"Apa kau tidak takut jika aku berbuat
hal jahat padamu? Bukannya tadi kau mengatakan sendiri jika tidak bisa mempercayai siapapun?" Ucap Victor."Entahlah, memang tadi aku mengatakan tidak bisa mempercayai siapapun. Tapi setelah melihatmu aku merasa kau bisa dipercaya, terlebih lagi kau tidak pernah berbuat hal buruk padaku" Ucap Isabella.
Victor mengambil sebuah bantal lalu meletakkannya dibawah karpet, ia mulai tidur di atas karpet itu dengan bantalnya. Isabel langsung melihat kebawah lantai, Victor sedang tidur beralaskan karpet dan hanya memakai satu bantal tanpa selimut yang menyelimuti tubuhnya.
"Udaranya sangat panas bagiku, pakai saja selimut itu" Ucap Victor.
"Kau ini sedikit aneh rupanya, mana ada manusia yang merasa panas saat hujan? Naiklah kesini, jangan membuatku merasa sangat bersalah dengan membiarkanmu tidur di lantai" Ucap Isabella.
Isabel melihat ke arah punggung Victor yang masih tidur membelakanginya, lalu tiba-tiba saja Victor berbalik dari arah tidurnya lalu mata mereka bertemu satu sama lain.
"Jadi, mau tidur dengan ku?" Jawab Victor.
Kedua pipi Isabella langsung memerah, ia pun sampai terbata-bata saat berbicara dan tidak berani menatap mata Victor.
"T..tidak terimakasih, maksudku lebih baik kau tidur disana saja, kau sendiri kan yang bilang jika udaranya panas? Selamat malam aku mau tidur dulu!" Ucap Isabella dengan nada bicara yang terbata-bata.
Isabel langsung menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
*****
Keesokan paginya.
Isabel masih belum bangun dari tidurnya, ia masih saja memakai selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Aroma masakan yang lezat membuatnya bangun secara perlahan, ia secara samar-samar melihat ke sekelilingnya. Isabel masih mengumpulkan beberapa nyawanya yang masih tertidur, setelah itu ia duduk di depan sebuah cermin.
Ia bercermin sambil menyisir rambutnya yang panjang itu dengan kedua tangannya, tapi tiba-tiba sebuah bayangan masa lalu mulai terlintas dalam benaknya, entah kenapa hal itu bisa terjadi padahal ia tidak sedang memikirkan apapun saat ini.
Isabel melihat kearah cermin itu, lebih tepatnya ia melihat rambut panjangnya yang bewarna emas itu. Ia menarik rambutnya lalu berteriak sekencang kencangnya, suara teriakannya itu mengundang kedatangan Victor.
Victor menarik kedua tangan Isabel, ia mencoba menghentikan isabel yang terus menarik rambutnya itu, Isabel masih saja mencoba menarik rambutnya itu lalu Victor pun memeluknya dengan sangat erat.
"Isabel, kumohon tenanglah! Ada apa dengan mu? Dengarkan aku, tenangkan dirimu dulu dan ceritakan apa yang terjadi" Ucap Victor.
Isabel mulai menangis, ia memeluk erat tubuh Victor.
"Aku benci rambut ku ini! Bisakah kau memotongnya? Rambut sialan ini telah membuatku hancur! Victor, kumohon potong saja rambutku ini!! Aku tidak pantas memiliki rambut seperti ini!" Ucap Isabella.
"Tenanglah, rambut itu begitu cocok denganmu jadi kenapa harus dipotong? Jangan biarkan masa lalu terus saja menghantui mu" Jawab Victor.
"Apa kau akan terus berada di sisiku? Meskipun aku tidak memiliki darah bangsawan, harta dan juga kekuasaan?" Ucap Isabella.
"Apa kurang jelas bagimu? Mau apapun yang terjadi, aku akan terus bersama mu Isabel. Meski aku tidak tau bagaimana cara mu memandang ku, tapi tetap saja aku akan terus bersama mu" Ucap Victor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isabella
Mystery / ThrillerBerlatar belakang di Inggris tahun 1870, Sebuah keluarga bangsawan terpandang bernama Baker yang di kagumi semua orang, kehidupan yang harmonis pun harus lenyap ketika keluarga tersebut mengalami kecelakaan dan hanya menyisakan kedua anaknya yaitu A...