Tiga Puluh Lima

6 3 0
                                    

Keesokan harinya Filia berangkat sekolah bersama ayahnya lagi. Dan untungnya sang ayah tidak bertanya macam-macam sama Filia. Sesampainya di sekolah Filia tetap bersikap seperti biasanya. Tapi tidak pada Nando, Filia sangat enggan bertemu dengan Nando.

Saat mendekati jam istirahat Filia merasakan pusing dan mual. Tapi Filia tetap berusaha tenang, setidaknya sampai jam istirahat. Dia tidak mau merepotkan dan membuat orang lain khawatir.

Dan jam istirahat pun tiba, Dila teman sebangkunya Filia sedari pagi tak memperdulikan Filia. bahkan hari ini mereka tidak saling tegur sapa. Devi menyadari ada yang beda dari teman-temanya. Sosok Dila yang terkenal humoris kini diam membisu dan Filia yang emang dasarnya pendiam kini makin diam dan dia terlihat pucat.

“Li, kamu sakit? aku antar ke uks ya?” tawar Devi saat melihat wajah pucat Filia.

Filia hanya bisa mengagumi ajakan Devi, karena memang kepalanya sangat sakit dan perutnya mual.

Nando yang mendengar jika Filia sedang sakit ingin ikut juga mengantar Filia ke UKS, sejujurnya Nando juga sangat khawatir pada sahabatnya itu. Dan Nando yakin pasti Maag Filia kambuh.

“Udah ngapain sih ngeliatin dia gitu banget?” cibir Dila kesal saat melihat Nando tak mengalihkan perhatiannya pada Filia yang dibawa ke UKS sama teman-temanya.

“Kamu gak mau ikut nganter Filia ke UKS juga?” tanya Nando agar Nando juga bisa melihat dan memastikan keadaan Filia.

“Nggak! Ngapain dia juga sudah ada Devi sama Reza.”

“Tapikan dia teman kamu?”

“Hanya teman dan kamu itu pacar aku!” tegas Dila pada Nando. “Lagian kamu itu ngapain sih masih lihat cewek lain udah punya pacar juga!” gerutu Dila yang terdengar tak menyukai Filia. Sedangkan Nando tak menggubris perkataan Dila.

“Ayo ke kantin aja, aku laper nih,” Dila menggandeng Nando untuk ke kantin.

Disisi lain sebenarnya Nando ingin sekali menemani Filia. Nando merasa bersalah dan khawatir dengan kondisi Filia saat ini. Raga Nando memang sedang berjalan menuju kantin tapi jiwa dan pikiran Nando bersama Filia.

Baru beberapa langkah kaki Nando melangkah ke kantin tapi perasan Nando tidak enak dan Nando makin kepikiran sama Filia.

“Kenapa berhenti?” tanya Dila karena tiba-tiba Nando berhenti jalan. Tak ada jawaban dari Nando. Tapi Fokus Nando tetep pada Filia yang sedang berjalan bersama Devi menuju UKS.

“Nando!” sentak Devi, karena teriakan Devi barusan banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka.

“Kenapa sih? Aku gak budek,” sentak Nando balik.

“Kamu yang kenapa? aku ini pacar kamu, apa kamu lupa?  kenapa kamu malah ngeliat cewek lain!” marah Dila pada Nando sambil menekankan kata pacar kamu.

Seketika Nando menatap tajam ke arah Dila sambil berkata, “Aku gak lupa, tapi aku juga ingat jika aku juga punya teman yang sedang membutuhkan pertolongan aku!” kata nando dengan tegas. Lalu melepaskan tangannya yang digandeng oleh Dila.

“Meski kita pacaran! Aku gak mau egois seperti kamu!” lalu Nando berlari menghampiri Filia dan Devi.

Tak lama kemudian Filai pingsan. Devi sangat terkejut, karena Filia yang ia rangkul lemas tak berdaya. Untungnya kepala Filia tak terbentur lantai koridor, karena tubuh Filia ditahan oleh Nando.

Nando membaringkan Filia, lalu meletakkan tangannya di ceruk leher Filia dan di bawah lulutny. Kemudian Nando membopong gadis itu untuk segera dibawa ke UKS.

“Bagaimana keadaan teman kita dok?” tanya Nando yang terlihat sangat khawatir.

“Dia pingsan karena tidak kuat menahan sakit diperutnya, apa dia punya sakit maag?”

“Iya dok.”

“Seharusnya kamu sebagai temannya selalu mengingatkan dia untuk makan tepat waktu, agar kejadian seperti ini tidak tidak terulang lagi,” jelas dokter yang jaga di UKS.

“Iya,” jawab Nando. Lalu sang dokter pergi meninggalkan Filia yang belum membuka matanya.

“Dev, aku minta tolong belikan Filia makan, air mineral sama susu kotak ya,” pinta Nando pada Devi yang sedari tadi hanya diam saja menyaksikan kekhawatiran Nando pada Filia yang sakit.

“Nando kenapa kamu lebih memperhatikan cewek lain sih!” sela Dila yang baru datang ke UKS. “Biarin aja Filia itu sama Devi, aku juga belum makan dan kamu malah lebih mentingin cewek lain.

Devi membulatkan matanya saat Dila mengatakan itu, sedangkan Nando tetap diam dan tak menggubris perkataan Devi, Nando malah memilih berbicara sama Devi. “Dev, minta tolong ya.”

“Iya sebentar aku belikan dulu.”

Tak berselang lama perlahan Filia membuka matanya, Filia terkejut karena disampingnya ada sudah ada Nando dengan wajah khawatirnya dengan Dilia dengan ekspresi kesalnya.

“Akhirnya putri tidur bangun juga ya!” sinis Dila pada Filia saat baru  sadar dari pingsannya. Filia dan Nando tak menanggapi perkataan Dila barusan.

“Li? Kamu kenapa gak makan? kamu kan tau kamu punya maag?” tanya Nando lembut pada Filia.

Tapi Filia belum menjawab pertanyaan Nando sudah disela sama Dila. “Itu tuh, cara dia buat  cari perhatian!”

Nando menghembuskan nafas kasarnya, dan lebih memilih tak menanggapi perkataan Dila yang terdengar menyebalkan. Nando kembali menatap pada Filia dengan tatapan penuh kasih sayang.

“Kamu disini aja istirahat, Nanti kalau pulang sekolah aku jemput, kamu pulang sama aku!”

“Gak! Kalau kamu pulang sama dia aku pulang sama siapa?” bantah Dila tak teriama.

“Kamu bisa pulang sama yang lainnya.”

“Aku gak mau, lagian aku itu pacar kamu! Kenapa kamu lebih memilih dia sih yang bukan siapa-siapa kamu!” Dila kembali membantah.

“Dila! Kalau kamu gak bisa diam mending kamu pergi dari sini!” bentak Nando pada Dila.

“Kok kamu malah bentak aku!” Dila balas membentak pada Nando.

“Sudah-sudah kalian kenapa malah  bertengkar disini? Nando aku bisa kok pulang sendiri,” jawab Filia dengan senyum palsu.

“Gak kamu tetep pulang sama aku, kamu itu lagi sakit!” tegas Nando.

Mendengar pernyataan Nando barusan makin membuat Dila marah, “Kamu itu kenapa sih? Dia bilang dia bisa pulang sendiri, biarin aja kenapa kamu maksa!”

“Iya Ndo aku gak apa-apa kok, aku bisa pulang sendiri. Nanti kalau gak aku bisa minta anter kak Bara,” kata Filia menyakinkan Nando agar tidak khawatir.

“Tuh kan, dia juga bisa sama gebetannya!”

“Kamu yakin Li?” tanya Nando memastikan lagi. Dan Filia mengangguk yakin.

Setelah beberapa jam Filia tidur di UKS, satu jam sebelum jam pulang Filia kembali ke kelas. Sesuai rencana awal, hari ini Nando pulang bersama Dila sang pacar dan Filia akan meminta tolong  Bara untuk diantar pulang. Saat Filia sudah keluar kelasnya, kebetulan ada Bara yang lewat di depan kelas Filia.

“Kak Bara,” panggil Filia. Bara pun menoleh dan menghampiri Filia, yang masih ada di dalam kelasnya.

“Ada apa Li?”

“Gak apa-apa kak, kak bara gak pulang?” tanya Filia ragu-ragu.

“Ngak, hari ini aku ada rapat,” jawab Bara, “Emang kenapa?”

“Hmmm gak apa-apa sih aku hanya tanya,” jawab Filia sambil nyengir kuda.

“Yah sudah kak, aku pulang dulu ya,” pamit Filia sebelum pergi.

Setelah keluar dari kelasnya Filia memutuskan dari ini dia akan pulang sendiri naik angkot. Tapi sepertinya Filia tidak beruntung saat Filia keluar dari gerbang sekolah Filia baru menyadari jika hari ini dia lupa membawa uang saku.

“Ah, sial kenapa aku lupa bawa uang saku,” geruntu Filia kesal. “Baik Filia, hari ini kamu harus pulang jalan kaki, semangat!” kata Filia pada dirinya sendiri.

FILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang