41. Breaking Down

66 20 1
                                    

"Akhirnya beres juga"









Tara menaruh kardus terakhir di atas tumpukan kardus yang akan dia bawa karena hari ini adalah hari terakhir dia tinggal di apartemennya. Sebelum pergi, dia beristirahat sebentar di atas tempat tidurnya. Dia memandang sekeliling ruangan apartemennya yang mulai kosong dan hanya tersisa barang-barang yang sudah ada disini dari sebelum ia pindah 4 tahun yang lalu.

Dia memutar kembali semua memori selama dia tinggal disini. Mulai dari Tara yang demam seminggu saat pertama kali pindah ke Seoul, Dohyun dan Rafael yang selalu datang cuma sekedar untuk ngerjain tugas kuliah sambil makan masakan Indonesia, dan tentunya yang paling ingin dia lupakan sekarang adalah saat pertama kali dia mengajak orang asing masuk ke dalam Apartemennya karena hujan.

Ekspresi wajahnya yang bahagia mengenang masa-masa indahnya disini berubah jadi sendu karena dia sadar, 70% kegiatannya disini adalah bersama Beomgyu. Karena meskipun sibuk, Beomgyu selalu menyempatkan untuk datang. Dan kalau dia luang, dia bisa menginap berhari-hari disini.

Air matanya pun keluar bebas dari matanya. Dadanya sakit dan sesak setiap dia mengingat semua kenangannya bersama Beomgyu di tempat ini. Terutama senyum dan tatapan Beomgyu yang selalu membuat dia jatuh cinta.

Tara jatuh terduduk sambil memegang dadanya yang sesak. Dia menangis meraung sambil membayangkan senyum terakhir Beomgyu yang laki-laki itu berikan untuk Tara.

"I never planned that one day, I'll be losing you, Gyu..."









•••








Ting tong...

"Iyaa sebentar"

Tante Rina bergegas menuju pintu setelah mendengar bel rumahnya ditekan oleh seseorang. Ketika dia membuka pintunya, dia diam sebentar kemudian tersenyum.

"Tante..."

Tara ikut tersenyum sebelum akhirnya tangisnya pecah dan langsung menghamburkan pelukannya pada Tante Rina. Tante Rina mengelus lembut punggung Tara yang terus menangis sesegukan di pelukan Tante Rina.

"Tante nggak akan larang kamu nangis. Keluarin aja semua yang selama ini kamu tahan "

"Tara..."

Suara berat seseorang dari belakang mengagetkan Tara dan otomatis membuat Tara melepas pelukannya pada Tante Rina.

"Ayah??"

Ayah Tara langsung memeluk erat anak gadis semata wayangnya itu. Sama seperti Tara, tangisannya juga pecah begitu dia memeluk Tara. Awalnya Tara nggak mengerti kenapa ayahnya menangis, tapi akhirnya dia sadar sesuatu, Tante Rina pasti udah cerita semuanya.

Sebagai seorang ayah, dia tau persis apa yang dirasakan dan diderita Tara sekarang. Karena buatnya, rasa sakit putrinya adalah rasa sakitnya juga.

"Ayah kok disini??" tanya Tara

"Karna sekarang putri ayah pasti butuh ayah disini"

Ayah Tara memper-erat pelukannya begitu mendengar tangis putrinya yang semakin kencang dan semakin membuat hatinya ikut sakit. Akhirnya sekian lama Tara menahan, sekarang dia bisa mengeluarkan semua sedihnya di pelukan orang yang dia sayang selain Beomgyu.


°°°


Beberapa hari kemudian, tiba lah saatnya Tara meninggalkan negara yang penuh dengan kenangan indah yang 4 tahun ini dia tinggali. Setelah mengurus barang-barangnya yang akan dia bawa, Tara pamit pada Tante Rina, Jina dan kedua sahabatnya yang ikut mengantar Tara dan ayahnya ke bandara.

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang