19

51 40 44
                                    

Pagi hari.
Mansion Antonio.

Antonio saat ini sedang bermain piano di aulanya, alunan musik yang ia mainkan begitu indah dan terasa tentram jika mendengarnya. Tiba-tiba saja ia tidak sengaja salah menekan nada yang salah, ia begitu ketakutan dengan kesalahannya ini. Kemudian Victor datang lalu memegang pundak Antonio, ia begitu terkejut dengan Victor. Seolah melihat hantu, Antonio jadi ketakutan hanya karena salah nada.

"Apa masa lalu menghantui mu lagi?" Ucap Victor.

"Mereka benar-benar sudah mati kan? Katakan padaku Victor! Tolong katakan jika mereka sudah mati, jangan sampai mereka menyentuh Isabel ku!" Ucap Antonio.

"Tenangkan dirimu! Tidak akan ada yang terjadi Antonio, mereka sudah lama mati. Kalian tidak akan tersiksa lagi" Jawab Victor.

*Flashback*

Kejadian ini saat usia Antonio yang ke 8 tahun dan isabella yang ke 5 tahun. Waktu itu Antonio sedang bermain piano di aula rumah mereka sambil diawasi oleh ayahnya.

Awal permainan semua berjalan dengan lancar sampai suatu ketika Isabel datang bermain di sekitar kakaknya, Antonio begitu gemas melihat tingkah lucu adiknya itu. Ia tidak sengaja menekan nada yang salah dan hal itu membuat ayahnya menjadi sangat marah.

Antonio langsung berlari ke arah Isabel, ia melindungi adiknya dari kemarahan ayahnya. Tapi tenaga Antonio masih belum cukup kuat, ia hanya bisa melihat Isabel dibawa oleh ayahnya ke suatu tempat.

Isabel di kurung dalam ruangan yang  gelap, hanya ada satu jendela kecil yang berasa disana, meski begitu Isabel tidak menangis. Di malam harinya Antonio menyelinap keluar dari kamarnya lalu menemui adiknya, ia melihat Isabel dari luar jendela. Betapa terluka hatinya ketika melihat adik kesayangannya malah di kunci diruangan yang begitu gelap tanpa makanan dan minuman.

"Isabel, apa kau sudah tidur? " Ucap Antonio.

"Kak disini sangat gelap, jika aku menangis ayah nanti akan semakin marah padaku" Ucap Isabella.

"Tenang Isabel, kakak akan berusaha membebaskan mu" Ucap Antonio.

Keesokan paginya Antonio mencoba membuat kesalahan saat bermain piano, ia ingin dikurung juga agar bisa bertemu dengan adiknya, tapi sayang sekali usahanya sia-sia. Ia begitu kesal dan marah, lalu ia menghampiri sebuah cermin dan menghantamkan kepalanya ke cermin itu, Antonio menjerit kesakitan karena banyak darah yang keluar dari dahinya. Kedua orang tuanya begitu panik dan ingin mengobatinya tapi ia bersikeras ingin melihat adiknya.

"Jika kalian melukai Isabel, aku tidak akan segan-segan untuk bunuh diri!!" Ucap Antonio dengan tatapan tajamnya.

"Antonio hentikan ini semua! Kau bisa kehabisan banyak darah jika begini, dengarkan ayah!"

Tidak berselang lama pun Antonio akhirnya terbaring pingsan di lantai.

*****

Kini Antonio hanya terbaring lemas ketika mengingat masa lalunya yang begitu kelam, ia selalu menyalahkan dirinya sendiri yang tidak bisa melindungi Isabel dan hanya menjadi pengecut yang hanya mengancam.

"Jika Victor tidak membantuku, mungkin aku dan Isabel tetap akan berada di sana selamanya" Ucap Antonio.

Suara ketukan pintu membuat lamunannya terhenti, Victor datang ke kamarnya dengan membawa kotak obat. Ia berniat mengganti perban Antonio, Victor mulai melepaskan perbannya lalu Antonio menyentuh anting milik Victor.

"Kau bisa melepaskannya jika ingin" Ucap Antonio.

"Aku ingin mengatakan padanya, dia terus mencari kebenaran tentang kecelakaan itu. Setelah mengatakannya nanti kami tidak akan bertemu lagi" Ucap Victor.

Isabella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang