HAII CALL ME ANINN🦊
FOLLOW SEBELUM MEMBACA
MAAF APABILA ADA KESAMAAN ALUR, TEMPAT, NAMA, TOKOH, KARAKTER, ATAUPUN PERISTIWA DENGAN CERITA LAIN.
RAMEIN CERITA INI YUK DENGAN CARA VOTE - KOMEN - DAN JANGAN LUPA
RACUNIN TEMEN TEMEN KALIAN
MAKASIH❣️
***
Elviano dan Fiorenza sudah ada di depan pintu rumah Lareina. Menunggu pemilik rumah membukakan pintu. Sosok bersurai hitam legam tersenyum lebar menyambut kedatangan keduanya. "Haii, ayo masuk," ujar Lareina lembut.
"Gak usah."
Lareina menautkan alis, "Kenapa?"
"Lo yang udah bunuh Elora?" ucap Elvi tanpa basa basi, mata laki laki itu menatap tajam Lareina.
"Gue gak ngerti, maksud lo apa?" balas Lareina masih bisa tersenyum kecil.
"Kurang jelas dia ngomong? Lo kan yang dorong Elora!" bentak Fiorenza murka.
Lareina menggeleng, "Bukan gue," alibinya.
Fiorenza tersenyum sarkas, "Watados Rei, harusnya orang kaya elo udah di penjara sekarang."
Alfa Wolmand baru saja datang dengan 3 polisi yang ada di belakang mereka. Lareina yang melihat itu sudah panas dingin di tempat.
"N—ngapain polisi kesini?" terbata gadis itu panik.
"Nangkep lo lah, bego." Edsel menyeringai puas.
Reynard dan Melvin bertepuk tangan, "Udah kebaca sih dari tingkah lo ke Elvi."
Dua polisi mendekat kearah Lareina, kemudian memborgol kedua tangan gadis itu. Lareina memberontak ia tidak ingin sengsara dipenjara.
"Lepasin. Gue gak salah," pekiknya marah.
"Anda bisa jelaskan nanti di kantor polisi," sahut salah satu polisi menuntun Lareina untuk masuk ke dalam mobil.
"Tunggu!" ucap Elvi buka suara.
Lareina tersenyum lebar, "El ... gue gak salah El."
"Elvi lu jangan coba coba bebasin dia ya," wanti Regan menggoyangkan jari telunjuk kekanan – kiri.
"Gue butuh penjelasan. Kenapa lo bunuh Elora? Dia salah apa sama lo? Kenapa lo hancurin kebahagiaan gue!!" teriak Elviano membuat urat lehernya tampak terlihat jelas.
Perempuan dengan kedua tangan yang diborgol itu menunduk—tidak berani menatap mata Elviano, "G—Gue iri sama dia," jujur Lareina mengaku.
Fiorenza menutup mulutnya dengan satu tangan, air mata yang sedari tadi ditahannya lolos jatuh mengenai pipi, "Lo jatuhin dia gara gara iri? Kurang baik apa dia sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
WOLMAND
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] *** 𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒂𝒘𝒂𝒍𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍𝒂𝒏, 𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒓𝒆𝒏𝒄𝒂𝒏𝒂𝒌...