Tiga Belas

6 6 0
                                    

Devi dan Reza hanya mengangguk-angguk mengerti  tetapi, sebenarnya Dila masih ingin bertanya lebih dalam lagi perihal ada apa antara Filia dan Nando, kenapa Nando terlihat tau banyak hal dan perhatian dengan Filia. Sayangnya pertanyaan itu hanya bisa Dila pendam karena sebelum Dila menanyakan apa yang dia pikirkan. Nando sudah datang dengan membawa makanan mereka.

“Ini makanan kalian.”

“Makasih bro,” ucap Reza ke Nando. Dan hanya diangguki oleh Nando.

Setelah memberikan makan dan minuman kepada teman-temannya, Nando kembali duduk di depan Filia dan disamping Dila.

“Nando aku tau kamu baik, tapi ya gak beli batagor dua porsi mana habis aku,” kata Dila di setai kekehan.

“Itu bukan buat kamu, tapi buat Lia,” jawab Nando cuek.

Sesaat Devi, Reza dan Dila menghentikan aktifitas masing-masing. Saling bertatap heran tiga detik  lalu kembali melanjutkan aktivitas mereka.

“Makasih,” cicit Filia pelan pada Nando, sambil mengunyah makanannya Nando mengangguk dan tersenyum tipis merespon ucapan makasih dari Filia.

Mereka berlima makan dengan tenang tak ada pembicaraan. Meski tidak dapat dipungkiri kanti masih saja ramai.

Tak berselang lama kemudian  ada segerombolan cewek heboh sendiri.

“Ada apa sih?” tanya Devi entah pada siapa.

“Paling juga pangerannya Filia dateng,” ujar Dela sambil menaik turunkan alisnya ke Filia.

Mendengar penuturan Dila barusan Nando dan Filia kompak tersedak makan mereka sendiri. Mereka buru-buru minum. Setelah merasa mandingan Filia langsung memukul Dila dengan pelan.

“Enak aja kalau  ngomong, pangeran kamu kali!” sungut Filia tak terima.

“Enak aja pangeran aku sudah ada disini kok, iya kan Ndo?”

“Huuuk,” Nando reflek tersedak lagi. Dan langsung melotot tajam ke arah Dila.

Suasana diantara mereka kembali tenang, dengan Devi, Reza dan Filia yang sangat terkejut tapi masih terkejutan Nando  karena namanya yang dibawa-bawa.

“Yaelah, canda kali. Awas tuh mata lepas,” kata Dila mencairkan suasana lagi.

Dan akhirnya semua orang bernafa lega, saat tau  kalau Dila hanya bercanda.
Tapi Devi yakin jika Dila tadi tidak sedang bercanda tapi memang itulah kenyataanya. Dila nyatanya menyukai Nando dan sayangnya tidak direspon oleh Nando.

“Emang  kamu tau siapa yang datang?” tanya Dila pada Filia agar suasananya diantara mereka tidak canggung.

“Nggak,” jawab Filia polos.

“Bentar lagi juga kamu tau.”

Dan benar apa kata Dila lima menit kemudian Bara datang sendirian menghampiri meja Filia dan teman-temannya.

“Hai adek cantik,” sapa bara sambil tersenyum manis ke arah Filia.

Untuk yang kedua kalinya Filia dan Nando tersedak bersamaaan. Karena Reflek Dila langsung memberikan minum ke Nando dan Bara juga memberikan minum ke Filia.

“Makannya pelan-pelan dong cantik,” kata Bara memperingatkan Filia.

“Aku tersedak juga karena kakak,” kesal Filia tak terima.

“Lo kok aku ... ah aku tau, kamu salah tingkah yah aku samperin?” goda Bara dan langsung mendapat tatapan tajam dari Filia dan Nando. Bukannya takut Bara malah tertawa sambil mengelus puncak kepala Filia.

“Ihh kak jangan pegang-pegang,” kata Filia yang terlihat tidak sudak kalau bara mengelus rambutnya.

“Dek, kata-kata kamu barusan terdengar ambigu lo. Nanti kalau ada yang dengar dan salah paham gimana?” bisik Bara ke Filia tetapi masih bisa didengar oleh yang lainnya.

Karena perkataan Bara barusan, membuat Bara harus menerima cubitan kecil ala Filia di bahunya.

“Kamu kok berani cubita kakak? Kakak ini senior loh, mau kamu kakak masukkan ke daftar pembulian?” sergah Barara yang memang cibutan Fili terasa lumayan sakit.

Tidak ada respons oleh Filia sedangkan Putra mendadak hanya memainkan makananya saat Bara hadir di antara mereka.
Devi dan Reza hanya diam sambil mengamati empat manusia yang terlihat tengah kasmaran ini. Devi masih fokus dengan makanannya dan Reza yang sudah bermain game online di hp-nya.

“Oh yah kakak ngapain ke sini? Mau ngapelin Lia apa ada urusan yang lain lagi?” tanya Dila.

“Kalau bisa sih kedua-duanya. Iya gak Li?” tanya Bara meminta persetujuan dari Filia.

“Nggak,” jawab Filia judes.

“Astaga Filia kamu ini  cantik-cantik galak ya.”

“Bodoh, gak dengar aku ikan,” jawan Filia saling kesalnya.

“Lia!” tegur Nando, yang tidak suka saat Filia mengucapkan kata-kata kasar.

“Dia yang nyebelin Ndo!” adu Filila pada Nando sambil masih terus menatap tajam ke arah Bara.

“Kakak kalau gak ada kepentingan sama kita mending pergi deh,” kata Nando dingin.

“Siapa lo ngatur-ngatur?” tanya Bara yang terdengar tidak suka urusannya saat Nando juga ikut campur.

Jauh di dalam hatinya Nando sangat marah dan ingin sekali memukul Bara.

Tetapi Nando berusa menahan amarahnya karena masih mengahargai bara sebagai kakak kelasnya dan juga adanya Filia di depannya.

“Kakak gak lihat teman kita kelihatan terganggu sama kehadiran kakak?”

“Filia biasa aja tuh, lo kali yang ngerasa terganggu,” jawab Bara santai.

Fila yang menjadi topik keributan malah asik makan batagornya. Seolah ia tidak merasakan aura saling tidak suka yang terpancar dari setiap perkatan dan tatapan dari Bara dan Nando.

“Sudahlah ayo Li pergi,” kata Bara sambil menarik Filia pergi dari teman-temannya yang ada di kantin.

Filia yang terkejut karena tiba-tiba ditarik, tidak bisa berontak. Saat sudah keluar dari bangku kantin. tarikan tangan Bara pada tangan Filia berubah menjadi gandengan. Layaknya sepasang kekasih.
Hal itu menjadi topik pembicaraan yang hangat. Di mana ketua osis mereka yang tampan kini mengandengan juniornya di area sekolah.

“Dih sok cantik banget tuh cewek.”

“Astaga mereka cocok sekali.”

“Mereka lebih pastes adik kakak sih daripada sepasang kekasih.”

“Kak bara kok mau ya sama Filia.”

“Cantikan juga aku.”

Kira-kira seperti  itulah komentar netizen yang melihat adegan barusan. Bara tak peduli perkataan mereka, sedangkan Filia hanya bisa menunduk karena malu.

Dan di tempat Elina makan tadi Devi, Dila, Nando, dan Reza. Masih diam layaknya patung. Mereka semua terlihat sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

“Kayaknya kak Bara beneran suka deh sama Filia,” komentar Dila di antara keheningan yang ada.

Tapi perkataan Dila barusan tak ada yang merespon. Dan Dila merasa diabaikan. Hingga dengan sengaja Dilla menyenggol  tangan Devi sambil berkata, “Iya kan Dev?”
Devi yang terkejut karena sengolan dari Dila, hanya bisa meringis dan berkata, “Iya dil.”

Setelah itu Nando tiba-tiba berdiri lalu pergi meninggalkan ketiga temannya.

“Nando kamu mau ke mana?” tanya Dila saat baru selangkah Nando melangkah.

Tanpa menoleh dan masih terus melanjutkan langkahnya Nando menjawab, “Kelas.”

“Ikut!” teriak Reza lalu berlari kecil menghampiri Nando.

Tidak berselang lama kemudian setelah Devi dan Dila menghabiskan makan mereka. Setelah itu mereka juga menuju kelas mereka kembali.

FILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang