Tujuh Belas

3 5 0
                                    

Tet ... Tet ... Tet ...

Suara bel tanya pulang sekolah berbunyi Bara telah menunggu Filia di depan kelas sejak 5 menit yang lalu karena tadi Bara melaksanakan ujian dan cepat mengerjakannya.

Kelas Filia baru saja bubar banyak anak kelas Filia yang kaget melihat ketua osis mereka ada di depan kelas. Tak terkecuali Filia.

“Yuk Pulang!” ajak Bara.

Filia kira ajakan Bara saat tadi mereka makan mangga hanya sekadar bercanda.

Bara tersenyum melihat Filia yang sibuk membuka kulit mangga dengan mata berbinar seperti melihat berlian.

Sekarang benar benar menyadari Filia sungguh gadis luar biasa, hanya dengan sebuah mangga dan duduk di atas pohon. Bisa membuatnya sebahagia ini.

“Kak Bara bisa buka buah mangganya?” tanya Filia.

“Bisa dong!” kata Bara bangga.

“Emang gimana? Kan Kak Bara gak punya pisau?” tanya Filia kembali.

“Cowok tuh gak butuh pisau cuma buat buka mangga, tinggal gigit kulitnya lalu tarik dan buang,” kata Bara sambil mempraktekkan apa yang dia ucapkan.

“Wihh hebat. Tapi kata Mama kalau langsing digigit gitu nanti borokan,” kata Filia menakut-nakuti Bara.

“Nggak!” kata Bara tidak terima.

“Kak Bara borokan ihhh,” kata Filia.

“Enggak, mana sini liat gak ada boroknya.” Kata Bara.

“Kalau borokan tuh ... bukan makan mangga,” kata Bara menambahkan.

“Terus makan apa?” tanya Filia.

“Ada pokoknya, yang getahnya itu bahaya,” kata Bara.

“Ouh,” kata Filia sambil terus memakan mangga.

Karena terlalu semangat makan ada beberapa cipratan jus mangga yang terkena seragam sekolah Filia.

Bara menyodorkan sapu tangan pada Filia.

“Ini buat lap seragam kamu tuh banyak cipratan mangga,” kata Bara.

“Ouh iya hehe,” kata Filia sambil menerima saputangan Bara.

“Makasih kak,” kata Filia kembali.

“Nanti pulang bersama aku ya?” kata Bara

Filia menoleh, melihat Bara yang juga menatapnya. Dia ingin menolak. Namun, dengan semua kebaikan bara membuat Filia tidak tega menolaknya.

Filia mengangguk.

“Yuk, ke kelas bentar lagi bel,” kata Filia.

“Iya,” Kata bara menyudahi acara makan mangganya.

“Kamu turun duluan,” Kata Bara.

“Kenapa kak?” tanya Filia.

“Aku masih mau, ambil mangga. Udah kamu ke kelas ya,” kata Bara.

“Beneran Kak?” tanya Filia sambil turun dari pohon.

“Iya beneran, sana ke kelas. Hati-hati,” kata Bara.

“Yaudah, aku ke kelas. Dadah Kak Bara!” kata Filia.

Dan sekarang Bara ada di hadapannya dengan mangga yang dibungkus hoodie dan tas di tangannya.

Filia menoleh melihat Nando yang ada di belakangnya, mencoba untuk menatap mata Nando untuk mencari jawaban yang tepat untuk situasi ini.

Namun, nihil Nando sama sekali tidak menatapnya.

FILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang