18

46 36 45
                                    

Malam hari.
Mansion Antonio.

Antonio kini sedang bercermin di dalam kamarnya, ia memandangi bekas luka berukuran kecil di dahinya.

Suara pintu yang terbuka membuatnya menoleh, itu adalah Luke dengan topeng barunya. Ia membawa sebotol wine dan juga dua gelas, Luke meletakan dua gelas itu di atas meja lalu mulai menuangkan winenya, ia memberikan segelas wine pada Antonio lalu segelasnya lagi untuknya.

"Minumlah Antonio, ini wine yang lezat. Ini salah satu wine favorit ku, apa kau tau ini wine tahun berapa? Ini tahun 1842" Ucap Antonio.

"Hentikan ocehan mu itu Luke!" Ucap Antonio.

"Aku hanya membahas tahun wine ini Antonio, kenapa kau menjadi sangat sensitif sekali? Apa masa lalu mulai menghantuimu?" Ucap Luke.

Antonio memberikan tatapan tajamnya, Luke hanya tersenyum kecil padanya lalu keluar.

Antonio langsung memukulkan tangannya pada cermin, ia terus-menerus memukul cermin tersebut sampai hancur berkeping-keping. Beberapa tetes darah mulai mengalir dari tangannya. Antonio tidak berteriak, ia hanya diam dengan wajah dinginnya itu. Tidak berselang lama Emma pun datang membereskan pecahan cermin, saat ingin mengambil pecahan itu, Antonio menarik tangan Emma untuk menjauh.

"Pergi saja, aku bisa membereskannya sendiri. Kau bisa terluka nanti, lagipula ini kesalahan ku" Ucap Antonio.

Emma melihat bekas darah ditangannya, ia langsung menarik tangan Antonio lalu melihatnya. Ia begitu terkejut dengan luka yang berada di tangannya, Emma langsung melepas syalnya lalu membalut luka Antonio.

"Kenapa bisa terluka begini? Jika dibiarkan begitu saja, tunggu sebentar aku akan mengambil kotak obat" Ucap Emma.

"Tidak perlu repot-repot Emma, aku akan pergi ke dokter saja, suruh Victor bersiap pergi denganku" Ucap Antonio.

"Kalau begitu aku juga akan ikut dengan mu, turunkan aku di tempat tujuan ku" Ucap Luke.

Antonio, Luke dan juga Victor kini menaiki kereta kuda menuju dokter. Singkat cerita sampailah mereka ditempat tujuan, rumah itu terlihat tidak begitu asing bagi Victor. Itu adalah rumah Alexander.

*****

Kediaman Alexander.

"Kalau begitu aku pergi dulu, aku harus melakukan sesuatu yang penting" Ucap Luke.

Antonio mengetuk pintu beberapa kali, Isabel pun membuka pintu itu. Ia begitu terkejut dengan kedatangan Antonio dan juga Victor tentunya, Isabel berjalan mundur ketika melihat Antonio.

"Mau apa kalian kemari?!" Ucap Isabella.

Antonio memperlihatkan tangannya yang terbalut syal milik Emma, ia membuka syal itu lalu menunjukkan lukanya pada isabella.

"Aku ingin bertemu dengan dokter" Ucap Antonio.

Antonio pun tanpa basa-basi langsung masuk ke dalam rumah itu melewati isabella yang masih berdiri di depan pintu. Ia duduk santai di sofa sambil menunggu kedatangan Alexander.

Alexander sedang berlari mengejar Giovanni, di wajahnya terdapat banyak coretan lipstik, pelakunya pasti Gio. Alex menyadari kedatangan Antonio bersama anak buahnya.

"Bisa kau hapus dulu lipstik di wajah mu itu? Aku tidak tahan melihatnya dan cepat obati aku dokter" Ucap Antonio.

"Isabel kau saja yang mengobatinya, aku harus mengurus kucing ku yang nakal ini" Ucap Alexander.

"Dasar kuda tua tidak tau diri! Kau juga kenapa datang kesini karena luka seperti ini?! Menyusahkan sekali!" Ucap Isabella.

Isabella mengambil kotak obatnya, ia mulai mengobati tangan Antonio. Setelah selesai memperban tangannya, Antonio pun memeluk tubuh mungil isabella.

Isabella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang