Pagi hari.
Kediaman Alexander.Isabel masih mengurung diri di dalam kamarnya semalaman, entah berapa banyak orang yang telah membujuknya keluar tapi ia tetap tidak bersuara.
Isabel hanya tidur diam di atas ranjangnya, suara ketukan di jendela pun terdengar olehnya. Ia melihat ke arah jendela kamarnya dan melihat Victor yang sedang berada di luar jendela. Ia membuka jendela itu lalu Victor pun dengan cepat langsung masuk ke dalamnya.
Victor memberikan sebuket bunga pada Isabel, tapi Isabel hanya memasang wajah datarnya dengan tatapan kosong.
"Kenapa kau melakukan ini? kenapa kau masih peduli padaku?" Ucap Isabella.
"Tidak ada alasan untuk itu" Jawab Victor.
"Pergilah Victor, aku sedang ingin sendiri" Ucap Isabella.
Victor tersenyum kecil lalu keluar dari kamar melalui jendela.
Isabel kini duduk termenung memandangi jendelanya, ia menatapi jendela dengan tatapan hampanya. Ia merasa ada bagian yang hilang dari dirinya, ia meremas gaunnya itu dengan sekuat tenaga ia terus meremas roknya.
*****
Bar Oliver.
Disisi lain Hugo sedang berada di bar bersama Luke, mereka minum alkohol bersama di pagi hari. Suasana bar masih sangat sepi pengunjung, mungkin karena masih pagi atau karena mereka takut dengan kedatangan Luke dan Hugo.
Luke meletakan topengnya diatas meja, ia mulai meminum alkoholnya. Hugo terus menatap ke arah Luke, ia masih tidak percaya dengan yang berada dihadapannya.
"Kenapa menatapku begitu? Kau terpukau dengan ketampanan ku atau masih belum percaya dengan yang kau lihat ini?" Ucap Luke.
"Aku heran sekali denganmu, apa kau tau masalah apa yang akan kau hadapi? Victor sedang memburumu dan setelah Antonio pulang kau pasti akan dibakar hidup-hidup olehnya" Ucap Hugo.
"Masa bodoh dengan Antonio, katakan pada Victor untuk segera menemukan ku, aku sangat menikmati permainan ini. Sudah dulu ya, aku harus pergi ke suatu tempat" Jawab Luke.
"Kau tidak berniat menjadikan Isabel sebagai pion mu kan? Jika itu benar, aku tidak akan tinggal diam dengan yang kau lakukan!" Ucap Hugo yang menatap tajam pada Luke.
Luke hanya menyeringai lalu pergi meninggalkan bar itu.
*****
Mansion Antonio.
Seorang laki-laki baru saja turun dari kereta kudanya dengan membawa sebuah koper.
Ia adalah Antonio, lalu Emma pun datang menyambut kepulangannya. Tapi Antonio tidak memperdulikan Emma dan langsung masuk ke rumahnya, ia berteriak sekeras-kerasnya memanggil nama anak buahnya itu tapi mereka semua tidak berada di sana.
Emma mendatangi Antonio lalu menenangkannya, dari raut wajahnya bisa disimpulkan jika Antonio begitu kesal dan ia tidak ingin melampiaskan kemarahannya pada Emma.
Antonio pergi keluar dari rumahnya lalu kembali menaiki kereta kudanya itu, Emma hanya bisa melihat kepergian Antonio sambil mendoakan agar tidak ada hal buruk yang terjadi. Sedangkan Antonio sekarang pergi ke kediaman Alexander, ia bergegas pergi ke sana menemui Isabel karena memilikinya firasat yang buruk.
*****
Kediaman Alexander.
Setelah sampai disana, ia mengetuk pintu dengan sangat keras. Kebetulan yang membuka pintu itu adalah Alexander, Antonio langsung saja memasuki rumah itu begitu saja tanpa memperdulikan yang lain. Ia berteriak memanggil nama Isabel tapi tidak ada satupun jawaban, Hector menghadangnya saat ingin pergi ke kamar Isabel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella
Mystery / ThrillerBerlatar belakang di Inggris tahun 1870, Sebuah keluarga bangsawan terpandang bernama Baker yang di kagumi semua orang, kehidupan yang harmonis pun harus lenyap ketika keluarga tersebut mengalami kecelakaan dan hanya menyisakan kedua anaknya yaitu A...