Vanya sekarang melangkah koridor sekolah SMA Athena yang luasnya luar biasa. Menurut Vanya kelas mereka cuman sedikit dalam satu jurusan ada tiga puluh orang tetapi yang membuat sekolah itu luas yaitu fasilitas dan asrama sekolah.
Rasanya kaki Vanya mau meleleh karena kelamaan berjalan kami. Setelah lama berkeliling akhirnya ketemu juga kelas X BM yang berada dekat kantor guru.
"Kalau gini mah nggak bisa sama sekali bolos," Gumam Vanya.
Vanya memasuki kelas dan boom kelasnya berisi para murid yang ambisius semua, sepertinya mereka dipaksa para orangtuanya untuk menjadi penerus perusahaan makanya disuruh belajar terus belajar.
Vanya memilih duduk didepan dekat meja guru alasannya agar lebih fokus belajar karena kalau duduk dekat guru rasanya seperti diawasi malaikat maut.
Vanya sebenarnya dulu bukan anak IPA maupun IPS sebenarnya dulu ia belajar di jurusan Bahasa karena ia sangat menyukai yang namanya sastra, tapi tidak ada salahnya juga dirinya belajar tentang bisnis kan lumayan tuh bisa di terapkan di dunia nyata kalau-kalau dirinya pensiun dari penulis novel.
"Halo anak-anak apa kabar?"
"Baik Bu!" Sahut anak-anak tidak lupa juga dengan Vanya.
"Baiklah, sebelum memulai pelajaran kita akan kenalan dulu seperti pepatah tak kenal maka tak sayang. Dimulai dari ujung pojok kanan."
Vanya hanya menatap kadangkala ia menghapal nama teman sekelasnya kalau-kalau nanti manggil orang salah nama kan malu-maluin.
Sekarang tinggal menunggu satu orang lagi baru gilirannya untuk memperkenalkan diri.
"Halo semuanya! Perkenalkan nama gue Adhisti Lavanya Candramaya kalian bisa panggil gue Vanya. Terima kasih!" Ucap Vanya lalu duduk di kursinya.
"Eh itu yang katanya adiknya kak Kelvin keluarga Dirgantara kan."
"Iya Lo bener! Itu cewek yang teriak saat MOS."
"Sok kegatelan banget gila!"
"Lah kan wajar kalau adik sama kakak dekat, otak Lo kayaknya perlu dibenahi dulu deh. Lagipula Vanya mau pacar kak Kelvin kek bukan urusan Lo pada."
"Sewot amat Lo! Syukur temen!"
"Oh gue harus bilang wow gitu? Kalau bukan karena bonyok Lo sahabat bokap gue ogah-ogahan gue temenan sama dedemit kayak Lo."
"Jahat Lo!"
"Bodo."
Vanya menatap kedua cewek yang adu bacot yang satu kayak dedemit yang satu cewek judes. Tetapi cewek judes itu sebenarnya baik ia mau saja berteman dengannya tetapi tidak jadi deh setelah melihat tatapan sinis cewek itu dirinya jadi takut kena smackdown.
"Kamu anak keluarga Dirgantara?"
"Iya Bu, memangnya ada apa ya?" Tanya Vanya dengan wajah bingung.
"Maafkan ibu, ibu nggak tahu kalo kamu anak keluarga Dirgantara."
Vanya mengerutkan keningnya memangnya kenapa kalau dia bagian keluarga Dirgantara.
"Lah emangnya ibu kenapa minta maaf? Ibu santai aja. Ibu kalau melihat Vanya salah hukum aja karena saya murid SMA Athena juga jadi ibu berhak menegur Vanya atau sebagainya. Karena semua manusia itu memiliki hak dan kewajiban yang sama serta bersifat universal. Jadi tidak peduli mau anak orang kaya dan sederhana semuanya memiliki hak dan kewajiban yang sama. Vanya juga tidak memiliki keinginan melakukan penyalahgunaan kekuasaan karena disini Vanya ingin menuntut ilmu bukan mau pamerin harta orang tua," Ucap Vanya dengan tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan [END] ✓
FantastikAdhisti Lavanya Candramaya atau gadis yang biasa disebut Vanya merupakan sosok yang tidak bisa ditebak terkadang banyak bacot, lawak, bengis, kejam dan bisa dibilang seperti punya kepribadian ganda. Vanya bekerja sebagai penulis novel dengan pembun...