Tiga Puluh Satu

3 5 0
                                    

“Ciee, Ciee.”

“Pj dong Pj!”

“Selamat ya!”

“Jangan lupa traktirannya!”

“N&N, cocok banget!”

Filia mendengar suara riuh dari dalam kelasnya. Hari ini Filia berangkat bersama Ayahnya dikarenakan Nando yang sudah berangkat duluan. Mengingatnya membuat hati Filia kembali sakit.

“Bi Nando kemana belum ke bawah?” tanya Filia melihat bibi di rumah Nando sedang beberes halaman depan.

“Den Nando sudah berangkat,” jawab Bibi sopan.

Filia terkejut mendengarnya. Walaupun mereka sedang marahan biasanya Nando tak pernah meninggalkan Filia.

“Nando kok tega sih!” Gumam Filia.

“Loh! Lia kenapa belum berangkat?” tanya papa keluar dari rumah.

“Lia berangkat sama papa aja ya!” Filia menggenggam tangan papanya.

“Tumben biasanya juga sama Nando?”

Filia bingung harus menjawab apa.

“Yaudah ayo! Nanti telat.”

“Makasih pa,” seru Filia senang lalu mencium pipi papanya.

Papa Filia tersenyum ke arah putrinya itu. Sudah lama juga dia tidak mengantar Filia ke sekolah.

“Lia masih marahan sama Nando?” tanya papa saat setelah memasuki mobil.

“Nggak!” refleks Filia menjadi agak keras menjawabnya.

“Maaf pah, nggak lagi marahan kok.”

“Jangan sampe berlarut-larut Li, papa tau kok kalian lagi marahan. Kemarin kamu pergi malam sama Bara bukan Nando. Sekarang Nando yang berangkat tanpa kamu,”ujar papa mengusap kepala Filia.” Papa juga dulu sering berantem sama temen, bahkan sampai pukul pukulan. Jadi gak apa-apa wajar kok, asal kalian bisa nyelesain masalahnya jangan dihindari ya sayang. Gak baik nanti juga kalian saling membutuhkan lagi jadi harus bisa nurunin ego. Gak enak kan kalo misalkan marahan terus.”

Filia mengangguk merenungi semua perkataan papanya.

Saat masuk ke dalam kelas terlihat semua temanya berkumpul mengerubungi Nando dan Nadila. Filia duduk di kursi, entah kenapa walaupun dia penasaran rasanya enggan untuk bertanya dan menyapa mereka. Filia juga sedikit kesal karena Nando yang tidak memberitahu bahwa dia berangkat duluan. Untung saja ayahnya belum berangkat kerja.

“Li!” panggil Devi saat Filia sedang melamun.

Filia hanya mengangkat dagu dan alisnya.

“Nadila sama Nando jadian!” kata Devi senang.

Duarr!!

Filia serasa disambar petir tengah hari. Kemarin dia berangkat dengan Nando belum semua salah paham itu selesai Filia sudah di kagetkan dengan berita bahwa Nando sudah berpacaran dengan Nadila.

Dulu Nando yang bilang jika nanti mereka menyukai seseorang harus saling memberi tahu. Kenapa sekarang malah Filia tahu berita seperti ini dari orang lain.

Raut wajah Filia terlihat tersenyum miring mengingat semua itu. Filia cepat cepat mengubah raut wajahnya ketika ingat bahwa masih ada Devi.

Devi yang melihat perubahan wajah Filia merasa heran. Ada apa dengan sahabatnya itu.

“Kenapa lia?” tanya Devi memastikan.

“Enggak apa-apa, kita ke Dila yuk!” Filia menarik tangan Devi.

FILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang