Sebuah bayangan di cermin yang mengenakan seragam sekolah SMA Athena. Wajah cantik dengan sebuah kelicikan yang tersembunyi dibalik wajah cantiknya.
Wajah cantik yang dulu memiliki cahaya kebaikan sekarang hanya kegelapan yang menerangi hatinya. Sebuah pengkhianatan juga tuduhan menyebabkannya keluar dari cahaya kebaikan.
"Pa... Ma... Aku pastikan mereka akan mendapatkan hukuman yang setimpal."
Wanita cantik itu menatap foto yang terpampang di cermin sembari mengelus foto itu.
***
Vanya sekarang berjalan sembari membaca buku yang ditangannya. Emangnya tidak di dunianya tidak disini ada saja yang namanya ulangan mendadak.
Awalnya tenang-tenang saja tiba-tiba saja grup kelas menjadi heboh karena di pagi hari guru pengajar ekonomi bilang akan ada ulangan. Para murid seketika heboh bagaimana belajar materi yang banyak dalam waktu satu hari.
Vanya memang memiliki hobi membaca tetapi dibandingkan membaca buku pelajaran dia lebih menyukai buku bertema fiksi.
"Baru semalam disodori latihan hari ini malah ulangan dadakan. Ini mah lelah fisik sama batin," Ucap Vanya.
Bruk!
Vanya saking asyiknya fokus membaca ia tidak menyadari ada orang didepannya.
"Aduh! Maaf! Sini gue bantu," Ucap Vanya dengan membantu orang yang tidak sengaja ditabraknya.
Vanya diajarkan oleh kedua orang tuanya juga Rafa untuk mementingkan sebuah kata 'maaf' dan 'terima kasih' karena dimasa sekarang budaya sopan santun sudah mulai hilang karena terpengaruh oleh globalisasi.
Banyak para remaja yang menyalahgunakan kata yang kurang sopan dan tidak menghargai sesama manusia. Bahkan mungkin banyak juga yang melakukan body shaming baik secara langsung maupun tidak dan cuman menganggap candaan padahal mereka tidak mengetahui itu bisa saja mengganggu mental sang korban.
Negara kita merupakan negara yang dikenal sebagai negara sopan santun seketika langsung hilang budaya sopan santun semenjak teknologi semakin maju. Sekarang bukan lagi 'mulutmu harimaumu' tetapi kini mungkin sudah berubah menjadi 'jarimu harimaumu' semenjak teknologi makin maju.
Bukan salah teknologinya tetapi salah penggunanya yang tidak bisa menggunakan teknologi secara bijak. Makanya kita sebagai pengguna teknologi yang bijak harus berpikir sebelum melihat maupun mengetik sesuatu mungkin saja itu bisa menyinggung perasaan orang tanpa kita sadari.
Pembelajaran sopan santun, mandiri dan penggunaan barang dengan bijak itulah yang Vanya tetapkan dalam kehidupannya dalam sehari-hari.
Vanya sepertinya tidak sadar sudah menabrak siapa karena dirinya keasyikan menghapal materi, padahal materi itu harus dipahami tetapi dirinya lebih nyaman dihapal soalnya kalau dipahami seketika materi itu hilang di otaknya.
"Vanya."
"Hah? Siapa? Eh! Angel," Ucap Vanya yang sedikit terkejut melihat keberadaan Angel.
"Vanya, apa kabar?" Tanya Angel dengan tersenyum kecil.
"Oh baik! Lo apa kabar? Selama ini Lo kemana aja? Padahal gue sama yang lain cariin Lo," Ucap Vanya seadanya karena memang benar dirinya juga para sahabatnya mencari Angel.
"Ehm... Itu gue ke rumah om gue," Ucap Angel yang sedikit ragu-ragu.
"Wah! Ketara banget nih orang sedang bohong," Batin Vanya.
Sebenarnya Angel sangat benar-benar ketahuan berbohong. Soalnya mata Angel selalu terus bergerak kalau Vanya tatap Angel selalu mengalihkan pandangan matanya, juga gerak-geriknya seperti gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kehidupan [END] ✓
FantasyAdhisti Lavanya Candramaya atau gadis yang biasa disebut Vanya merupakan sosok yang tidak bisa ditebak terkadang banyak bacot, lawak, bengis, kejam dan bisa dibilang seperti punya kepribadian ganda. Vanya bekerja sebagai penulis novel dengan pembun...