Setelah acara main main air di samping rumah Filia. Kini baik Filia dan Nando sudah rapi dengan gaya mereka masing-masing. Nando dengan kaus warna hitamnya yang dipadukan dengan celana olahraga warna abu-abu. Sedangkan Filia dengan kaus warna putihnya dengan bawahan yang sama seperti Nando yaitu celana olahraga warna abu-abu.
“Sudah siap Lia?” tanya Nando pada Filia yang sudah ada di boncengan sepedanya.
“Sudah lets go,” jawab Filia dengan penuh semangat.
Mereka berdua bersepeda dengan senyum bahagia yang menghiasi wajah mereka. Dan tentunya dengan Nando yang mengoessepedahnya. Meski agak berat dan peluh bercucuran di dahinya. Nando masih mengoessepedahnya ditemani celotehan Filia yang ada dibelakangnya.
“Lia kita ke taman kompleks aja ya?”
“Iya terserah kamu,” jawab Filia.
Sesampainya di taman kompleks ternyata masih ramai padahal sudah jam delapan.
“Masih ramai ya Ndo aku kira sudah sepi?”
“Iyalah ini kan hari minggu Lia, banyak orang yang ingin menghabiskan waktunya dengan keluarganya di sini.”
“Kenapa harus di sini sih? Kan dirumah tidur, nonton tv lebih enak.”
“Kalau itu mah maunya kamu,” ujar Nando menimpali perkatan Filia barusan. Karena gemas dengan Filia Nando mengacak-acak rambut hitam Filia yang tengah digerai itu.“Nando, jangan gitu aku makin gerah nih,” geruntu Filia karena kurang menyukai kebiasaan sahabatnya ini yang suka mengacak-acak rambutnya.
“Lagian kamu sendiri, udah tau mau bersepedah pakai acara gerai rambut.”“Kan tadi aku keramas, gara-gara kamu juga kan? Yang nyemprot aku pakai selang air,” omel Filia kesal dan berakhir Filila yang merjuk pada Nando.
“Yah sudah iya aku minta maaf. Sekarang mumpung di taman banyak abang yang jual, Filiaku mau dibelikan apa?” bujuk Nando agar sahabatnya ini tidak merajuk lagi.
Filia yang tadinya merajuk pada Nando, kini makin kesal saat dia mendengar Nando mengatakan kata ‘Fililaku’. Di sini Filia paham betul, Filia yang dimaksud oleh Nando ini memiliki dua arti. Yang pertama Filia yang berarti namanya. Atau Filia dari bahasa Yunani yang berarti sahabat.
Filia mengulangi perkataan Nando tetapi dengan nada bertanya, “Filiaku?”Nando mengulum bibir menahan diri agar tidak tertawa saat melihat ekpresi sahabatnya yang lucu ketika merajuk.
Dengan aksa indahnya Nondo menatap perempuan yang ada di sampingnya ini. perempuan yang sudah hampir sebelas tahun bersamanya.
“Filiaku itu kamu. Iya Filia nama kamu dan Filia yang berarti sahabat. Jadi kamu itu satu orang tapi memiliki dua tempat khusus dalam hidupku.”
Seakan tersihir lewat sorot mata Nando. Filia yang awalnya merajuk kini sedikit goyah. Filia tidak hanya mendengar penjelasan Nando, tapi Filia juga bisa merasakan kejujuran dan ketulusan lewat tatapan matanya.
“Ok, karena aku perempuan spesial, hari ini aku mau makan makanan yang spesial.”“Apa? nanti biar aku yang beli.”
“Aku mau makan makanan khas korea,” kata Filia cepat dan sangat antusias.
Nando membelalakkan matanya, “Ya gak makan korea juga Li, emang kamu lihat disini ada yang jual makanan itu.”
“Hhahahaah, canda Ndo gitu aja kesal,” ledek Filia.
Kini malah giliran Nando yang menjalankan aksi diamnya.
“Yah udah, aku mau makan siomay, cimol, sama minuman dingin aja.”
“Yah sudah. Kamu tunggu disini dulu jangan kemana-mana,” kata Nando sebelum beranjak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILIA
Teen FictionBosan. Adalah sebuah kata yang merubah persahabatan mereka. Bukan, ini bukan bosan seperti yang kalian bayangkan. Hanya saja setelah lebih dari 10 tahun bersama. Mereka bahagia atas kebersamaan tersebut, setiap malam berbincang melihat bintang, ber...