22

50 38 62
                                    

"Apa kau akan terus menggenggam tanganku?" Ucap Isabella.

"Aku akan melepaskannya sampai tiba di rumah" Jawab Gavin.

"Bukan itu maksudku, sudahlah lupakan saja pertanyaan ku tadi" Ucap Isabella.

*****

Kediaman Alexander.

Di waktu yang sama kini Alexander dan Hector sedang berada di ruangan tersembunyi milik Alex.

"Salah satu anak buah ku melihat kepergian Antonio, ini akan sangat mudah bagi kita untuk menggulingkan satu tempat lagi, tapi jangan katakan hal ini pada Isabel. Aku takut ia akan bertindak gegabah nantinya" Ucap Alexander.

"Jangan lupakan anak buahnya, mereka cukup hebat untuk mengalahkan kita. Terlebih lagi laki-laki bertopeng itu, ia begitu licik dan akan melakukan berbagai cara untuk menggagalkan kita" Ucap Hector.

"Jangan khawatir tentang Luke, aku yang akan mengurusnya" Jawab Alexander sambil tersenyum kecil.

*****

Setelah selesai berbincang, Alex pergi menuju kamarnya lalu Ia pun mulai melepaskan kemejanya, ia melepas sebuah perban yang membalut bahunya. Satu persatu lilitan perban itu sudah lepas, kemudian ia mulai mengobati lukanya dan mengganti perbannya dengan yang baru.

"Aku ingin segera mengakhiri permainan ini" Ucap Alexander.

*Flashback*

Kejadian ini terjadi saat Isabel bertemu dengan Luke di kamarnya, ia menembak bahu Luke lalu membuat Luke harus pergi keluar melewati jendela kamar.

Pada waktu itu yang ditembak Isabel adalah Luke palsu, setelah kabur lewat  jendela ia dengan cepat meraih sebuah tali. Ia menuruni tali itu lalu masuk kembali ke dalam rumah melewati jendela yang telah terbuka.

Luke palsu itu adalah Alexander, ia membuka topengnya saat berjalan di lorong yang gelap. Salah satu tangannya sedang menekan pendarahan di bahunya, tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang berada di kegelapan lorong.

"Menarik sekali, bagaimana jika Isabel tau jika pamannya berpura-pura menjadi Luke? Ku pikir kau menyayangi keponakan mu itu"

Sosok itu berjalan maju melewati gelapnya lorong lalu berhenti di sebuah cahaya yang dipantulkan bulan, Ia adalah Luke dengan topengnya.

"Sudah lama sekali sejak kejadian itu kita tidak bertatap muka seperti ini kan?" Ucap Alexander.

"Apa yang kau mau sebenarnya?" Ucap Luke.

"Kita bisa menghancurkan Mereka semua termasuk Antonio, bagaimana? Cukup dengarkan rencana ku" Ucap Alexander.

"Rencana apa?" Jawab Luke.

"Kau harus memalsukan sebuah surat untuk Antonio, dengan kepergiannya kita bisa dengan mudah melumpuhkan mereka semua, kau bisa membunuh Isabel jika perlu" Ucap Alexander.

*****

Seekor burung gagak hinggap di jendela kamarnya, Alex menghampiri burung itu lalu melihat sepucuk surat yang diikat di kakinya. Ia mengambil surat itu lalu membacanya.

"Segera temui aku di hutan, kau tau bangunan tua milik Antonio kan? Datang sendiri kesana, aku juga akan datang sendiri.

Luke"

*****

Kini Isabel dan Gavin telah sampai ke rumah, Isabel langsung masuk ke dalam melihat anjingnya. Ia mencari-cari anjing itu lalu melihat Charles yang sedang menggendong anjingnya di halaman belakang.

Isabella Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang