- 16 | Pengkhianat?

2.8K 356 220
                                    

HAII CALL ME ANINN🦊

FOLLOW SEBELUM MEMBACA

MAAF APABILA ADA KESAMAAN ALUR, TEMPAT, NAMA, TOKOH, KARAKTER, ATAUPUN PERISTIWA DENGAN CERITA LAIN.

RAMEIN CERITA INI YUK DENGAN CARA VOTE - KOMEN - DAN JANGAN LUPA

RACUNIN TEMEN TEMEN KALIAN

MAKASIH❣️

***

Siapkan mental kalian!!!!

Alfa Wolmand dan Fiorenza sudah ada di luar pagar rumah besar kediaman keluarga Lareina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alfa Wolmand dan Fiorenza sudah ada di luar pagar rumah besar kediaman keluarga Lareina.

"Yakin nih, gausah di temenin masuk?" tanya Delvin meyakinkan.

"Ya iyalah Lo semua tunggu aja disini. Biar gue sama Fio yang masuk," jawab Elvi sebelum masuk kedalam rumah Lareina.

Alfa Wolmand akhirnya menurut dan menunggu di warung seberang jalan.

Elviano masih setia menggenggam tangan Fiorenza. "Permisi," salam Fio sambil mengetuk pintu kokoh yang ada di hadapannya.

Tak lama sosok gadis bersurai hitam legam keluar membukakan pintu. "Hai Elvi," sapanya ramah.

Elviano membalas jabatan tangan Lareina dengan senang hati.
Setelahnya pandangan gadis itu terpusat kepada Fiorenza. Fio yang paham, langsung memperkenalkan diri.

"Hai gue Fiorenza temennya Elviano sekaligus sepupu dari Elora," ujar Fiorenza dengan senyum merekah.

"Hai gue Lareina, sahabat Elora," balasnya kemudian mempersilahkan mereka berdua untuk duduk di ruang tamu.

Pembantu rumah tangga Lareina menyimpan dua cangkir teh dihadapan Elviano dan Fiorenza.

"Makasih bi," kata Lareina.

Rumah Lareina yang sekarang terbilang besar dibandingkan dulu, kontrakan yang sumpek dan kecil.

"Papah gue sekarang udah jadi manajer di perusahaan besar El. Makannya gue dan keluarga bisa pindah," gumam Lareina sekedar bercerita.

Elviano hanya bisa ber oh saja. "Jadi apa yang mau dibicarain El?" lirih Lareina heran.

"Gue sama Fio berencana menelusuri akar dari meninggalnya Elora, because kita gak percaya bahwa Elora bunuh diri," jelas Elviano.

"Kak Lareina percaya Elora bunuh diri?" seru Fiorenza dengan satu alis terangkat menunggu jawaban.

Lareina menghembuskan nafas berat kemudian tersenyum kecil. "Gue juga gak percaya," jawabnya.

Fio bisa bernafas lega ternyata tidak dirinya saja yang memiliki pemikiran seperti itu. "Kak Lareina tau apa yang Elora lakuin sebelum meninggal?"

"Bisa jelasin kapan terakhir elo ketemu Elora?" tambah Elviano.

WOLMANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang