28. Peluk

86 20 1
                                    

"Tara! Rafael!"




Dohyun berlari ke arah dua sahabatnya yang sekarang lagi asik berfoto di tangga depan Aula kampus mereka. Tara dan Rafael langsung melambaikan tangannya ke arah Dohyun.

"Fotonya ajak-ajak dong. Masa aku ditinggal sendiri" omel Dohyun

"Maaf deh. Tadi aku nemenin Rafael dulu, tadi orang tuanya udah di depan" jawab Tara

"Kamu sendiri darimana? Kayaknya tadi aku lihat kakakmu" tanya Rafael

"Sebentar lagi juga keluar. Aku ninggalin mereka di dalam karena aku nyari kalian tau! Bisa-bisanya kalian ninggalin aku. Dari awal kuliah kan kita selalu sama-sama!" kata Dohyun ngambek

Setelah acara selesai, keluarga Dohyun datang menghampiri Dohyun, Tara, dan orang tua Rafael yang lagi ngumpul di depan Aula. Tara reflek mundur ke belakang karena dia merasa nggak nyaman ditengah-tengah dua sahabatnya yang sekarang bersama keluarga masing-masing.

Dohyun mengarahkan pandangannya ke arah Tara yang sekarang lagi duduk di pinggir tangga. Tara seperti sengaja membelakangi mereka. Sebenernya Dohyun mengerti, pemandangan ini pasti menyakiti Tara. Semua orang disini datang bersama kedua orang tua dan keluarga mereka. Orang tua Rafael aja sampai terbang dari Indonesia ke Korea.

Rafael juga ikut memperhatikan Tara saat dia mengikuti arah pandang Dohyun. Tara mengambil ponselnya di dalam kantong mantel besar yang dia pakai sekarang dan hatinya makin sakit melihat nggak ada satupun notif dari pacarnya, padahal Beomgyu pasti tau kalau hari ini salah satu hari bahagianya.

Dia membiarkan tetes demi tetes air mata turun membasahi pipi mulusnya. Mumpung dia lagi duduk membelakangi teman-temannya karena dia nggak bisa menahan tangisnya lagi.

"Tara.."

Dohyun duduk di sebelah Tara. Dengan cepat Tara menghapus air matanya yang sekarang pun masih membekas dipipinya.

"Ayo kita foto bertiga" kata Rafael yang tiba-tiba berjongkok di depannya

"Ayo Tara. Aku sama Rafael nggak mungkin melewati momen foto bersama salah satu dari 5 lulusan terbaik program magister tahun ini" kata Dohyun sambil menarik tangan Tara agar dia bangun dari posisinya

Dengan senyum palsunya Tara mencoba berdiri dan mengikuti Dohyun dan Rafael yang sekarang lagi menarik-narik kedua tangannya.

"Kak Tara!"

Ketika mereka udah siap dengan pose masing-masing, seorang gadis berlari menghampiri Tara dan langsung memeluknya.

"Jina, tante Rina! Kalian dateng??"

"Yaiya dong! Mana mungkin tante ngelewatin hari penting kamu"

Tante Rina memberi bouqet bunga besar berwarna biru untuk Tara dan langsung memeluknya. Senyum Tara yang daritadi terlihat dipaksakan, sekarang berubah menjadi senyum yang lebar. Dia benar-benar bahagia walaupun kenyataannya dia masih iri karena jujur, dia ingin orang tuanya disini. Tapi rasa sakit hati pada orang tuanya masih membekas di hatinya. Yaa seenggaknya, ada tante dan sepupunya yang sangat dia sayang sekarang ada di sampingnya.

"Sini kameranya, aku aja yang fotoin" kata Jina

"Okeee satu..dua..tiga!"

Jina langsung menepuk-nepuk foto yang baru keluar dari kamera polaroid dan tersenyum lebar melihat hasil jepretannya.

"Aku mau liat dong" kata Tara

Tara tersenyum melihat bagaimana dekatnya 3 orang yang memakai toga wisuda lagi tersenyum lebar di foto. Dia bersyukur, meskipun tanpa orang tuanya, dia masih punya 2 sahabatnya disini selain tantenya yang sangat menyayanginya.

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang