Orang tua Filia dan Nando telah mempersiapkan kejutan untuk Filia, dimana tepat pada jam 00.00 nanti adalah bertepatan dengan hari lahirnya Filia, dan hal itu takkan mereka sia-siakan untuk membuat Filia senang apalagi Nando sendiri.
Semua persiapan untuk perayaan hari ulang tahun Filia sudah terselesaikan, dan malam ini juga Nando memutuskan untuk menghabiskan waktunya dengan Filia menjelang kejutan untuk Filia.
Nando kini tengah mengobrol dengan Lia di kamarnya, kini mereka terlihat seperti dulu lagi, sebagai seompasang sahabat yang takkan terpisahkan. Nando meminta waktu pada mamanya Lia sebelum Lia tidur ia akan menemani Lia, dan mamanya mengizinkan.
"Aku senang liat kamu bisa tersenyum kayak gini lagi," ujar Nando yang duduk di depan Filia. Fikia kini tengah bersandar di atas tempat tidurnya sedangkan Nando duduk di depannnya.
Fikmlia tersenyum, "aku juga senang bisa bareng kamu lagi Ndo," jawab Filia seraya menatao netra Nando. Mata Nando memancarkan rasa syukur yang paling karena telah diberikan kesempatan untuk mrnghabiskan waktunya dengan sahabatnya ini.
"Oh ya, aku udah ada hadiah buat kamu,' tambah Filia.
Nando mengerutkan dahi, "hadiah?" dibalas anggukan kepala oleh Lia.
"Hadiah buat kamu di hari ulang tahun ku nanti, aku mau kamu yang ngambil sendiri di laci kamar aku ya," ucap Lia.
Nando terkekeh mendengar ucapan Lia, ia sempat tak percaya apa yang dikatakan sahabatnya itu. Yang ulang tahun siapa, yang dikasih hadiah siapa.
"Kamu ada-ada aja Lia," jawab Nando seraya tertawa kecil.
"Biar beda gitu, kalau yang lain mah udah biasa," jawab Lia santai.
Nando terkekeh seraya mengangguk paham.
"Kamu nggak senang ya aku kasih hadiah?" tanya Filia pada Nando.
"Aku senang kok, senang banget malah Li," jawab Nando dengan nada yang sangat meyakinkan. "Makasih ya," tambahnya.
Lia tersenyum hangat, "aku udah nggak sabar ngumpul bereng sama teman-teman yang lain," ujar Lia. "Aku juga kangen sekolah, udah lama juga aku libur karena di rumah sakit," tambah Lia.
"Mereka juga kangen sama kamu, dan pengen ketemu bareng lagi," ucao Nando.
"Mmm, Dila dimana Ndo?" tanya Filia.
Nando bungkam saat Lia menanyai tentang Dila, ia teringat lagi kejadian beberapa waktu lalu yang menimpanya dengan Lia yang hampir saja merenggut nyawa mereka berdua. Filia hanya menaikkan kedua alisnya, seraya menunggu jawaban dari Nando perihal Dila, teman sebangkunya itu.
"Nando?" panggil Lia.
"Mmm, Dila ..."
"Dila sekarang berada di rumah sakit jiwa Li," jawab Nando.
"Rumah sakit jiwa?" ulang Lia sembari kaget.
Nando mengangguk, "sebenarnya Dila memiliki gangguan pada jiwanya, maka dari itu ia nekad melakukan apapun yang membuat hatinya senang, walau sampai mencelakai temannya sendiri," jelas Nando.
Lia menatap Nando tak percaya, lalu menghembuskan nafas berat.
"Kasihan Dila," gumanya pelan seraya mengedarkan pandangannya kesembarangan arah.
"Dia udah celakai kita Li," ujar Nando.
"Iya, aku tau. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan Ndo, dan aku ikhlas atas perbuatan Lia padaku tempo lalu, aku memaafkannya," ucap Lia.
Nando yang mendengar perkataan dari Lia hanya menatap netra Lia dalam, ia tak menyangka sahabatnya ini memiliki kebaikkan hati yang sangat tulus, ia dengan mudahnya memaafkan orang yang hampir saja menghilangkan nyawanya, tapi apa responnya, ia mengikhlaskan semua yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILIA
Teen FictionBosan. Adalah sebuah kata yang merubah persahabatan mereka. Bukan, ini bukan bosan seperti yang kalian bayangkan. Hanya saja setelah lebih dari 10 tahun bersama. Mereka bahagia atas kebersamaan tersebut, setiap malam berbincang melihat bintang, ber...