HAII CALL ME ANINN🦊
FOLLOW SEBELUM MEMBACA
MAAF APABILA ADA KESAMAAN ALUR, TEMPAT, NAMA, TOKOH, KARAKTER, ATAUPUN PERISTIWA DENGAN CERITA LAIN.
RAMEIN CERITA INI YUK DENGAN CARA VOTE - KOMEN - DAN JANGAN LUPA
RACUNIN TEMEN TEMEN KALIAN
MAKASIH❣️
***
Bu Lidya sedang mengajar di kelas XI IPS 3. 'Bosan' itu yang dapat mewakilkan perasaan murid satu ruangan.
Selena menyenggol lengan Fiorenza. "Fi bibir Lo ngapa btw?" bisik Selena takut terdengar Bu Lidya.
"Berantem," balas Fio santai.
"WHAT!" pekik Selena kelewat toa.
"Mampus Lo Sel," ejek Anthea sambil cekikikan.
"Awas aja lu An."
Bu Lidya menghampiri bangku Selena dan Fiorenza. "Selena kamu kenapa?" tegas Bu Lidya seraya menurunkan kaca matanya.
Fiorenza menepuk jidat, "Lo sih pake ada acara teriak."
Selena menyengir malu. "Anu Bu itu," ucap Selena bingung mau menjawab apa.
"Anu...anu apa?" Bu Lidya sudah menyilangkan kedua tangan di depan dada dan tentunya dengan wajah garang.
"Anu kiw kiw, iye gak Sel?" goda Anthea mengacungkan dua jari.
"HEH antena jaga bicaramu!" peringat Bu Lidya membuat seisi kelas tertawa mengejek.
"Oiya Bu mau koreksi. Nama saya A–N–T–H–E–A, Anthea. Bukan antena," kata Anthea membenarkan pengucapan namanya yang salah.
"Dasar tidak sopan kamu Anthea!" Bu Lidya sudah siap memberikan hukuman sepertinya.
"Iya Bu Lidya alias ibu lidah buaya," ledek Anthea tanpa dosa.
"KAMU MENGEJEK NAMA SAYA?!" suara menggelar khas Bu Lidya menggema.
"Siapa Bu, saya?" Anthea menunjuk dirinya sendiri.
"Benar benar tidak sopan kalian ini." Bu Lidya menjewer telinga Selena dan Anthea, kemudian membawa mereka keluar kelas.
"Anjir ngakak gue, harus di abadikan ini mah," kekeh Vania merekam aksi Anthea dan Selena yang terus beradu mulut dengan Bu Lidya.
"Temen gue kaga punya akhlak semua," lirih Winola pening.
"Cuma kita aja yang waras Wil," timpal Fiorenza ikut bingung.
"Enak aja! Gue masih waras ya," koreksi Vania sewot.
***
Fiorenza melihat ponselnya yang terus bergetar tanda notif masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOLMAND
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *** 𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒂𝒘𝒂𝒍𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍𝒂𝒏, 𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂𝒌...