HAII CALL ME ANINN🦊
FOLLOW SEBELUM MEMBACA
MAAF APABILA ADA KESAMAAN ALUR, TEMPAT, NAMA, TOKOH, KARAKTER, ATAUPUN PERISTIWA DENGAN CERITA LAIN.
RAMEIN CERITA INI YUK DENGAN CARA VOTE - KOMEN - DAN JANGAN LUPA
RACUNIN TEMEN TEMEN KALIAN
MAKASIH❣️
***
Elviano dan Fiorenza sedang berada di tempat peristirahatan terakhir Elora. Mereka mengadah, memanjatkan doa kepada perempuan yang masih setia menyisakan luka.
Elviano menghembuskan nafas panjang. "Ra semoga amal ibadah kamu di terima di sisi-Nya ya," ujar Elviano tak luput memegangi nisan bernamakan Elora Khanza Filbert.
"Oiya Ra aku kesini sama sepupu kamu. Fio cantik ya Ra, boleh ga dia gantiin kamu?" curhat Elviano, walaupun ia tahu Elora tidak bisa menjawabnya.
Fiorenza hanya bisa melongo tidak tau harus menjawab apa. "Oiya Ra pacar Lo ini nyebelin banget sumpah. Mana dia bikin Regan babak belur," adu Fiorenza.
"Terus tau ga Ra, dia bilang gini ke gue "Lo cantik tapi sayang bukan tipe gue" kan ngeselin banget," lanjut Fio menirukan gaya bicara Elvi waktu itu.
Elviano mengernyit. "Emang iya, gue ngomong kaya gitu?"
"Lo lupa apa gimana si Sukaesih?!" seru Fio sedikit berteriak.
"Lebih tepatnya gue pura pura lupa si," kekeh Elviano seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Tuh kan Ra, baru juga dibilangin udah bikin kesel aja. Boleh gak sih gue tendang?" gerutu Fio sebal.
"Janganlah nanti Lo kangen lagi sama gue," goda Elvi semakin membuat kesal saja.
Fiorenza mengedikkan bahu tak acuh. "Bodo amat!"
Elviano tersenyum geli melihat muka Fiorenza yang memerah karena terik sinar matahari plus kesal dengan tingkah dirinya.
"Ya udah aku pulang dulu ya Ra. Kasian si Fio mukanya udah merah, takut pingsan. Mana lumayan berbobot," pamit Elvi sekaligus meledek Fiorenza.
"Bangsat Lo!" umpat Fio kesal.
"Gue cium juga Lu Fi. Ngomong kasar," peringat Elvi tak suka.
"Idih enak di elu lah itu mah."
"Ya udah ya Ra gue pulang dulu, bareng kakak kelas gak ada akhlak," tambah Fiorenza seraya mengusap nisan Elora.
***
"Cepet naik!" tekan Elviano menunjuk jok belakang dengan dagunya.
Fiorenza mendengus. "Gue juga bakal naik tanpa Lo suruh."
KAMU SEDANG MEMBACA
WOLMAND
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *** 𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒂𝒘𝒂𝒍𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍𝒂𝒏, 𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂𝒌...