Dirumah Filia sudah istirahat setelah diberimakan dan minum obat dengan mamanya. Meski sebenarnya mama Filia ingin sekali bertanya kenapa Filia bisa pingsan di jalan sendirinya? Dan dimana Nando sahabat Filia yang sudah dia angap anaknya sendiri? Tapi pertanya-pertanya itu hanya bisa disimpan dalam hati mengingat sanga anak terlihat sangat lemas sekali.
Diwaktu yang sama tapi dengan tempat yang berbeda, Nando baru pulang setelah mengantarkan Dila. Sedari tadi perasaan Nando tidak enak, tapi Nando tidak mendengar kabar apa-apa. Setelah Nando menganti bajunya dan akan menuju dapur, Nando bertemu dengan Mamanya yang baru datang entah dari mana.
“Mama dari mana? Aku pulang kok rumah sepi?”
“Seharusnya mama yang tanya sama kamu. Kamu dari mana? Kenapa kamu gak pulang sama Filia? tadi Filia pingsan diantar temanannya—“
“Uuuhuk,” tiba-tiba Nando tersedak air putih yang sedang dia minum.
Setelah tersedak air yang dia minum, bukan empati yang Nando dapat melainkan pelototan tajam dari sang mama untuknya.
“Kamu sama Filia marahan? Seharusnya sebagai cowok kamu itu mengalah Ndo! Kasihan tuh Filia pasti sakitnya gara-gara kamu kan?” Tuduh sang mama pada Nando.
Setelah mendengar omelan dari sang Mama, Nando langasung pergi menuju rumah Filia, kini Nando menyadari kesalahannya.
Nando mengetuk pintu rumah Filia, tapi sekali dua kali tidak ada jawaban. Nando makin panik memikirkan keadan Filia. Hingga ketukan yang ke tiga pintu rumah Filia dibuka oleh Mama Filia.
“Tante saya mau lihat keadan Filia,” pinta Nando langsung
“Gak usah Filia lagi istirahat!” jawab Mama Filia dengan ketus.
“Ma, Nando tau Nando salah Nando mau minta maaf, izinin Nando jenguk Filia ya. Nando kahawatir banget sama Filia,” mohon Nando dengan wajah memelas.
“ CUKUP! Bentak mama Filia, “jangan! Panggil Mama, kamu bukan anak tante lagi. 10 tahun lebih tente menganggap kamu sebagai anak saya sendiri, tapi kenapa hari ini kamu ngecawain tante Nando!” ungkap mama Filia dengan mengebu-ngebu.
Mengdengar ungkapan mama Filia Nando makin meras bersalah dan tanpa sadar Nondo juga meneteskan air matanya saat mama Filia menagis didepannya.
Dengan wajah yang masih berlinang air mata Nando bersimpu sambil terus bergumam meminta maaf pada mama Filia yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.
“Nando minta maaf tante, Nando tau Nando salah Dan tante bisa hukum Nando sesuka hati tante tapi Nando mohon izinkan Nando untuk menjenguk Filia.”
Mama Filia masih marah dengan remaja laki-laki ini, tapi mau gimanan lagi. Dia juga seorang ibu dan anak ini memang tidak lahir dari rahimnya tapi remaja laki-laki ini sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.
Diwaktu yang sama dan ditempat yang berbeda, tangisan Lia pecah saat dia tidak sengaha mendengar perdebatan antara mamanya dengan sahabatnya. Dengan raut wajah yang pucat, Filia terbaring di tempat tidurnya menatap langit langit yang membuatnya mengingat kembali apa yang sedang terjadi tadi siang.
Kenyataann pahit yang harus dia terima bahwa sekarang Nandonya sahabarnya harus membagai waktu dengan perempuan lain yang bersetatus sebagai pacarnya.
"Lia rindu Nando yang dulu," gumam Lia diantara keheningan yang menyelimuti kamar tidurnya.
Dreet ... Dreet ...
Ponsel Filia bergetar dan Filia langsung membukanya karena kebetulan ponsel itu ada didekatnya.Filia mengeryitkan dahi saat mengetahui siapa orang yang mengirim pesan padanya dan Filia berhasil dibuat kaget saat membaca pesan yang masuk pada ponselnya.
Disana terlulis jika, Dilia menyalahkan Filia atas renganggnya hubunganya dengan Nando.Karena Filia tak kunjung membalas pesan, Dilia menelfon Filia dengan nada marah-marah.
“Halo Li, Mulai besok lo jangan dekat-deket sama Nando lagi!” sentak Dila dari sembrang telfon.
“Kenapa?”
“Jangan sok polos lo!” Bentak Dila lagi.
“Dila kamu kok jadi kasar gini sih?”
“Halah, banyak omong lo! Intinya mulai besok lo gak boleh deket-deket sama Nando apa lagi sampai berangkat dan pulang bareng!”
Filia tak menjawab perkatan Dila, Filia hanya bisa diam karena dia sedang menagis.
“Karena lo yang sok manja dan sok lemah itu, Nando jadi kasih sama lo dan sekarang dia malah gak perduli dengan gue!” ungkap Dila dengan mara pada Filia.
Dan tetesan air mata Filia makin deras, yang tadinya Filia lemas karena sakit tapi sekrang Filia lemas saat dia harus menerima kenyatan bahwa kehadirannya membuat orang lain tak nyaman.“Gue peringatin sekali lagi lo jangan deket-deket sama Nando lagi! lo harus ingat Nando itu pacar gue dan lo juga sudah punya kak bara itu kan? Jadi gue minta sama lo kalau jadi cewek itu jangan serakah.” Marah Dairi semrang telfon lalu dia memutus sambungan telfonnya sepihak.
Disini Filia mengais dalam diam sejadi-jadinya. Dan kini Filia sadar semua ini bermula karena dia sendiri. Dan sekarang dia harus menerima kenyatan pahit ini.
Saat Filia menereungi perbuatannya diteras rumah, Nando masih bersitegang dengan mama Filia. Melihat penyesalan yang terpancar pada mata Nando akhinya mama Filia akhiniya mengizinkan Nando menjenguk anaknya.
“Yah sudah kamu boleh jenguk Lia, tapi jangan lama-lama!” ujar mama Filia sebelum berlalu pegi.
“Iya tente terimakasih.”
Dengan perasaan campur aduk Nando membuka kamar sahabat itu, terlihat Filia membungkus tubuhnya dengan selimur pink kesayanganya. Nando tak bisa melihat wajah Filia yang Nando yakini jika sekrang Filai sedang tidur.
“Lia, maafin aku ya. Aku tau aku salah, seharusnya aku tadi tidak membiarkanmu pulang sendirian. Seharusnya aku tidak mementingakan Dila. Aku janji setelah ini aku tidak akan membiarkanmu sakit, kita akan menjadi seperti dulu lagi. sebagai sepasang sahabat yang selau bahagia,” kata Nando pada Filia yang tengah memjamkan matanya.
“Kamu tidur yang nyeyak Li, cepat sembuh Filiaku aku rindu kamu,” ujar Nando yang diakhiri dengan mengecup kening Filia.
Sesaat setelah Nando pergi dari kamar Filia. Filia membuka matanya dan dia mulai menagis lagi. Filia merasakan hatinya sakit sekali saat sosok salahatnya merasa bersalah karena ulahnya. Disamping itu air mata ini menjadi jawaban jika Filia juga sangat merindukan Nando sosok sahabat baiknya.
“Aku juga kangen main sama kamu Ndo, dan aku juga berjanji aku tidak akan melanjutkan drama ini lagi. Tapi ... aku merasa semua sudah terlambat, ada seseorang yang akan terluka saat mengetahui kebeanran ini.” gumam Filia sendirian dengan air mata yang membanjiri wajahnya.
Hari ini Filia tidak masuk sekolah, karena masih sakit. Di kelas 10-IPA 2 Nando terlihat sedih tapi ditutpi dengan senyum palsunya didepan Dila. Yang sejak semalam berhasil membuat Nando sakit kepala.
“Dev kenapa kamu diam aja?” tanya Reza saat memperhatikan Devi yang melamun sajak masuk dikelas.
“Aku ke pikiran Filia sama Nado Za. Coba kamu lihat, Filia gak masuk karena sakit kenapa Nando yang teliaht lemah dan gak bersemangat gitu? Dan parahnya tuh Dila. Dia gak memperlilhatkan raut sedihnya sama sekali malah dia terlihat sangat bahagia.”
“Sudahlah Dev, kamu itu ngapain sih mikirin oran lain. Mending sekarang kita ke kantin kamu belum makan kan? Janga sampai kamu pingsan kayak Filia kemarin,” canda Reza pada Devi.
Mendengar candaan dari Reza. Bukannya tersenyum atau tertawa Devi malah merasa cangung. Dan tanpa banyak bicara Devi langasung berdiri menuju kantin yang di ikuti oleh Reza di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILIA
Teen FictionBosan. Adalah sebuah kata yang merubah persahabatan mereka. Bukan, ini bukan bosan seperti yang kalian bayangkan. Hanya saja setelah lebih dari 10 tahun bersama. Mereka bahagia atas kebersamaan tersebut, setiap malam berbincang melihat bintang, ber...