- 31 | Keras Kepala

1K 176 59
                                    

HAII CALL ME ANIN OKE? OKE

HAPPY READING

HAPPY READING

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Elviano mengajak Fiorenza untuk menemaninya mencari ide ke museum yang sedang ramai di perbincangkan orang orang. Katanya si, hitung hitung museum date juga. Lorong demi lorong sudah mereka lewati. Bahkan Fio sudah menguap beberapa kali karena bosan, berbanding terbalik dengan sang kekasih yang terlihat masih bersemangat.

"Ngantuk ya Fi?" tanya Elvi memergoki gadis itu kembali menguap.

Fiorenza mengangguk jujur, "Kok lo gak bosen si?"

"Seneng aja, liat lukisan kayak gini bikin gue jadi punya banyak ide," balas Elvi tersenyum.

"Ditambah gandeng lo terus, kan makin seneng."

Fiorenza memutar bola matanya, "Dih."

"El buatin gue lukisan dong,"pinta Fio menggoyang goyangkan tangan pacarnya manja—seperti anak kecil.

"Emang lo mau?" ujarnya menggoda. "Mauuuu."

"Yaudah nanti gue buat ya," janji Elvi mengulurkan jari kelingkingnya.

Kedua insan tersebut kembali menulusuri lorong sembari mengobrol hal hal random yang membuat mereka tertawa geli.

"Eh iya El, masalah hadiah yang tadi gue obrolin jangan di perpanjang ya?" kata Fio membuat cowo itu mengernyit tidak suka.

"Kok gitu?" Suara cowo itu berubah serius.

"Gue gak mau aja memperpanjang masalah," cicit gadis itu menggigit bawah bibirnya.

Elvi tetaplah Elvi, "Gak. Gue gak setuju."

"Kenapa gak setuju? Kan gue yang dikasih bangkai tikus, dan sekarang gue sebagai korban gak mau memperpanjang masalah. Ngerti gak si?!" sewot Fiorenza tak mau kalah.

"Terserah." Elvi melepas tautan tangannya dengan Fio. Kemudian berjalan duluan menuju parkiran mobil.

"Kok dia yang marah si? Harusnya gue gak si?" ucap Fiorenza mendumel sendiri karena kesal.

***

Fiorenza masuk kedalam mobil hitam Elvi dengan wajah kesal, begitu pun si pengemudi. Bahkan sepanjang jalan mereka tidak mengobrol sama sekali.

"Ngomong kek," greget Fio di dalam hati. "Ngomong heh, ngomong."

Hingga, tepat di depan pagar rumah Fiorenza cowo itu sama sekali tidak mengatakan apapun. Gadis itu melirik Elvi canggung. "Gue turun ya, lo hati hati," pamitnya yang hanya dibalas anggukan.

"Ini gue beneran turun loh El?!" Fiorenza mengkode Elvi untuk menahannya agar tidak cepat masuk rumah.

"Sumpah gue turun loh." Tak ada jawaban apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WOLMANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang