44. Mungkin ini yang terakhir?

92 18 1
                                    

"Ayah Ben yang ini, Mama. Bukan yang itu!"







Beomgyu yang semula berjongkok mensejajarkan tingginya dengan tinggi Ben langsung berdiri setelah mendengar triakan Ben. Dia masih mengerti sedikit bahasa Indonesia. Sakit, jelas. Malah ini lebih sakit daripada saat dia tau kenyataan kalau Tara sudah menikah.

"Sayang dengerin mama, om ini-" jelas Tara

"Nggak mau! Ben nggak kenal!"

Ben melepas genggamannya pada kaki Arga dan langsung berlari keluar dari ruangan.

"Ben tunggu!"

"Tar, biar aku aja. Kamu disini aja ngobrol dulu sama Beomgyu"

Sebelum Arga mengejar Ben, dia sempat tersenyum tipis dan memberi sebuah kode pada Beomgyu dan Beomgyu-pun langsung peka. Setelah Arga keluar menyusul Ben, Soobin dkk juga memilih untuk keluar membantu Arga mencari Ben.

"Wajar dia nggak tau aku. Dari kecil Ben melihatmu bersama suamimu, bukan bersamaku. Wajar dia menganggap suamimu sekarang adalah ayahnya" kata Beomgyu

"Maaf.."

"Nggak perlu minta maaf lagi, Noona. Kamu nggak salah. Sekarang aku ngerti. Dengan Ben yang udah jelas menolakku, itu artinya aku memang harus bener-bener pergi dari hidup kamu. Semua udah cukup, setidaknya aku tau dan aku udah melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau selama ini kamu dan anak kita baik-baik aja, itu yang paling penting"

"Gyu..-"

"Noona, sampai detik ini aku berdiri di depanmu, aku masih cinta sama kamu. Dari pertama kali kita bertemu umurku masih 18, dan sampai sekarang di umurku yang ke 26 nggak sedikitpun ada yang berubah dari perasaanku. Aku selalu memikirkanmu"

"Dan setelah 8 tahun aku jatuh cinta sama kamu, mungkin sekarang waktunya aku pergi. Aku nggak bisa terus seperti ini karena sekarang kamu udah punya jalan yang lain. Aku akan coba untuk ikhlasin kamu, tapi tolong jangan paksa aku untuk melupakanmu apalagi melupakan perasaanku..."

Sekuat tenaga Beomgyu menahan air matanya walaupun dia nggak kuat karena melihat Tara yang udah menangis duluan di depannya. Walaupun Tara menunduk, dia tau kalau Tara udah menangis. Beomgyu pun mencoba menangkup pipi Tara dan mengangkat wajahnya.

"Jangan nangis, Noona. Kamu kan tau aku nggak pernah bisa liat kamu menangis"

Tara nggak bereaksi apa-apa. Dia tetap menangis sambil memegang kedua tangan Beomgyu yang lagi menangkup wajahnya.

"Aku boleh peluk kamu buat yang terakhir kalinya?" tanya Beomgyu

Tara menatap Beomgyu sebentar dan menganggukan kepalanya pelan. Beomgyu tersenyum dan langsung membawa Tara ke dalam pelukannya dengan lembut.

"Tolong sampaikan maafku pada suamimu ya. Aku udah lancang memeluk istrinya"

Sekitar 2 menit dia memeluk Tara dan membiarkan Tara menangis di pelukannya, Beomgyu mengelus lembut rambut Tara lalu melepas pelukannya dan menatap mata Tara.

"Aku nggak percaya kita ada di tahap ini sekarang. Baik-baik ya Noona, aku titip Ben..."

"Gyu.."

Beomgyu tersenyum dan langsung berjalan keluar ruangan meninggalkan Tara yang terus menangis memanggil Beomgyu. Setelah pintu kembali tertutup, beberapa detik kemudian Arga masuk ke dalam ruangan sambil menggendong Ben. Dia melihat Tara yang lagi menangis sambil menutup wajahnya. Ternyata daritadi Arga ada di depan pintu mengintip Beomgyu dan mendengar semua percakapan Tara dan Beomgyu.









•••









"Maaf ya mas jadi ngerepotin kamu lagi"

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang