Tiga Puluh Delapan

1 2 0
                                    

“Kamu mau makan apa dev?” tanya Reza pada Devi saat sudah sampai dikantin.

“Hah?” ujar Devi sambil membelalakan mata saking terkejutnya.

Melihat reaksi Devi yang menurut Reza berlebihan reflek Reza mendorong tubuh Devi pelan,

“Biasa aja kali tuh muka,” cibir Reza.

“Hmmmm, kita pesan sendiri-sendiri aja  ya Za?”

“Kenapa? kamu gak suka kalau aku yang mesenen makanan buat kamu?”

“Nggak bukan gitu,” sela Devi cepat.

“Terus kenapa?” tanya Reza lagi tapi terlihat jelas jika Devi tidak bisa menjawab pertanyaannya.

“Mending sekarang kamu duduk terus aku yang pesen. Kamu mau makan apa?” tanya Reza lagi tapi tetap tak ada jawaban dari Devi.

“Aku pesenini bakso sama air mineral aja ya?” tawar Reza dan dengan ragu-ragu disetujui oleh Reza.

Sembari menunggu Reza memesan makanan, Devi memgangi dadanya yang sedang bergemuruh kencang.

“Astaga aku kenapa?” tanya Devi pada dirinya sendiri.

Tak lama kemudian terlihat Reza datanga membawa makannan mereka, dengan senyuman khasnya. Banyak kaum hawa yang menatap ke arah Reza tapi saat tau Reza menuju ke meja milik Devi kaum hawa itu langsung menatap tajam ke arah Devi.

“Jangan nunduk mulu, ini baksonya dimakan.”

Devi hanya mengangguk sambil menerima bakso dari Reza, mereka berdua makan dengan hening, tak ada yang memulai pembicaraan.

Saat Devi mau mengambil kecap tanpa sengaja Reza juga mau mengammbil kecam. Jadilah tanpa sengaja tangan Devi dipegang oleh tangan Reza.

“Maaf, kamu duluan aja.” Devi menunduk sambil mengeser botol kecap itu ke arah Reza.

Meski kebingungan dengan tingakah Devi, Reza tetap menerima botol kecap itu lalu dikasihkan ke Devi lagi.

“Kamu hari ini kenapa sih dev?” tanya Reza  pada Devi yang terlihat aneh hari ini.

“Aku gak apa-apa, emang aku kenapa?” tanya balik Devi.

“Kamu beda gak seperti yang dulu.”

“Bukan aku Za yang beda tapi  kamu yang berubah. Kenapa kamu bertingkah seperti ini sih? Aku nyaman kita yang dulu!” akhirnya Devi menggungkapkan apa yang dia tahan hari ini.

“Bertingkah yang seperti apa?” tanya balik Reza yang memang kebingungnan, “Inilah aku yang sebenarnya Dev,”

“Reza yang aku kenal dulu bukan seperti kamu!”

“Maksud kamu gimana sih Dev aku gak ngerti?”

Devi tak menjawab pertanyan dari Reza karena sejujurnya Devi juga bingung dengna dirinya sendiri. Kenapa dia bisa berbicara seperti itu pada Reza.

“Dev kalau bica sama orang itu jangan nunduk lihat aku,” titah Reza pada Devi.

Berlahan Devi mengangkat kepalanya dan manik matanya langsung bertemu dengan bola mata hitam milik Reza. Saat Reza kan bicara, perkataannya terpotong dengan kedatangan kakak kelasnya yang satu ekstra dengannya.

“Za, bisa ngumpul bentar gak?”

Karena terkejut dengan kehadiran kakak kelasnya yang tiba-tiba itu reflek Reza menatap tajam ke arahnya.

“Wooi santai bro, tuh mata bisa dikondisikan?”

Entah keberanian dari mana tapi Devi berani menjawab pertanyan dari kakak kelasnya itu,
“Bisa kak, bawa aja Rezanya.”

FILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang