Sekarang Vanya dkk dengan Aska dkk sedang berada di kantin tetapi tujuan mereka itu bertanya tentang Vanya seolah-olah bertanya kepada penjahat lebih tepatnya hanya Rafa.
"Menurut anda apakah diri anda merasa bersalah? Seperti yang diketahui bahwa anda telah membuat seorang guru bolak-balik keluar toilet. Bagaimana menurut tanggapan anda?" Ucap Rafa dengan nada seorang wartawan.
"Ehem! Dari diri saya sendiri saya merasa perbuatan saya itu benar karena guru itu merupakan guru yang tidak baik seperti yang diketahui guru itu pahlawan tanpa jasa ini sang guru malah membuat kecurangan dengan membocorkan soal ulangan beserta jawabannya. Guru itu bolak-balik toilet bukan salah saya mungkin itu merupakan karma untuk sang guru agar berbuat lebih baik lagi," Ucap Vanya dengan wajah serius.
Vanya dan Rafa bertatapan lalu menatap satu sama lain kemudian tertawa terbahak-bahak. Vanya mengelap air matanya yang mengalir karena terlalu banyak tertawa.
"Sudah nggak waras," Ucap Malik dengan menatap malas.
Vanya dengan Rafa tidak menghiraukan ucapan pedas Malik karena mereka mengetahui bahwa sifat Malik yang blak-blakan juga terlalu jujur setelah selalu bersama selama beberapa hari.
"Itu Angel kenapa hari ini nggak masuk ya?" Tanya Mika dengan celingak-celinguk melihat kantin.
Sekarang Mika mulai sedikit akrab dengan Vanya juga Rafa, biasanya Rafa selalu menatap sinis juga mengeluarkan kata pedas kini mulai sedikit berkurang walaupun masih dengan kata ketus."Mati aja tuh cewek sok polos," Ketus Rafa.
"Heh! Nggak boleh bilang gitu bang Bimo! Lo itu dokter kok ngomong gitu nggak baik," Seru Vanya dengan menatap malas.
Rafa menghela nafas gusar Vanya ini terlalu baik untuk kadar seorang pembunuh bayaran. Apa mereka semua tidak merasa kalau Angel itu sedikit kurang baik seperti pura-pura polos gitu.
"Memangnya nggak boleh apa dokter mengumpat karena dokter juga manusia punya rasa punya hati. Kalian nggak ngerasa apa kalau tuh cewek pura-pura polos kalau polos beneran nggak juga kali mau aja dibully paling enggak ngelawan ini malah diam aja," Ucap Rafa dengan menatap mereka satu-persatu.
Vanya hanya diam menatap Rafa yang kali berucap dengan serius karena sangat jarang kalau Rafa berucap serius begini.
"Mungkin aja Angel nggak bisa ngelawan karena mungkin aja orang yang membully itu orang yang cukup berkuasa," Ucap Vanya dengan mengedikkan bahunya.
Rafa hanya menghela nafas panjang karena buang-buang tenaga saja karena Vanya ini orang yang keras kepala kalau sudah bilang ini dia akan bilang ini.
"Vanya, Abang pamit habis ini masih ada latihan basket," Ucap Aska yang sudah sedari tadi berdiri.
"Yah... Kok latihan lagi kan tadi pagi sudah," Ucap Vanya dengan memanyunkan bibirnya tercengang
Riel, Malik dan Mika cukup tercengang sedangkan Leo melotot tajam. Lalu lain daripada yang lain Rafa menatap Vanya tidak percaya dengan air mancur yang mengucur dari mulutnya.
"Anjing! Kok gue jijik ya! Gue pergi! Bye anak pungut!" Seru Rafa langsung melangkah keluar kantin.
Kini giliran Vanya yang tercengang melihat kelakuan Rafa yang berapa detik yang lalu.
Setelah Rafa dan Aska pergi Leo, Riel dan Malik juga pergi mengiringi mereka berdua.
"Heh! Lo semua anak babi!" Teriak Vanya tanpa tahu malu sedangkan Mika hanya bisa menundukkan kepalanya.
***
Rafa sekarang berada di perpustakaan sekolah sembari mengotak-atik handphonenya. Tiba-tiba beberapa siswa menuju kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan [END] ✓
FantasyAdhisti Lavanya Candramaya atau gadis yang biasa disebut Vanya merupakan sosok yang tidak bisa ditebak terkadang banyak bacot, lawak, bengis, kejam dan bisa dibilang seperti punya kepribadian ganda. Vanya bekerja sebagai penulis novel dengan pembun...