Empat Puluh

1 2 0
                                    

Setelah berselang beberapa menit, akhirnya Filia sadar. Ia membuka matanya pelan dan mengedarkan pandangannya. Ketika melihat Filia sudah siuman, semua orang bergegas mendekat menghampiri Filia dengan raut wajah khawatir.

Jelas disana, nampak raut wajah Nando dan Bara terlihat sangat khawatir ketika melihat Lia terbaring di tempat tidur UKS. Tapi, ketika melihat Filia kini telah membuka matanya membuat mereka terlihat lega.

Nando sangat bersyukur, melihat sahabatnya kini sudah terlihat baik-baik saja. Ia sangat merasa bersalah jika kejadian ini terulang kembali.

"Lia, gimana keadaan kamu? Apa yang sakit?" tanya Nando pada Lia seraya memegangi jemari Lia.

Lia menatap ke arah Nando, ia pun tersadar bahwa tangannya sedang di pegang Nando. Dengan cepat Lia menjauhkan jemarinya dari tangan Nando, karena di ruangan ini tidak hanya ada mereka berdua, tapi ada Bara, Devi, Dila dan yang lainnya.

"Aku baik-baik aja kok," jawab Filia seraya mengalihkan pandangan ke semua temannya di ruangan itu. Ketika beradu tatap dengan Dila Lia mendapati tatapan tajam dari Dila.

"Lia?" panggil Nando dan dibalas dengan tatapan hangat dari Lia.

"Iya,"

Tangan Nando kembali meraih jemari Lia ke genggamannya, tidak peduli dengan tatapan heran teman-temannya yang lain. Ia tak lagi menghiraukan, yang ingin lakukan saat ini ialah menjaga sahabatnya ini agar kejadian yang membuat Filia terbaring sakit tak kan terulang lagi.

"Aku janji sama diri aku sendiri kalau aku tidak akan membiarkan kamu terluka lagi Lia, aku tidak akan membiarkan kamu sakit begini lagi, kamu sangat berharga dihidupku Lia," ujar Nando yang masih menggenggam erat tangan Lia. Tanpa ia sadari, semua teman-temannya kini kaget setelah mendengar penuturan dari Nando tak terkecuali Dila.

Ia sangat murka mendengar penuturan yang dilontarkan Nando kini, ia merasa tak ada artinya bagi Nando. Posisi sebagai pacarnya Nando tak membuat semua yang ia inginkan terjadi seperti kemauannya, malah membuat terluka dan sakit hati.

Semua orang yang berada di ruangan ini, hanya memberikan ekspresi bingung. Heran dengan perkataan Nando kini. Namun Nando hanya diam tak mengubris raut wajah yang orang-orang lemparkan padanya. termasuk Bara. Bara yang sangat menyukai Lia bahkan mengagumi gadis penggemar susu kotak itu terlihat bingung, apa harapannya akan menghilang setelah mendengar apa yang tak sepatutnya ia dengar. Ya, kecewa tentunya.

Dila yang tidak tahan melihat adegan di depannya ini langsung angkat bicara.

"Nando!! Kamu apa-apaan sih ha?" teriak Dila sembari menarik tangan Nando sehingga genggamannya terlepas dari tangan Filia. Nando yang diperlakukan seperti menatap Dila tajam dan melepaskan tangannya kasar dari tarikan Dila.

"Maksud kamu apa begini?" ujar Nando ketus.

"Kamu yang apa-apaan, jelas-jelas aku yang disini pacar kamu. Ngapain kamu pegang-pegang tangan orang lain, di depan aku lagi," bentak Dila dengan suaranya yang tinggi.

"Filia bukan orang lain, dia sahabat aku. Kita sahabatan dari kecil, asal kamu tau kita itu sudah dekat sejak lama. Bukan hanya kita saja yang dekat, tapi keluarga kita berdua udah sama dekat. Aku sama Lia udah seperti keluarga," jawab Nando.

Nando menunjuk wajah Dila dengan jari telunjuknya, "Aku tegaskan sama kamu sekali lagi, dia bukan orang lain!" sambung Nando tegas.

Dila kaget mendengar penjelasan dari Nando, bahkan yang lainnya juga terkejut mendengar apa yang dilontarkan Nando.

"Terus aku ini apa bagi kamu Ndo? Aku ini pacar kamu," ucap Dila dengan nada pelan.

Tapi Nando hanya diam tak mengubris pertanyaan dari Dila. Bara yang melihat itu terlihat emosi dan sangat marah pada Nando.

FILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang