17. Finally, you're Mine

97 23 1
                                    

Tara duduk di diatas ranjang rawatnya sambil fokus melihat keluar jendela. Cuaca hari ini cerah walaupun sepertinya angin di luar lumayan dingin karena orang-orang yang lewat masih memakai jaket tebal mereka.

Hari ini Tara diperbolehkan pulang. Tapi cerahnya hari ini sama sekali nggak merubah suasana hati Tara.

Setelah hampir 1 minggu dia koma dan 1 minggu masa pemulihan setelah sadar, Beomgyu nggak pernah datang menjenguknya. Jangankan datang, chat atau telpon pun sama sekali nggak ada. Setiap malam dia coba telpon Beomgyu, tapi nggak ada satupun telponnya yang Beomgyu angkat.

"Liat apa?"

Tante Rina baru selesai merapihkan baju-baju Tara selama di rumah sakit. Dia memperhatikan Tara yang nggak bersemangat padahal hari ini dia pulang.

"Tante.."

"Iya, kenapa?"

"Selama aku koma, Beomgyu nggak pernah jenguk aku ya?"

"Jenguk kok sayang. Sehari sebelum kamu sadar, dia kesini malem-malem. Tante sempet ketemu dia waktu itu. Dia minta maaf katanya baru sempet kesini malem-malem karna sibuk. Dan katanya setiap hari dia kesini walaupun cuma sebentar. Tante emang nggak pernah ketemu padahal tante kan tiap hari disini" jelas tante Rina

"Tapi kenapa pas aku sadar dia nggak pernah dateng?"

Matanya kembali fokus memandang pemandangan di luar jendela. Dia kecewa sekaligus bingung. Beomgyu berubah 180 derajat dalam sekejap.

"Dohyun-ah, kenapa Beomgyu nggak pernah datang jenguk aku?"

"Mungkin dia sibuk. Kamu kan tahu dia sebentar lagi debut. Dia pasti jauh lebih sibuk dari biasanya" jawab Dohyun

Rafael yang mendengar percakapan mereka cuma diam, tapi dalam hatinya ada rasa lega karena Beomgyu nggak pernah lagi menampakkan dirinya di depan Tara dengan alasan yang tidakjelas.

Tara mengepalkan tangannya dan meremas dress yang dia pakai. Berbagai spekulasi negatif pun berputar di otaknya.

"Udah beres semua kan? Gimana kalau kita langsung pulang? Hari ini aku nyewa mobil buat anter Tara pulang" kata Rafael

Tante Rina menuntun Tara untuk turun dari tempat tidurnya. Keadaannya memang udah jauh lebih baik, tapi tidak dengan hatinya.


°°°

Sepanjang perjalanan, Tara yang duduk di belakang bersama tante Rina nggak bicara sepatah kata pun. Dia cuma diam dan menyenderkan tubuhnya di pintu mobil sambil memandang pemandangan diluar jendela. Rafael yang menyetir mobil sesekali memperhatikan Tara lewat kaca di atas dashboard mobilnya.

Tiba-tiba suara Ponsel Tara memecahkan lamunannya. Buru-buru dia mencari ponselnya yang ada di dalam kantong jaketnya sambil berharap seseorang yang selama ini dia tunggu-tunggu kabarnya hari ini menelponnya.

Tapi senyum yang tadi merekah di wajah manisnya hilang setelah melihat nomor yang menelponnya bukan nomor Beomgyu, tapi ayahnya. Tara pun kembali memasukan lagi ponselnya ke dalam kantong jaketnya karena dia sama sekali nggak berniat mengangkat telponnya.

Air mata mulai keluar dari mata lentiknya yang buru-buru dia hapus sebelum orang-orang yang ada di dalam mobil melihatnya menangis. Dia sadar kalo sekarang dia benar-benar lagi tidak baik-baik aja.

Beomgyu, aku butuh kamu..



°°°


"Akhirnya kamu pulang juga.."

Dohyun meletakkan tas berisi barang-barang Tara di sudut dekat tempat tidurnya. Mereka baru aja sampai di apartemen Tara.

Dopamin and Serotonin (Choi Beomgyu) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang