16

58 38 54
                                    

Warning!!

Chapter kali ini mengandung unsur kekerasan yang sadis,bagi yang kurang nyaman saat membaca bisa skip.

*****

Pagi hari.
Rumah bangsawan.

Cornelia memasuki sebuah ruangan yang terlihat gelap, ia berjalan kearah jendela lalu membuka sebuah tirai. Cahaya matahari mulai masuk kedalam ruangan itu, seorang wanita sedang tertidur di lantai dengan salah satu kaki yang dirantai.

Sinar matahari itu membuat wanita itu terbangun dari tidurnya, ia adalah Celia adik dari Cornelia. Kini Celia menatap tajam pada kakaknya itu. Cornelia meletakkan makanan dan minuman di hadapan Celia,tapi Celia malah menyiramkan air pada wajah Cornelia. Sontak membuat Cornelia menjadi sangat marah sampai menarik rambut Celia.

"Dasar tidak tau berterima kasih!! Aku masih baik padamu dengan membawakan makanan, akan ku biarkan kau mati kelaparan sekarang!" Ucap Cornelia yang masih menarik rambutnya.

Celia langsung menggigit lengan kakaknya dengan sekuat tenaga sampai lengannya itu mengeluarkan darah.

"Haruskah aku berterima kasih pada wanita jalang sepertimu kak?! Kau dan suami brengsek mu itu tidak lebih rendah dari sampah! Kalian mengambil semua harta suamiku lalu membuang anakku!!" Ucap Celia.

Cornelia langsung mengambil vas bunga dan memukulkannya pada kepala Celia, tidak sampai disitu. Ia juga mengambil pecahan vasnya lalu menusuk perut Celia berulang kali.

Ia akhirnya berhenti melakukan aksinya ketika melihat tangannya yang berlumuran dengan darah yang begitu banyak. Cornelia menjadi sangat panik dan kebingungan dengan yang ia lakukan, ia memanggil beberapa pelayan lalu memerintahkan mereka untuk mengangkat tubuh Celia keluar secara sembunyi-sembunyi.

"Cepat bawa mayatnya menuju ruang bawah tanah, kalian pergilah dulu. Aku akan segera berganti pakaian lalu menyusul kalian" Ucap Cornelia.

Tangan dan gaunnya berlumuran oleh darah Celia, ia sangat panik jika ada yang mengetahuinya.

"Jika Suamiku tau aku membunuh Celia, dia akan menyiksaku habis-habisan! Apa yang akan ku katakan padanya nanti?!" Ucap Cornelia.

Ia langsung mencuci tangannya yang masih berlumuran darah, lalu berganti pakaian, pakaian yang berlumuran dengan darah itu dimasukan pada sebuah keranjang lalu ia membawanya pergi ke ruang bawah tanah.

Diruang bawah tanah, ia menyalahkan sebuah sebuah obor untuk menerangi jalannya, disana terlihat banyak sekali darah yang berceceran. Ia tidak sengaja menginjak tumpukan rambut yang membuatnya hampir terpeleset. Sampailah ia disebuah pintu yang mengarahkannya pada sebuah hutan, para pelayan sedang menunggunya disana.

"Apa lagi yang kalian tunggu?! Cepat bawa dia sejauh mungkin dari sini!! " Ucap Cornelia.

Mereka membawa tubuh Celia ditengah hutan, disana para pelayan mulai menggali tanah untuk menguburkan jasad dan juga gaun yang dibawa oleh cornelia. Ia tampaknya cukup ketakutan sampai tidak berani melihat jasad adiknya itu. Setelah selesai menguburkan mayatnya, ia menyuruh para pelayan untuk segera pergi dan meninggalkan ia sendiri.

"Sekarang tidak ada yang akan menemukan mu! Tidur yang nyenyak ya di bawah sana adikku, sayang sekali anak mu Alice tidak akan tau kematian ibunya" Ucap Cornelia yang menyeringai.

Seorang pria turun dari atas pohon, ia menepuk tangannya dengan keras sampai membuat Cornelia terkejut, ia adalah Luke dengan topeng putih polosnya.

"Siapa kau?! A..apa kau melihat semuanya?" Ucap Cornelia.

Isabella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang