Empat Puluh Satu

1 2 0
                                    

Sepulang sekolah, Nando menghampiri Lia untuk pulang bareng dengannya. Awalnya Lia menolak, tapi ia juga berpikir bahwa hari ini juga tidak ada yang menjemputnya.

Lia berjalan sendiri di tepi jalan dengan cuaca yang sangat panas, lalu Nando kembali menghampiri Lia dan mengajaknya untuk pulang bersamanya.

"Ayok naik tuan putri, kita pulang bareng," ajak Nando dengan senyum khasnya pada sahabatnya itu.

"Nggak usah Ndo, aku bisa pulang sendiri," jawab Lia.

"Aku nggak nerima penolakan Filia,"ujar Nando.

"Kamu bawa motor?"

"Ayok naik,"

"Tapi ..."

Nando menarik tangan Lia agar duduk di kursi belakang motornya, sepereti biasanya hari ini Nando membawa sepedah motor kesayangannya ke sekolah. Lia yang menerima perlakuan tersebut diam saja tak menolak, itu artinya Nando berhasil membujuk Lia untuk pulang bersamanya. Lia membetulkan posisi duduknya agar nyaman duduk di jok bagian belakang motor Nando. Ketika Lia sudah duduk di belakangnya Nando malah turun dari motor dan memasangkan helm pada Filia. Lia yang mendapatkan perlakuan seperti kaget dan bungkam tak memberikan ekspresi apapun

Netra mereka beradu, ada tatapan hangat pada keduanya, juga tersirat sebuah kebagiaan dan kelegaan hati jika saat ini terjadi. Nando telah selesai memasangkan helm pada Lia dan ia tersenyum.

"Oke, mari kita berangkat,"

Motot Nando meninggalkan perkarangan sekolah mereka. Dengan laju motor yang sedang, hembusan angin jalan membuat Filia merasa sangat nyaman. Ia melihat pantulan wajah Nando dari kaca spion motor, ia tak menyangka bisa sedekat ini lagi dengan Nando, senyum terukir jelas di wajahnya.

Disepanjang perjalanan pulang, Nando dan Lia sudah mengobrol seperti biasa. Seperti tak pernah ada masalah yang terjadi, mereka seolah melupakan semua kejadian yang terjadi. Mereka bergelak tawa di tengah ramainya kendaraan jalan saat ini.

Ketika sedang asik mengobrol, Nando menyadari ada sebuah mobil yang dengan laju sangat cepat dari arah berlawanan mengarah padanya. Nando kaget karena mobil itu semakin mendekat ke arah mereka, karena Nando tak dapat menghindari mobil itu akhirnya terjadi tabrakan antara motor Nando dan mobil itu.

Nando terjatuh ke aspal yang tertimpa motor, sedangkan Filia terbentur trotoal jalan yang mengakibatkan Lia pingsan dan banyak darah yang keluar dari kepalanya. Dengan setengah sadar Nando berusaha bangkit dan mendekat ke arah Filia.

"Lia, bangun Li?" panggil Nando menggoyangkan tubuh Filia. Nando sangat terkejut melihat kepala Filia yang berlumuran darah dan hal itu berhasil membuatnya makin khawatir dengan keadaan sahabatnya.

Dengan cepat dan dengan sedikit tenaga yang ia miliki kini, Nando meronggoh saku celananya mengambil benda pipih dan mencari kontak lalu menghubungi orang tersebut. Rasa pusing yang Nando rasakan kini membuatnya ikut terbaring lemah di samping Filia.

Mobil yang menabrak mereka memberhentikan mobilnya di ujung jalan melihat dua insan yang terbaring lebah disana, lalu tak begitu lama langsung memutuskan pergi dengan laju yang sangat cepat.

Tak lama setelah itu datang Reza menghampiri Nando dan Filia, ya Nando tadi menghubungi Reza karena di log panggilan terakhirnya ada nama Reza. Reza langsung membawa keduanya ke rumah sakit terdekat.

Setelah samapai di rumah sakit terkedat Reza langsung menghubungi orang tua Filia dan Nando lewat ponsel mereka masing-masing.

Akhirnya Lia dinyatakan kritis karena kepalanya banyak mengeluarkan darah, sedangkan Nando mengalami luka-luka ringan disekujur tubuhnya dan dia masih pingsan.

FILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang