14. Kecelakaan

113 24 7
                                    

"Yak Beomgyu-ah! Kamu dengar nggak sih??"



Teriakan ibunya berhasil membuat kuping Beomgyu sakit dan otomatis menjauhkan ponselnya dari kupingnya. Perkara dia enggak mengangkat telpon dari ibunya 3 kali, ibunya langsung Video call. Ya mungkin dia kangen anaknya yang hampir nggak pernah punya waktu untuk pulang itu.

"Aku dengar eomma..." jawab Beomgyu lemas

"Sesibuk apapun kamu, Eomma cuma mau kamu makan yang benar. Lihat tuh, tubuhmu makin kurus. Wajahmu juga jauh lebih kecil. Jangan diet terlalu ekstrem!" omel ibunya lagi

Beomgyu cuma menganggukan kepalanya karena nggak ada lagi yang bisa dia lakukan kalau bukan mengiyakan apa kata ibunya, apalagi itu untuk kebaikannya.

"Ada lagi yang mau kamu ceritain?" tanya ibunya lagi

Tiba-tiba terlintas di kepalanya sosok yang beberapa bulan ini selalu ada di pikiran Beomgyu. Sebenarnya sudah lama juga dia ingin menceritakan tentang Tara pada ibunya.

"Eomma, aku jatuh cinta sama seseorang"

Ibunya langsung membulatkan matanya sambil tersenyum lebar.

"Beneran?? Akhirnya sekarang aku tau kalau anak bungsuku ternyata masih normal" kata Ibunya sambil tertawa yang membuat Beomgyu langsung jengkel

"Jahat banget"

"Jadi, siapa dia? Seperti apa orangnya?" tanya ibunya antusias

"Dia gadis yang baik. Dan dia orang pertama yang bisa membuat aku bercerita tentang semua bebanku disini" kata Beomgyu sambil tersenyum, "Dia juga manis dan menyenangkan. Aku selalu nyaman deket dia. Eomma tenang aja, nanti aku kenalkan kalau aku berhasil menjadikan dia pacarku" kata Beomgyu

Ibunya tersenyum melihat ekspresi wajah semangat dan bahagia Beomgyu dengan senyum yang lebar saat dia bercerita tentang Tara.

"Beomgyu-ah, aku tau kamu orang yang seperti apa. Sebenarnya hatimu itu lembut dan baik. Dan aku yakin, dia juga gadis yang sifatnya sama seperti kamu. Aku yang paling tau tentang kamu"

"Aku tau kalau selama disana kamu pasti mengalami banyak kesulitan. Dan aku juga tau kalau kamu lebih suka memikirkan masalahmu sendiri. Tapi kalau kamu bisa sampai terbuka dengannya, dia pasti gadis yang spesial, ya kan?"

"Perjuangkan apa yang harus kamu perjuangin. Itu artinya kamu benar-benar cinta sama dia, perjuangkan cintamu tanpa menganggu cita-citamu"

"Kamu paham kan maksudku? Kamu sudah dewasa, Beomgyu. Aku yakin kamu tau apa yang harus kamu lakukan"

Beomgyu tersenyum pada ibunya yang sekarang ada di layar ponselnya. Ah, rasanya dia mau memeluk ibunya detik ini juga.

"Jaga dirimu baik-baik disana Beomgyu-ah. Aku mencintaimu"

"Aku juga eomma"






•••





"Tara!"

Tara membalikan badannya karena ada seseorang yang memanggilnya dari belakang.

"Eh Fa, kenapa?"

"Mau pulang?" tanya Rafael

"Iyaa nih. Kenapa?"

"Ayo bareng. Gue juga mau pulang" kata Rafael

Tara mengangguk dan kembali berjalan dengan Rafael yang berjalan di sebelahnya. Mereka berdua berjalan menuju stasiun kereta bawah tanah yang nggak jauh dari kampusnya.

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang