"Aduh! Gue dimana?"
Didalam sebuah ruangan berwarna kebiru-biruan yang dihiasi bingkai foto dan tanaman hijau.
Ia menatap sekeliling ruangan yang tidak dikenalnya tetapi menurutnya ruangan kamar ini cukup bagus dan aesthetic.
"Ini dimana? Apa gue diculik sama si Aska itu," gumam Vanya dengan menaikkan alisnya.
Vanya beranjak dari kasur dan melangkah menuju jendela samping dekat kasur yang ditidurinya.
Sebuah bangunan kota berteknologi tinggi terpampang jelas didepannya. Bahkan ia melihat para ibu rumah tangga bersama sebuah robot yang menjinjing tas belanja ibu itu.
Juga beberapa benda terbang seperti pengintai berterbangan dengan bebas di atas langit.
Tidak lupa ia juga melihat sebuah robot yang berubah menjadi mobil lalu dimasuki oleh sepasang keluarga.
"TIDAK INI BUKAN TEMPAT GUE! INI DIMANA?!!" Teriak histeris Vanya.
Vanya menggeleng-geleng kepala lalu mencubit keras pipinya agar ia terbangun dari tidurnya.
"Aw... Nggak-nggak mungkin! Oke Vanya tarik napas buang tarik nafas buang. Ayo pikirkan dengan jernih apa yang membuat Lo terdampar ke sini," ucap Vanya dengan bolak-balik.
Didepan terdapat lubang cahaya berwarna ungu kehitaman yang menarik perhatian Vanya dkk.
Mereka semua lantas tersedot kedalam lubang itu karena dorongan kuat dari arah belakangnya diiringi Aska dkk yang ikut tersedot kedalam lubang itu.
"ASKA! I HATE YOU!" Teriak Vanya yang kesal.
"I hate you too!" Sahut Aska.
Vanya menggeram kesal kemudian memukul dinding rumah itu bukannya dinding yang remuk malah tangannya.
"Aw... tangan gue! Kok bisa tangan gue yang kesakitan! Bodoh lah!" Seru Vanya sembari meniup jarinya.
Brak!
"Asu!" Seru kaget Vanya saat pintu didobrak keras.
"NGAPAIN LO DISINI?! BUKANNYA LO NGGAK PENGEN PUNYA ANAK HARAM KAYAK GUE!" Teriak Vanya saat melihat sosok yang membuatnya kembali teringat masa kelamnya.
Alista Nora Katarina atau yang biasa dipanggil Rina yaitu sosok bunda yang selalu Vanya sayangi dan ia inginkan seperti anak lain. Tetapi karena sebuah tragedi yang tidak mengenakkan membuat semuanya berubah.
"Vanya kamu kenapa nak?" Tanya Rina dengan wajah khawatir.
Vanya hanya menatap sinis kemudian turun kelantai bawah untuk memastikan lebih pasti.
"Ini negara apa?" Tanya Vanya dengan wajah dingin.
"Negara itu apa nak?" Tanya seorang lelaki paruh baya yang disamping Rina.
"Apa mereka benar-benar tidak tahu apa itu negara?" Batin Vanya.
"Negara itu organisasi kekuasaan yang berdaulat dengan tata pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas orang-orang di daerah. Apa kalian tidak tahu?" Tanya Vanya dengan menaikkan alisnya.
"Maksud kamu daerah kekuasaan?" Tanya lelaki paruh baya itu.
Vanya tertegun diam memikirkan semua kejadian ini lalu ia hanya mengangguk-angguk kepala seolah paham yang penting dirinya harus mengetahui negara seperti apa ini.
"Kita berada daerah kekuasaan Olympus, mas coba kamu jelaskan lebih detail," jawab Rina dengan wajah tenang.
Vanya menatap bingung bundanya bukannya Olympus itu nama tempat istana para Dewa dan Dewi Yunani. Dikatakan dua belas dewa Olympian adalah penguasa para dewa yang menggantikan para Titan setelah mereka jatuh. Mereka disebut Olympian karena Olympus adalah istana mereka, yang mana dikatakan bahwa Olympus ini adalah gunung paling tinggi di Yunani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan [END] ✓
FantasíaAdhisti Lavanya Candramaya atau gadis yang biasa disebut Vanya merupakan sosok yang tidak bisa ditebak terkadang banyak bacot, lawak, bengis, kejam dan bisa dibilang seperti punya kepribadian ganda. Vanya bekerja sebagai penulis novel dengan pembun...