonesia

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang