3

185 65 39
                                    

Malam hari.
Kediaman Alexander.

Angin di malam ini begitu kencang berhembus masuk kedalam kamar, isabel berjalan menuju sudut ruangan yang terdapat sebuah lemari kayu berwarna coklat yang terlihat mewah.

Ia membuka lemari itu dan mengeluarkan sebuah lukisan yang ada berada didalamnya, sebuah lukisan keluarga baker yang di lukis pada saat ulang tahun Antonio yang ke 10th.

Lukisan itu adalah hasil karya lukisnya sendiri yang ia buat untuk Antonio, namun dihari ulang tahunnya kedua orang tua mereka mengalami kecelakaan saat sedang berlayar. Waktu itu Isabel juga berada disana tapi ia tidak dapat mengingat dengan jelas apa yang terjadi waktu itu, ia hanya mengingat suara ledakan yang terdengar begitu keras yang pada akhirnya menghancurkan kapal mereka.

Setelah kecelakaan yang mengenaskan itu beruntungnya Isabel masih bisa selamat, meskipun ia harus dirawat di rumah sakit selama sebulan penuh.

"Lukisan ini mengandung kebahagiaan dan juga kesedihan" Ucap Isabella sambil memeluk lukisan itu.

*****

Pagi hari.
Kediaman Alexander

Suara ketukan pintu dari Charles terdengar sangat keras.

"Nona isabella, sarapannya sudah siap" ucap Charles yang hanya berdiri di depan pintu.

"Aku segera kesana" Jawab Isabella.

Isabel pun segera turun ke ruang makan, disana terlihat Alexander sedang membaca koran dan Charles yang sedang menyiapkan sarapan.

"Apa yang kau baca itu?" Ucap Isabella sambil duduk.

"Kebakaran di rumah seorang bangsawan bernama Doolitle, sayang sekali ia harus tewas padahal baru saja mengeluarkan produk teh barunya" Jawab Alexander.

"Berita yang sangat menyenangkan" Jawab Isabella sambil menyeduh tehnya.

Isabel meminum tehnya sampai habis lalu beranjak dari kursinya, namun Alexander langsung menarik tangannya.

"Jangan membuat keributan lagi, kau harus menahan amarah mu itu Isabel" Ucap Alexander.

Alexander melepaskan tangannya dari lengan Isabel setelah melihat sorot matanya yang tajam seolah ingin membunuh, untuk sesaat Alexander dibuat terdiam oleh tatapannya itu.

Matanya membulat dan tatapannya seperti seekor serigala yang menatap mangsanya, tatapan itu sama seperti mata Antonio yang mendominasi.

*****

Isabella berjalan keluar rumah tanpa di dampingi charles, ia sendirian berjalan entah kemana tanpa arah dan tujuan yang jelas. Sepertinya ia membutuhkan waktu untuk sendiri, sampai akhirnya ia berhenti di sebuah hamparan rumput yang hijau dan luas, lalu ia duduk di sebuah ayunan yang menggantung pada sebuah pohon.

*Flashback*

Seorang anak perempuan sedang bermain ayunan di halaman rumahnya, ia sendirian lalu seorang anak laki-laki datang menghampirinya. Mereka terlihat sedang bermain ayunan bersama, anak perempuan itu adalah Isabella dan ia tidak mengenal siapa anak laki-laki itu.

Anak laki-laki itu memberikan bunga padanya, Antonio yang melihat mereka dari kejauhan pun langsung mendekatinya, sontak membuat anak laki-laki itu menjauh pergi karena kehadiran Antonio.

"Kembali ke kamar mu Isabel! ibu sedang mencarimu" Ucap Antonio sambil menarik lengan adiknya.

"T..tapi aku sedang bermain dengan teman ku tadi, kenapa kakak mengusirnya?!" Ucap Isabella sambil menangis.

"Dia yang pergi sendiri bukan aku yang mengusirnya, bukannya kau mengatakan hanya akan bermain bersamaku!" Jawab Antonio.

"Kakak jahat!!" Ucap Isabella sambil berlari masuk ke rumah.

Antonio terus memperhatikan lingkungan sekitarnya, ia melihat jika anak laki-laki itu masih ada disekitar sana.

*****

Isabella tersadar dari lamunannya ketika ada banyangan beberapa orang yang berada dibelakangnya. Isabella berbalik dan melihat jika mereka semua adalah para perampok yang ia temui kemarin.

"Hei nona masih ingat kami?"

"Selagi tidak ada orang lebih baik kita cepat balaskan dendam ini, lagipula dia hanya sendirian"

Isabella berjalan berbalik arah tanpa menghiraukan mereka sedikit pun, mereka sangat marah karena dihiraukan olehnya. Kemudian salah satu dari mereka menarik rambutnya yang panjang, Isabella dengan tenang membalikan keadaan. Ia mengunci tangan laki-laki itu dengan sangat kuat sampai tidak berkutik lalu menendang laki-laki itu jatuh tersungkur ke tanah.

"Kalian sudah bosan hidup?" Ucap Isabella sambil menyeringai.

Para perampok itu mulai mengeluarkan senjata mereka berupa pisau dan ada juga yang membawa seutas tali, mereka menyerang secara membabi buta ke arah Isabel tapi usahanya sia-sia karena ia jauh lebih mahir daripada mereka semua.

Isabella terus menghindar dari serangan mereka sampai akhirnya mereka semua kelelahan, mereka sampai tidak sadar jika Isabel telah berhasil mengambil seutas tali yang mereka bawa.

Isabella dengan cepat melilitkan tali itu ke leher salah satu dari mereka, perampok itu meraung-raung kesakitan dan mulai kehabisan nafas lalu isabel pun melepaskannya. Tersisa satu perampok lagi tapi ia hanya berjalan mundur sambil gemeteran, karena sorot mata Isabel yang mendominasi.

Seorang pria muncul lalu memberi tepuk tangan yang keras pada Isabella, ia adalah seorang pria dengan rambut hitam dengan badan yang tinggi dan tegap.

"Kau ingin membunuh mereka Isabella?"

Isabella langsung membuang tali itu tepat dihadapan para perampok, lalu menatap marah pada pria asing itu. Para perampok itu terlihat ketakutan mendengar nama Isabella, mereka akhirnya lari meninggalkan Isabella dan pria itu dengan tergesa-gesa.

"Sepertinya mereka tidak mengenali wajahmu oleh karena itu mereka berani sekali menantang mu, benar kan?"

"Siapa kau?!" Ucap Isabella.

"Aku adalah mantan anak buah dari kakak mu Antonio, perkenalkan namaku Hector Nicoletta" Jawab Hector.

"Aku tidak tau harus bagaimana, tapi aku tidak perduli padamu ataupun mantan bos mu itu, jadi enyalah sekarang!" Ucap Isabella.

Hector menarik tangan Isabella.

"Dengarkan aku baik-baik nona, aku tau semua kesusahan yang kau dapatkan dengan antonio, aku ingin kau bergabung dengan ku untuk melawan semua kejahatan Antonio" Ucap Hector.

"Lalu apa yang akan kudapatkan jika bergabung dengan mu? Dengar ya tuan hector aku tidak ingin berurusan lagi dengan monster itu!" Ucap Isabella.

"Apa kau tidak ingin tau siapa yang mencelakakan orang tua mu? Bergabunglah dengan ku dan kita akan mengalahkan Antonio dan juga mencari tau pembunuh orang tua mu" Ucap Alexander.

Hector mengulurkan tangannya untuk digenggam oleh Isabella.

To be continued..

Isabella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang