Sosok yang mengenakan pakaian berjas hitam menunggu didepan kantor perusahaan D'G crop. Lelaki berparas rupawan dengan mata galak, hidung mancung dengan rahang tegas itu menatap Vanya dengan senyuman manisnya.
Disamping lelaki berjas itu ada beberapa tiga orang disampingnya. Salah satu dari para lelaki itu menatap Rafa dengan sinis.
Vanya membelalakkan matanya kemudian berlari berhamburan kearah lelaki itu. Sontak lelaki itu terkejut dengan pelukan yang tiba-tiba tetapi masih ditahan oleh dirinya.
Vanya menatap lelaki itu dengan tatapan berkaca-kaca. "Bang Aska kok masih hidup."
Pletak
Aska menatap Vanya dengan gemas. "Seharusnya tanya Abang seperti baik-baik aja bukannya tanya kok masih hidup."
"Halah! Umur sudah kepala dua masih saja kayak anak-anak."
Sosok lelaki yang berparas imut nan ganteng itu sangat cocok dengan wajah julid nya semakin bertambah usia semakin kelihatan sekali wajah julid nya.
"Heh kambing! Apa kabar?!" Tanya Rafa dengan kesetanan.
"Oalah jancok! Makin tua Lo makin kasar ye! Tobat! Nanti kalau tiba-tiba isdet kan gawat!"
"Heh singa! Is dead goblok! Mana ada isdet!" Seru Rafa dengan memutar matanya.
Malik menatap malas kedua orang yang bak kesetanan ini. "Sama-sama goblok jangan debat."
Riel terkekeh kecil. "Kita disini untuk reuni jangan ribut. Nanti saat jauh-jauh ada yang kangen."
Rafa dan Leo saling beradu tatapan tajam kemudian melangkah dan berpelukan. Kalau Rafa dan Malik memang benar persaudaraan yang aneh dan unik.
"Kalian bagaimana bisa balik kesini?" Tanya Mika yang sangat penasaran.
Mereka bertatapan satu sama lain kemudian menganggukkan kepalanya.
"Kami berempat tiba-tiba saja terdampar kembali ke kantor tetapi yang anehnya seperti orang baru bangun tidur," Ucap Aska seadanya.
Vanya menatap Aska keadaan mereka juga sama sepertinya. Vanya menatap Mika dan Rafa apakah mereka juga sama.
"Gue tiba-tiba bangun sudah ada dimarkas mana yang lebih anehnya pedang juga ikut terbawa. Jika tahu bisa dibawa gue bawa robot aja kan lumayan dijual," Celetuk Rafa dengan terkekeh kecil memikirkan ide gilanya.
Mereka sontak hanya geleng-geleng melihat tingkah Rafa tapi memang ada benarnya apalagi disini masih kurang maju seperti didunia paralel.
"Gue juga terdampar dimarkas lebih parahnya saat bangun bos menatap gue dengan tajam," Ucap Mika dengan menundukkan kepalanya.
Rafa sontak tertawa terbahak-bahak berarti lebih beruntung dirinya daripada Mika yang dikejutkan oleh wajah bos mereka saat terbangun.
Setelah itu mereka semua menatap Vanya yang masih melamun dengan pikiran yang entah melayang kemana-mana.
"Hei, Vanya ada apa?" Tanya Aska dengan wajah khawatir.
Vanya sontak terkejut. "Hah? Apa?"
"Ceritain bagiamana lo bisa kembali ke dunia ini Vanya," Ucap Mika dengan terkekeh kecil melihat Vanya yang sedikit linglung.
"Oh itu! Gue tiba-tiba terbangun di atas tumpukan buku novel koleksi gue. Lalu gue ditelepon Rafa sudah gitu deh," Ucap Vanya dengan mengangkat bahunya.
Rafa menatap Vanya kemudian menyeringai. "Lo pada mau tau nggak? Saat bos bicara tentang Baskara Kelvin Dirgantara sosok Vanya yang dulunya super duper cuek langsung menarik gue sama Mika. Bahkan bos kami belum selesai ngomong mana perginya ngebut seperti balapan mobil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan [END] ✓
FantasíaAdhisti Lavanya Candramaya atau gadis yang biasa disebut Vanya merupakan sosok yang tidak bisa ditebak terkadang banyak bacot, lawak, bengis, kejam dan bisa dibilang seperti punya kepribadian ganda. Vanya bekerja sebagai penulis novel dengan pembun...